Kunjungan Wisatawan Asing 1 Juta Orang Per Bulan
Memasuki era endemi, lonjakan dunia pariwisata nasional menggeliat. Jumlah wisatawan mancanegara mulai melonjak. Sebuah optimisme bagi kebangkitan ekonomi nasional.

Sejak Juni 2023, jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia tembus 1 juta orang per bulan. Dengan demikian, jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia hingga Juli 2023 sudah melebihi total tahun 2022. Target 7,4 juta wisatawan asing pada 2023 pun niscaya akan terlampaui.
Pada Juli 2023, jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia mencapai 1,12 juta kunjungan. Jumlah ini meningkat 5,66 persen dibandingkan Juni 2023 yang tercatat 1,06 juta kunjungan.
Kenaikan itu juga cukup fantastis jika dibandingkan Juni 2022 yang hanya 645.121 kunjungan. Berarti terjadi kenaikan sebesar 74,07 persen.
Total kunjungan wisatawan asing selama 2023 ini (Januari-Juli) tercatat mencapai 6,31 juta kunjungan wisatawan. Jumlah ini naik dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun 2022 (2,12 juta kunjungan).
Kenaikan kunjungan turis asing ini jika dilihat dari negara asalnya paling banyak disumbang oleh turis dari Eropa. Pada Juli 2023, jumlah turis dari Eropa bertambah 54,72 persen dibandingkan pada Juni 2023.

Penambahan terbanyak adalah turis dari Belanda (102,5 persen) dan Perancis (85,2 persen). Setelah itu disusul oleh turis dari Afrika yang bertambah 23 persen.
Sementara itu, turis dari kawasan ASEAN turun 16,14 persen. Singapura yang selama ini menyumbang turis paling banyak ke Indonesia, pada Juli 2023 jumlahnya berkurang 37 persen dibandingkan Juni 2023.
Padahal, pada Juni 2023, jumlah turis dari Singapura masih tercatat sebagai yang terbanyak, yaitu 174.440 kunjungan atau 16,4 persen dari total turis asing yang ke Indonesia.
Jika dibandingkan dengan total kunjungan wisatawan asing selama tahun 2022 yang sebanyak 5,47 juta kunjungan, jumlah kunjungan wisatawan hingga Juli 2023 ini sudah melampaui atau lebih tinggi 15,35 persen.
Hal ini menunjukkan pemulihan sektor pariwisata yang lebih cepat pascapandemi. Sekaligus juga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Dengan kondisi ini, target 7,4 juta wisatawan asing pada 2023 diprediksi dapat tercapai pada bulan Agustus atau September. Tentunya jika jumlah kunjungan wisatawan asing bisa tetap mencapai 1 juta kunjungan per bulan.

Rombongan wisatawan asing mendapat penjelasan tentang minuman kopi luwak saat mengunjungi kawasan Sompilan di Kecamatan Kraton, Yogyakarta, Senin (11/9/2023). Kunjungan wisatawan asing di sejumlah obyek wisata di Yogyakarta meningkat seiring berlangsungnya masa liburan musim panas bagi masyarakat Eropa. Menurut data BPS DIY, pada Juli 2023 tercatat 12.444 wisatawan mancanegara berkunjung ke Yogyakarta atau meningkat 11,23 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kunjungan wisatawan mancanegara di Yogyakarta pada Juli 2023 meningkat 15 kali lipat dibandingkan pada Juli 2022.
Turis asing yang potensial bagi Indonesia adalah dari kawasan Eropa, Afrika, ASEAN, dan Australia. Turis dari China dan Taiwan juga termasuk potensial untuk datang ke Indonesia.
Hal ini dilihat dari peningkatan jumlah turis China pada Juli 2023 yang naik 423,5 persen dibandingkan Juni 2022. Sementara turis dari Taiwan meningkat 616,8 persen dalam kurun waktu yang sama.
Dengan demikian, hingga akhir tahun 2023 bukan tidak mungkin jumlah kunjungan turis asing bisa mencapai 11 juta-12 juta kunjungan. Jumlah ini akan melampaui target yang ditetapkan. Banyaknya gelaran event internasional, baik acara kenegaraan maupun olahraga, akan menunjang pencapaian ini.
Meski demikian, jumlah perkiraan tersebut belum kembali seperti masa sebelum pandemi. Pencapaian itu baru sekitar 75 persen dibandingkan masa sebelum pandemi. Pada tahun 2019, jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia tercatat 16,1 juta kunjungan.
Baca juga: Menjadi Turis yang Mendukung Wisata Berkelanjutan
Wisata dunia
Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations World Tourism Organization/UNWTO) pada awal tahun menyebutkan sektor pariwisata dunia baru akan pulih seperti sebelum pandemi pada 2024.
Pada tahun 2023, jumlah kedatangan wisatawan internasional hingga akhir tahun hanya akan mencapai 80-95 persen seperti sebelum pandemi. Artinya, akan ada 1 miliar lebih penduduk dunia yang melakukan perjalanan internasional tahun ini.
Namun, skenario ini akan terlampaui seiring dengan pergerakan wisatawan internasioal hingga pertengahan tahun ini. Dahaga akan perjalanan lintas negara yang terkekang selama pandemi terluapkan.
Laporan UNWTO World Tourism Barometer pada Mei 2023 menyebutkan jumlah wisatawan internasional tumbuh 86 persen pada triwulan pertama 2023 dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022. Diperkirakan 235 juta turis melakukan perjalanan internasional pada tiga bulan pertama tahun ini.

Pengunjung menikmati pertunjukan budaya di kompleks Garuda Wisnu Kencana Cultural Park, Badung, Bali, Rabu (21/6/2023). Bali masih menjadi tujuan favorit pariwisata di Indonesia baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
Wilayah Eropa dan Timur Tengah disebut menjadi kawasan yang akan menjadi penyumbang terbesar untuk mencapai kondisi tersebut. Eropa merupakan destinasi wisata utama yang pada triwulan pertama tahun 2023 ini wisatanya telah tumbuh 90 persen dibandingkan masa sebelum pandemi.
Hal itu didorong oleh pergerakan warga negara di dalam kawasan itu sendiri, termasuk turis dari Amerika Serikat. Data dari US National Travel and Tourism Office menyatakan pada bulan Januari 2023, jumlah warga AS yang melakukan perjalanan ke Eropa tumbuh 118 persen dibandingkan bulan yang sama tahun 2022.
Sektor pariwisata di Timur Tengah menunjukkan penguatan yang paling besar. Jumlah kedatangan turis asingnya pada triwulan pertama 2023 ini 15 persen lebih besar dibandingkan jumlah yang tercatat pada periode yang sama tahun 2019. Timur Tengah menjadi kawasan pertama di dunia yang pulih ke masa sebelum pandemi.
Berdasarkan data UNWTO, beberapa negara tujuan wisata yang telah pulih seperti masa sebelum pandemi antara lain Albania, Andorra, Tanjung Verde, Kolombia, Republik Dominika, El Salvador, Etiopia, Honduras, dan Liechtenstein. Juga Qatar, Sint Maarten, dan Uni Emirat Arab.
Beberapa faktor yang meningkatkan jumlah perjalanan turis internasional ini antara lain dilonggarkannya pembatasan perjalanan pascapandemi, dibukanya penerbangan dengan harga yang terjangkau, juga kemudahan aturan mendapatkan visa.

Perjalanan wisata turis dari China juga telah menyumbang pertumbuhan yang tinggi bagi pariwisata di kawasan Asia. Indonesia juga mendapat keuntungan dari perjalanan turis China tersebut. China merupakan salah satu negara asal turis yang masuk dalam empat terbesar di Indonesia.
Pergerakan turis internasional ini masih dihadapkan pada situasi ketidakpastian dunia yang tinggi, meskipun hambatan pandemi telah berakhir. Berdasarkan survei terhadap panel ahli yang dilakukan UNWTO, tantangan ekonomi yang dihadapi global masih tinggi.
Hal itu antara lain karena situasi inflasi dan tingkat suku bunga yang tinggi di banyak negara. Juga harga pangan dan bahan bakar yang cenderung naik, yang dapat memicu resesi global.
Hal-hal inilah yang dapat menghambat pemulihan sektor pariwisata untuk kembali seperti masa sebelum pandemi. Namun, turis yang datang ke Indonesia hingga pertengahan tahun ini memberikan optimisme geliat ekonomi yang lebih tinggi. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Pariwisata Dunia Bangkit, tetapi Belum Sepenuhnya Pulih