Masifnya Perputaran Uang Akhir Tahun 2023
Aktivitas libur akhir tahun bersamaan dengan hajatan politik berpotensi mendongkrak perputaran uang secara nasional.
Libur Natal dan Tahun Baru identik dengan pergerakan masyarakat yang relatif tinggi. Aktivitas ini turut mendorong tingginya jumlah uang beredar di segenap daerah yang mengalami lonjakan mobilitas masyarakat. Pada akhir tahun ini, potensi perputaran uang cenderung lebih tinggi seiring dengan aktivitas kampanye menjelang Pemilu 2024.
Layaknya Ramadhan dan Idul Fitri, libur Natal dan Tahun Baru juga menjadi salah satu akselerator penggerak ekonomi di Indonesia. Momen tersebut tak lepas dari tingginya belanja dan pergerakan masyarakat menjelang tutup tahun.
Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan memperkirakan potensi pergerakan masyarakat pada libur Natal dan Tahun Baru mencapai 107,63 juta orang. Jumlah tersebut setara dengan 39,83 persen dari total populasi Indonesia.
Dengan kata lain, diperkirakan empat dari 10 orang di Indonesia akan bepergian pada akhir tahun ini. Selebihnya menyatakan tidak akan bepergian di akhir tahun. Bisa jadi hanya akan beraktivitas akhir tahun di sekitar kota atau daerah tempat tinggalnya tanpa bepergian jauh ke luar kota.
Dari masyarakat yang berencana bepergian, sebanyak 4,63 persen akan bepergian selama libur Natal saja, sedangkan sebanyak 19,15 persen lainnya hanya akan bepergian pada libur Tahun Baru. Penduduk yang akan bepergian pada kedua masa liburan itu, yakni Natal dan Tahun Baru, sebesar 16,06 persen.
Dibandingkan tahun lalu, potensi pergerakan masyarakat tersebut meningkat 77,59 persen. Peningkatan mobilitas ini seiring dengan kian pulihnya kondisi pascapandemi Covid-19. Adapun pada periode Natal dan Tahun Baru 2022/2023, sebanyak 60,6 juta orang atau sekitar 22 persen penduduk Indonesia melakukan pergerakan menjelang akhir tahun.
Tingginya animo masyarakat untuk bepergian pada momen Natal dan Tahun Baru turut berdampak positif pada perekonomian nasional. Salah satu sektor yang turut meraup keuntungan dari pergerakan masyarakat itu adalah bidang transportasi.
Baca juga: Pola Mobilitas Masyarakat pada Libur Akhir Tahun 2023
Sebagai gambaran, pada triwulan IV akhir tahun lalu sektor transportasi mengalami pertumbuhan tertinggi, mencapai 19,87 persen. Hampir empat kali lipat dari pertumbuhan nasional yang sebesar 5,31 persen. Pertumbuhan yang impresif tersebut juga tak lepas dari masifnya pergerakan masyarakat pada momen Natal dan Tahun Baru.
Selain transportasi, sektor pariwisata juga berpotensi turut terdongkrak dari mobilitas masyarakat tersebut. Pasalnya, survei Kemenhub yang dilakukan secara daring pada 26 Oktober hingga 2 November 2023 menunjukkan bahwa berwisata menjadi tujuan utama masyarakat yang bepergian menjelang akhir tahun ini. Prediksi ini akan berimbas pada sektor pendukung pariwisata, seperti jasa akomodasi hingga industri makanan dan minuman, yang akan turut bergeliat.
Uang beredar
Masifnya pergerakan penduduk pada Natal dan Tahun Baru umumnya diikuti oleh tingginya perputaran uang di kalangan masyarakat. Banyaknya aktivitas kegiatan menjelang akhir tahun mendorong masyarakat membelanjakan uang lebih banyak dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Sejumlah anggaran pengeluaran dipersiapkan, seperti untuk konsumsi, transportasi, akomodasi, hingga membeli oleh-oleh atau cendera mata.
Fenomena tersebut tecermin dari perputaran uang pada periode Natal dan Tahun Baru 2022/2023. Merujuk data Bank Indonesia, jumlah uang beredar tiga bulan menjelang akhir tahun selalu lebih tinggi daripada bulan-bulan sebelumnya.
Tahun 2022, misalnya, uang beredar dalam arti luas (M2) menembus angka Rp 8.000 triliun sejak Oktober. Padahal, pada bulan-bulan sebelumnya, nominalnya baru di kisaran Rp 7.600 triliun-Rp 7.900 triliun.
M2 merupakan gabungan dari uang kartal (kertas dan logam) yang beredar di masyarakat ditambah dengan uang kuasi (simpanan berjangka, tabungan lain, dan simpanan giro valas) serta surat berharga selain saham.
Gambaran tingginya perputaran uang di masyarakat pada akhir tahun tampak dari banyaknya uang kartal yang beredar. Merujuk data BI 2022, uang kartal yang dipegang masyarakat pada bulan November dan Desember naik pesat, yakni 3,94-6,82 persen. Meskipun besarannya tidak setinggi saat Ramadhan dan Idul Fitri pada April 2022, aktivitas Natal dan Tahun Baru tetap menjadi pemantik terbesar kedua perputaran uang kartal di masyarakat.
Baca juga: Mobilitas Masyarakat di Darat, Laut, Udara Meningkat Jelang Natal dan Tahun Baru
Dari sisi nominal, besarannya pun tak jauh berbeda. Pada Desember tahun lalu nilainya Rp 897,8 triliun, sedikit lebih tinggi daripada bulan April yang Rp 896,3 triliun.
Hal lain yang turut menguatkan tingginya perputaran uang di masyarakat pada momen Natal dan Tahun Baru tersebut adalah besarnya penarikan uang dari perbankan (outflow). Desember tahun lalu, penarikan uang oleh masyarakat empat kali lebih besar daripada kegiatan menyetorkan uang ke bank. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas jumlah uang beredar di masyarakat sangat besar.
Nominal penarikannya mencapai Rp 117,73 triliun, sedangkan jumlah uang yang disetorkan masyarakat pada bulan yang sama hanya sekitar Rp 26,4 triliun. Artinya, ada selisih Rp 91,2 triliun uang yang beredar dan dibelanjakan oleh masyarakat. Fenomena demikian juga terjadi pada periode-periode akhir tahun sebelumnya.
2023 lebih masif
Tahun ini, peredaran uang di masyarakat diproyeksikan lebih tinggi dari tahun lalu. Tingginya animo masyarakat untuk bepergian pascapandemi menjadi salah satu faktor utama masifnya perputaran uang kali ini.
Faktor pendorong lainnya adalah percepatan penyerapan anggaran pemerintah atau APBN. Akhir tahun umumnya menjadi momentum untuk mengakselerasi realisasi belanja pemerintah sehingga turut berimbas pada pengeluaran belanja barang dan jasa yang dikonsumsi pemerintah. Banyak hotel digunakan untuk berbagai agenda pertemuan pemerintah yang turut berdampak pada sektor kegiatan lainnya.
Percepatan realisasi tersebut tentu akan mendorong banyaknya kegiatan atau belanja pemerintah di semua bidang, dari pusat hingga daerah. Masifnya pengerjaan proyek di akhir tahun, baik fisik maupun nonfisik, juga akan meningkatkan peredaran uang di masyarakat melalui pemberian upah kepada SDM tenaga kerja yang terlibat. Uang yang dibelanjakan pada akhirnya mendorong tingginya peredaran uang di masyarakat secara luas.
Hal lain lagi yang turut mendorong lebih tingginya perputaran uang pada akhir tahun ini adalah kegiatan kampanye menjelang Pemilu 2024. Berbeda dengan periode-periode sebelumnya, Pemilu 2024 dilaksanakan pada 14 Februari. Dengan demikian, kegiatan kampanye sudah dimulai sejak akhir tahun ini, tepatnya secara resmi pada 28 November 2023.
Baca juga: Natal dan Tahun Baru, Kebutuhan Uang Tunai Masyarakat Diperkirakan Meningkat
Oleh karena itu, peredaran uang yang mulai masif pada akhir tahun ini, beberapa di antaranya merupakan bagian dari belanja kampanye. Salah satunya untuk produksi atribut kampanye, seperti baliho, kaus, hingga pernak-pernik kampanye lainnya. Perjalanan dinas para calon legislator, petugas partai, capres-cawapres, hingga tim pemenangannya sudah pasti akan turut mempercepat perputaran uang secara masif skala nasional.
Efek domino dari pesta demokrasi tersebut turut berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Berkaca pada periode pemilu sebelumnya, segala rangkaian kegiatan pemilu menjadi salah satu pemicu tingginya perputaran uang di masyarakat (Kompas, 23 November 2023).
Dari deskripsi tersebut mengindikasikan bahwa banyaknya aktivitas di pengujung tahun ini mulai dari libur Natal dan Tahun Baru yang bersamaan dengan hajatan politik berpotensi besar mendongkrak perputaran uang secara nasional. Hal ini menjadi momentum untuk mengakselerasi perekonomian secara keseluruhan.
Harapannya, dengan masifnya pergerakan masyarakat ini, para pemangku kepentingan mampu memberikan pelayanan yang optimal dari segi keselamatan saat bermobilitas. Selain itu, tercipta situasi yang kondusif dan aman meskipun dalam masa kampanye politik yang penuh dengan persaingan meraih simpati publik. (Litbang Kompas)