Laga Para Petahana Caleg DPR RI Dapil DKI Jakarta 1
Enam petahana caleg dari daerah pemilihan DKI Jakarta 1 kembali memperebutkan enam kursi DPR RI pada Pemilu 2024 mendatang. Mereka akan beradu dengan caleg-caleg baru di tengah rasonalitas pemilih yang mapan dan cerdas.
Provinsi DKI Jakarta terbagi dalam tiga daerah pemilihan atau dapil pada Pemilu 2024 mendatang. Ketiganya ialah dapil DKI Jakarta 1 (Jakarta Timur), DKI Jakarta 2 (Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Luar Negeri), dan DKI Jakarta 3 (Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Jakarta Barat).
Dari jumlah wilayahnya, dapil DKI Jakarta 1 hanya terdiri dari satu kota/kabupaten. Karakteristik semacam ini hanya ditemui di dua dari 84 dapil Pemilu 2024. Selain DKI Jakarta 1, dapil lain yang hanya terdiri dari satu kabupaten/kota ialah Jawa Barat V (Kabupaten Bogor).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Hal ini tidak terlepas dari luas wilayah dan besarnya jumlah pemilih di Jakarta Timur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, Jakarta Timur merupakan wilayah paling luas di DKI Jakarta dengan luasan mencapai 185,54 kilometer persegi. Demikian pula jumlah pemilihnya yang mencapai 2.383.972 pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT). Jumlah pemilih tersebut lebih banyak dari wilayah lain di DKI Jakarta, termasuk Jakarta Barat (1.905.352 orang) dan Jakarta Selatan (1.766.049 pemilih).
Terdapat enam kursi ke Senayan yang dapat diperebutkan dari dapil DKI Jakarta 1. Dengan 107 calon anggota legislatif (caleg) yang maju, rasio satu kursi DPR RI tersebut akan diperebutkan oleh 17 caleg. Adapun rasio caleg dengan jumlah pemilih ialah satu orang caleg berbanding 22.336 pemilih.
Meski demikian, untuk lolos dari dapil ini tidaklah ringan. Hal ini mengingat capaian suara yang didapat caleg-caleg sebelumnya yang berada di atas rasio caleg dan jumlah pemilih. Pada Pemilu 2019 terdapat enam caleg yang lolos ke Senayan. Merujuk dari data Sertifikat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilu 2019, minimal dukungan yang didapatkan oleh mereka yang berhasil lolos ialah 36.185 suara. Adapun perolehan suara tertinggi saat itu mencapai 155.285 suara.
Selain capaian suara, faktor lain yang membuat aroma persaingan ketat di dapil ini ialah tampilnya kembali para petahana pada Pemilu 2024 mendatang. Keenam petahana tersebut ialah Habiburokhman (Gerindra), Putra Nababan dan Sondang Tiar Debora Tampubolon (PDI-P), Mardani Ali Sera dan Anis Byarwati (PKS), dan Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio (PAN).
Jika ditarik ke belakang, fenomena laga caleg petahana ini juga terjadi pada Pemilu 2019. Saat itu, lima dari enam caleg yang terpilih pada Pemilu 2014 kembali ikut bertarung menjadi wakil rakyat.
Selain para petahana, persaingan di dapil ini pada pemilu mendatang juga diwarnai tampilnya para pesohor hingga menteri. Sederet pesohor dan tokoh publik yang menjajal kemampuan elektoralnya ialah Menpora Ario Bimo Nandito dan Wanda Hamidah (Partai Golkar), Ayu Azhari (PAN), Yusuf Mansur dan Aiman Witjaksono (Perindo), serta Gilang Dirgahari (PPP).
PDI-P dan PKS
Keberadaan sejumlah pesohor dan tokoh publik ini tidak dapat dilepaskan dari strategi partai-partai untuk mendulang suara. Peningkatan suara partai akan berpengaruh pada geopolitik penguasan politik di wilayah tersebut.
Dalam dua pemilu terakhir, PDI-P dan PKS cukup dominan menguasai perolehan suara di dapil DKI Jakarta 1 ini. Pada Pemilu 2019 lalu, PDI-P keluar sebagai pemenang dengan meraih 360.141 suara, diikuti PKS yang mendapatkan 343.789 suara. Kedua partai ini mampu menempatkan dua wakilnya ke Senayan.
Selain dua partai tersebut, Gerindra dan PAN juga berhasil mengirimkan satu wakilnya ke DPR RI. Gerindra mendapatkan 251.054 suara, sedangkan PAN memperoleh 171.081 suara. Praktis, hanya empat partai ini yg mampu meloloskan wakilnya ke DPR. Padahal, pada pemilu sebelumnya, yaitu Pemilu 2014, masih ada enam partai yang mampu bersaing. Keenam partai tersebut ialah PDI-P, PKS, Golkar, Gerindra, Demokrat, dan PPP.
Penguatan elektoral PDI-P dan PKS dalam dua pemilu terakhir menjadi modal dalam mempertahankan pengaruh geopolitik partai di wilayah timur ibu kota. Bagi PDI-P, dapil ini cenderung menjadi daerah dengan atribut loyalis pemenang pemilu. Hal ini ditunjukkan dengan keberhasilan PDI-P meraih kemenangan di dua pemilu terakhir.
Meski demikian, dalam Pemilu 2024 mendatang tantangan mempertahankan dukungan elektoral ini tidaklah mudah. Hal ini setidaknya dapat diamati dari dua penyebab, yaitu dinamika penguasaan elektoral dan pencalonan caleg.
Rekam jejak pada pemilu-pemilu sebelumnya menunjukkan potensi kemenangan partai-partai lain di luar PDI-P. Pada Pemilu 2009, Demokrat berhasil tampil sebagai pemenang pemilu dan berhasil merebut dua kursi DPR. Selain itu, penguatan partai lain, seperti PKS, yang kini mampu menyamai PDI-P dalam perebutan jumlah kursi DPR.
Di luar jejak penguasaan elektoral, kemapanan partai-partai tersebut juga menghadapi tantangan dari munculnya caleg-caleg baru. Pada Pemilu 2024, sebanyak 92 persen caleg yang maju merupakan wajah baru. Setidaknya terdapat sembilan orang caleg lama (8,4 persen) yang berlaga di pemilu mendatang. Fenomena ini hampir senada dengan Pemilu 2019. Saat itu petahana yang kembali mencalonkan sebesar 9,9 persen orang dari 91 orang caleg.
Kehadiran wajah-wajah baru menambah aroma persaingan bagi petahana mengingat sebagian di antaranya merupakan pesohor dan tokoh publik yang mengandalkan modal jaringan politik, kemampuan ekonomi, dan popularitas. Salah satu sosok caleg baru ini ialah Ario Bimo Nandito atau Dito Ariotedjo. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) ini merupakan politisi muda Partai Golkar.
Di Golkar, Dito tercatat pernah menjadi Ketua Umum DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) periode 2017-2022. Selain memiliki jaringan politik, Dito juga aktif di bidang olahraga dengan menjadi Chairman Rans Nusantara FC, klub sepak bola nasional yang ikut berlaga di Liga 1 2022/2023. Dito juga menjadi pengurus Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Provinsi DKI Jakarta.
Selain Dito, ada pula politisi PKB Hasbiallah Ilyas yang memiliki modal jaringan politik dan elektoral. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKB DKI Jakarta ini merupakan anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024.
Politisi lain yang juga maju dari Dapil DKI Jakarta 1 ialah politisi Partai Nasdem, Ahmad Ali. Wakil Ketua Umum Partai Nasdem ini merupakan petahana DPR RI. Meski menjadi wajah baru di dapil DKI Jakarta 1, Ahmad Ali berhasil lolos menjadi anggota DPR RI periode 2019-20124. Pada Pemilu 2019 lalu, Ahmad Ali maju dari dapil Sulawesi Tengah.
Pemilih cerdas dan mapan
Keberadaan petahana anggota DPR dan caleg-caleg baru menjadikan persaingan di dapil DKI Jakarta 1 menjadi kompetitif dan penuh kejutan. Hasil Pemilu 2019 lalu menunjukkan seluruh petahana anggota parlemen 2014-2019 tidak lolos menjadi anggota DPR 2019-2024. Hampir senada, petahana anggota DPR 2009-2014 juga dominan belum beruntung. Hanya ada satu petahana yang berhasil lolos kembali menjadi anggota DPR 2014-2019.
Selain bersaing dengan wajah-wajah baru, para caleg yang berlaga memperebutkan suara di Jakarta Timur ini juga harus berhadapan dengan karakter pemilih yang mapan dan cerdas. Berada di wilayah metropolitan menjadikan warga Jakarta Timur relatif lebih mapan secara ekonomi dan mengenyam tingkat pendidikan yang baik.
Baca juga: Persaingan Ketat Caleg di Dapil Neraka
Data BPS tahun 2022 menunjukkan, Jakarta Timur memiliki produk domestik regional bruto sebesar Rp 546,87 triliun dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,06 persen. Mapannya perekonomian Jakarta Timur juga diikuti kualitas manusia. Hal tersebut tergambar dari angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jakarta Timur tahun 2022 yang mencapai 81,65. Capaian IPM dengan kategori ”sangat tinggi” ini berada di atas IPM Indonesia yang mencapai 72,91 pada periode yang sama.
Tingkat perekonomian dan tingkat pendidikan yang baik ini menjadikan wilayah Jakarta Timur menjadi tantangan tersendiri bagi para caleg untuk meyakinkan warga guna mendapatkan dukungan suara dalam Pemilu 2024 mendatang. (LITBANG KOMPAS)