Menggaet Pemilih dengan Politik Gagasan
Memperkuat politik gagasan menjadi strategi PAN untuk menggaet pemilih di Pemilu 2024.
Perjalanan Partai Amanat Nasional dalam kancah perpolitikan nasional genap berjalan 25 tahun pada 23 Agustus 2023. Di usia yang semakin matang, partai politik yang didirikan di awal era reformasi 1998 ini makin teruji sebagai partai papan tengah di panggung politik Indonesia.
Mampu bertahan dengan mendudukkan wakilnya di Senayan dalam lima kali pemilu berturut-turut sejak didirikan menjadi kekuatan Partai Amanat Nasional (PAN) dalam memperjuangkan kedaulatan rakyat, demokrasi, kemajuan, dan keadilan sosial. Pemilu 2024 menjadi tantangan baru bagi partai berlambang matahari ini.
Betapa tidak, salah satu deklarator sekaligus ketua umum pertama PAN, Amien Rais, menjelang Pemilu 2024 mendirikan Partai Ummat. Sama dengan PAN, Partai Ummat menjadi peserta Pemilu 2024. Tentu tanpa sosok sang deklarator itu, PAN tetap optimistis untuk mendulang secara optimal suara dari pemilihnya.
Bagaimanapun Amien Rais merupakan sosok yang mengiringi perjalanan awal sejarah PAN yang kemudian menjadi partai politik papan menengah hingga saat ini. PAN dibentuk sebagai partai nasionalis. Meski pada dasarnya terbuka, partai ini juga lahir dengan napas Islam dan memiliki asas ”akhlak politik berlandaskan agama yang membawa rahmat bagi sekalian alam”.
PAN juga didirikan dengan tujuan sebagai partai politik terdepan dalam mewujudkan masyarakat madani yang adil dan makmur, pemerintahan yang baik dan bersih di dalam negara Indonesia yang demokratis dan berdaulat, serta diridai Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
Dinamika politik
Dinamika politik PAN terlihat dari lima kali pemilu yang diikutinya. Pada Pemilu 1999 yang pertama diikuti bersama 47 partai lainnya (partai peserta pemilu terbanyak setelah era Orde Baru), PAN berhasil menunjukkan eksistensinya. Dengan memperoleh 7,5 juta suara pemilih atau 7,11 persen perolehan suara nasional, PAN berhasil merebut 34 kursi parlemen pusat atau 7,4 persen dari 462 kursi yang diperebutkan.
Tidak hanya itu, PAN bertengger di peringkat ke-5 setelah deretan partai-partai besar, yaitu PDI-P, Partai Golkar, PPP, dan PKB. Pada Pemilu 1999 tersebut PAN membuktikan bahwa kekuatan partainya mampu merebut simpati masyarakat pemilih. Bahkan, Amien Rais pun berhasil menduduki jabatan Ketua MPR.
Pada Pemilu 2004 PAN semakin menunjukkan eksistensinya dengan menempatkan pasangan kandidat presiden-wakil presiden yang diusungnya, yakni Amien Rais dan Siswono Yudo Husodo, untuk berlaga dengan empat pasang kandidat lainnya. Hanya saja, pasangan ini gagal di putaran pertama dengan raihan hampir 15 persen suara nasional.
Pada pemilihan yang diselenggarakan secara langsung untuk pertama kali ini perolehan suara PAN menurun menjadi 6,44 persen (7,3 juta suara). Raihan itu membuat PAN turun di peringkat ke-7 partai yang lolos ke Senayan. Meskipun demikian, perolehan kursi justru meningkat menjadi 53 (9,6 persen). Raihan kursi parlemen ini menjadi yang terbanyak dari kelima pemilu yang pernah diikuti.
Selanjutnya dinamika politik PAN semakin dinamis dengan naik turunnya kursi yang diraih di DPR. Pada Pemilu 2009, persentase perolehan suara PAN kembali turun sebesar 0,43 persen hingga harus kehilangan tujuh kursi wakil rakyat di DPR. Saat itu PAN di bawah kepemimpinan Soetrisno Bachir (hasil Kongres PAN II, 7-10 April 2005).
Angin segar mulai menghampiri PAN pada Pemilu 2014 dengan naiknya perolehan suara 51,6 persen dari 6,2 juta menjadi 9,4 juta (7,59 persen suara nasional) dan mendapatkan 48 kursi (8,8 persen). Saat itu PAN juga berhasil menjadikan ketua umumnya, Hatta Rajasa, berkontestasi pada pilpres dengan menjadi calon wakil presiden mendampingi calon presiden Prabowo Subianto, meski kalah dari pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan meraih 46,85 persen suara.
Baca juga: PAN Jodohkan Ganjar-Erick, Keputusan Diserahkan kepada Panglima Tertinggi
Namun, tren elektoral PAN kembali turun di Pemilu 2019. Meski perolehan suara naik tipis, persentasenya menurun menjadi 6,84 persen dan raihan kursi juga turun menjadi hanya 44 kursi (7,7 persen) dari 575 kursi DPR RI yang diperebutkan.
Strategi kemenangan
Naik turunnya dinamika politik partai yang menawarkan semangat pembaruan, terbuka, dan pluralis ini tak lepas dari gejolak di internal partai yang dipicu perbedaan sikap politik antara Amien Rais dan Ketua Umum PAN saat ini, Zulkifli Hasan. Keduanya memiliki pandangan yang berbeda mengenai posisi PAN terhadap pemerintah. Perseteruan mencapai puncaknya ketika Amien tidak masuk struktur kepengurusan PAN periode 2020-2025. Pada 1 Oktober 2020, Amien Rais meninggalkan PAN dan memutuskan membentuk Partai Ummat.
Menjadi partai yang ditinggalkan pendirinya membuat PAN harus melakukan rekonstruksi, konsolidasi, dan rebranding sebagai partai baru, keluar dari bayang-bayang Amien. Dengan target 12 persen suara atau 65 kursi di DPR pada Pemilu 2024, PAN telah memiliki strategi kemenangan dengan persiapan yang jauh lebih kuat dan matang.
Menguatkan politik gagasan berbasis program dan ide menjadi salah satu strategi yang sejak awal diusung agar semakin mengena di antara konstituen. Apalagi, survei Litbang Kompas pada Januari-Februari 2023 merekam sedikitnya 50 persen pemilih PAN menyatakan akan tetap memilih partai berlambang matahari itu pada pemilu mendatang. Dukungan pemilih loyal ini tentu akan semakin menguatkan perjuangan PAN meraih kemenangan.
Untuk memperlebar basis dukungan, PAN juga mendaftarkan para pesohor, seperti Eko ”Patrio”, Pasha ”Ungu”, Opie Kumis, dan Verrel Bramasta, untuk maju sebagai caleg di Pemilu 2024. Mereka telah melewati berbagai tahapan internal, seperti lulus kurikulum sekolah kepartaian agar bisa maju sebagai caleg PAN (Kompas, 24/5/2023).
PAN juga menggelorakan politik gagasan tersebut kepada konstituen baru yang diharapkan akan datang dari kalangan milenial yang dinilai kritis dan pemilih yang sangat rasional. Sederet ide ditawarkan kepada anak muda dalam rangka menghadirkan solusi bagi persoalan yang tengah dihadapi masyarakat. Di antaranya, memberikan lapangan kerja dan kemudahan memiliki hunian. Selain itu, juga mendorong jiwa berwirausaha di kalangan anak muda.
Strategi yang dilancarkan tentu untuk mendukung keputusan PAN yang berada dalam barisan Koalisi Indonesia Maju yang mengusung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Beragam strategi dan keputusan koalisi tersebut menjadi bekal PAN dalam kontestasi Pilpres 2024. Utamanya ialah politik gagasan akan menjadi pintu bagi PAN menggapai target elektoral yang ditetapkan.