Partai Favorit Anak Muda pada Pemilu 2024: Gerindra, PDI-P, Golkar
Kaum muda (generasi Z dan generasi milenial muda) lebih banyak memilih Partai Gerindra, PDI-P, dan Golkar.
Orientasi politik anak muda pada Pemilu 2024 ini terbaca dari hasil survei pascapencoblosan atau exit poll yang dilakukan Litbang Kompas pada 14 Februari 2024 lalu. Dukungan responden generasi muda yang berasal dari generasi Z dan milenial muda ini dominan ke Partai Gerindra, PDI-P, dan Golkar. Dua partai lain yang juga banyak mendapat dukungan kaum muda ialah PKB dan Partai Nasdem.
Jika dipilah berdasarkan generasi, kaum muda yang masuk generasi Z, berusia 17-25 tahun, dominan memberikan suara ke Gerindra (21,4 persen), PDI-P (12,3 persen), dan Golkar (10,3 persen). Kemudian, ke PKB (8,1 persen) dan Nasdem 7,2 persen.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pola yang hampir sama juga terjadi pada generasi milenial muda. Mereka yang berusia 26-33 tahun juga lebih banyak memilih Gerindra (19,9 persen), PDI-P (14,9 persen), dan Golkar (10,8 persen). Selain itu, milenial muda ini juga banyak memilih Nasdem (8,4 persen) dan PKB (8,1 persen).
Melihat latar belakang responden, pola dukungan kepada Gerindra, PDI-P, dan Golkar ini cenderung sama, baik oleh responden muda yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki maupun berdasarkan tingkat pendidikan. Responden Gen Z dan milenial muda dengan tingkat pendidikan dasar hingga tinggi juga memiliki proporsi dukungan senada kepada Gerindra, PDI-P, dan Golkar.
Demikian pula dengan kelas sosial ekonomi. Mereka yang berasal dari kelas sosial bawah hingga tinggi juga cenderung memberikan dukungan dominan kepada ketiga partai tersebut.
Dari aspek sebaran wilayahnya, dukungan anak muda ke Gerindra, PDI-P, dan Golkar ini cukup merata. Di segmen pemilih Gen Z, Gerindra dominan mendapat dukungan di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi dengan tingkat dukungan 21,1-23 persen.
PDI-P dominan didukung Gen Z di wilayah Bali-Nusa Tenggara dan Maluku-Papua. Sementara Golkar banyak dipilih Gen Z yang berdomisili di Kalimantan dan Sumatera, walau proporsi dukungannya masih di bawah Gerindra.
Senada, pemilih dari generasi milenial muda (26-33 tahun) di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku-Papua juga banyak melabuhkan pilihan ke Gerindra. Pada segmen pemilih ini, PDI-P hanya dominan berada di Bali-Nusa Tenggara. Sementara pemilih generasi milenial muda di Maluku-Papua lebih banyak memilih Gerindra.
Tren dukungan
Pilihan partai generasi muda ini tidak terlepas dari tren dukungan selama ini. Hasil survei periodik Kompas sepanjang 2023 sudah merekam orientasi politik kaum muda ini. Pada survei Desember 2023, misalnya, Gerindra, PDI-P, dan Golkar sudah menjadi idola pemilih muda. Gerindra terlihat mampu menyita perhatian pemilih generasi Z dengan mendapat dukungan elektabilitas 28,2 persen. Menyusul berikutnya PDI-P (15,3 persen) dan Golkar (6,6 persen).
Jika ditarik ke belakang, tren dukungan ini sudah tergambar pada survei Agustus 2023. Saat itu, pemilih Gen Z juga sudah banyak memberikan dukungan kepada Gerindra (23 persen), PDI-P (18 persen), dan Demokrat (8,7 persen). Sementara pemilih dari generasi milenial muda banyak memberikan dukungan kepada PDI-P (25,9 persen), Gerindra (23,6 persen), dan Golkar (8,5 persen).
Tren dukungan ini sekaligus memberikan gambaran lain pola dukungan generasi muda. Gambaran itu ialah persaingan Gerindra dan PDI-P dalam memperebutkan ceruk suara kaum muda serta kemampuan Golkar menarik suara generasi muda di saat-saat akhir sebelum pencoblosan.
Kedua fenomena tersebut sudah terekam setidaknya sejak awal tahun lalu. Hasil survei Januari 2023 memperlihatkan PDI-P masih mendominasi dukungan anak muda dengan memperoleh 19,5 persen suara responden generasi Z dan 20,7 persen suara responden dari generasi milenial muda. Dukungan tersebut lebih besar dibandingkan Gerindra yang mendapat 17,1 persen suara responden generasi Z dan 16,2 persen suara responden generasi milenial muda.
Pada survei Agustus 2023, kedua partai papan atas masih terus bersaing. PDI-P masih merajai dukungan dari generasi milenial muda yang berusia 26-33 tahun. Sementara Gerindra sudah menggeser dominasi PDI-P di kalangan responden dari generasi Z berusia 17-25 tahun. Pada survei Desember 2023, Gerindra mulai mengambil alih dukungan dari kedua generasi muda ini.
Senada dengan Gerindra, tren kenaikan dukungan Golkar dari pemilih muda ini juga terlihat sejak Agustus 2023. Pada survei Januari 2023, dukungan generasi Z pada Golkar baru 7,7 persen dan generasi milenial muda sebanyak 8,6 persen. Tingkat dukungan generasi muda kepada Golkar ini masih lebih rendah dibandingkan Demokrat dan Nasdem.
Namun, perlahan-lahan dukungan kaum muda kepada Golkar ini mengalami peningkatan. Pada survei Agustus 2023, proporsi dukungan generasi milenial muda kepada Golkar berada di peringkat ketiga setelah Gerindra dan PDI-P. Pada ceruk generasi milenial muda, Golkar mulai menggeser Demokrat dan Nasdem. Hanya, Demokrat masih banyak mendapatkan dukungan dari pemilih generasi Z. Selain Golkar, pada survei Agustus 2023 ini, kenaikan dukungan dari pemilih muda juga banyak dialami PKB.
Dukungan pemilih muda kepada Golkar semakin meningkat pada survei Desember 2023. Golkar berada di peringkat ketiga setelah Gerindra dan PDI-P yang banyak mendapatkan dukungan dari pemilih muda, dengan 6,6 persen dari pemilih Gen Z dan 9,65 persen dari generasi milenial muda.
Popularitas partai di mata generasi muda
Selain tren dukungan, faktor lain yang juga dapat dicermati dari dominannya dukungan generasi muda terhadap ketiga partai tersebut ialah popularitas partai. Di mata anak muda, ketiga partai papan atas itu memang telah populer.
Popularitas ini juga terlihat dari hasil survei Kompas. Pada survei Desember 2023, partai-partai seperti Golkar, Gerindra, dan PDI-P sudah banyak dikenal publik, termasuk generasi muda. Tingkat kepopuleran Golkar mencapai 91,2 persen di benak responden Gen Z dan 92,4 persen pada generasi milenial muda.
Baca juga: "Quick Count" Litbang ”Kompas”, 8 Parpol Telah Raih Kursi Parlemen
Sementara popularitas PDI-P sebesar 81,9 persen (Gen Z) dan 92,6 persen (generasi milenial muda). Berikutnya, tingkat popularitas Gerindra sebesar 85,6 persen (Gen Z) dan 92,4 persen (generasi Mmilenial muda).
Popularitas ketiga partai tersebut meningkat dibandingkan survei Agustus 2023. Saat itu, tingkat popularitas ketiga partai tersebut pada Gen Z berada dalam rentang 78-81,8 persen.
Popularitas partai ini tidak dapat dianggap remeh karena menjadi salah satu alasan kaum muda dalam memilih partai. Dalam hal memilih partai, tingkat popularitas partai menjadi pertimbangan generasi Z (83,9 persen) dan generasi milenial muda (82,6 persen). Meski demikian, di luar popularitas partai, kaum muda ini menjadikan tokoh berpengaruh dalam partai sebagai pertimbangan terkuat dalam memilih partai.
Generasi muda memiliki posisi yang istimewa dalam Pemilu 2024. Mereka yang berasal dari generasi Z (17-25 tahun) dan generasi milenial muda (26-33 tahun) ini merupakan pemilih dengan populasi cukup besar (56,45 persen).
Daftar pemilih tetap (DPT) yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebutkan, ada 22,85 persen pemilih yang merupakan generasi Z dan 33,60 persen lainnya dari generasi milenial.
Besarnya pemilih dari generasi muda ini turut menentukan perolehan partai-partai dalam meraup dukungan suara. Hasil survei pascapencoblosan Litbang Kompas memperlihatkan, proporsi pemilih dari generasi muda ini menjadi tulang punggung elektabilitas partai.
Baca juga: "Quick Count" Litbang Kompas: PDI-P, Golkar, dan Gerindra Unggul
Di Gerindra, misalnya, kontribusi suara pemilih Gen Z mencapai 25,1 persen dan generasi milenial muda sebanyak 16,6 persen. Proporsi gabungan suara generasi muda ini menyumbang 41,7 persen dari total suara yang diraih Gerindra.
Demikian pula dengan PDI-P, Golkar, PKB, dan Nasdem. Kontribusi suara kaum muda di PDI-P yang berasal dari Gen Z dan milenial muda mencapai 32,4 persen. Sementara kontribusi di Golkar 36,5 persen, PKB 36,8 persen, dan Nasdem 40,56 persen.
Keberhasilan partai-partai tersebut menjaring simpati kaum muda bukan sekadar menopang kemenangan partai-partai tersebut. Capaian ini sekaligus menjadi bukti kemampuan adaptasi partai-partai dalam menuangkan gagasan dan program kerja mereka di kalangan anak muda. Pun demikian dengan tokoh-tokoh partai, termasuk para caleg yang diajukan, mereka dapat diterima kaum muda.
Bagi kaum muda sendiri, pola dukungan yang mereka berikan dalam pemilu lalu menjadi eksistensi tersendiri dalam bentuk ekspresi atau selera pilihan anak muda. Dari 18 partai yang mengikuti pemilu, tidak semuanya dinilai dapat menjadi saluran ekspresi mereka.
Baca juga: ”Quick Count” 2024 Litbang Kompas: Golkar Tetap Partai Papan Atas
Hanya ada tiga partai yang mendapat dukungan besar atau lebih dari 10 persen. Di sisi lain, ada 10 partai lain yang mendapat dukungan minim, yaitu di bawah 4 persen. Lima partai lainnya mendapat dukungan 4-10 persen.
Secara umum, pilihan partai anak-anak muda ini sedikit memiliki perbedaan selera dengan total pemilih pada umumnya yang lebih menjadikan PDI-P sebagai partai idola. Ekspresi politik lain ialah tidak semua partai yang mengusung jargon sebagai partainya anak muda atau yang mengusung caleg terbanyak dari generasi muda secara otomatis dapat memenangi hati generasi muda. Anak-anak muda punya cara tersendiri untuk menyeleksi partai favoritnya. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Beda Usia, Beda Selera Capres