Survei Litbang ”Kompas”: Ganjar-Ridwan Kamil dan Kalkulasi Peluang Kemenangan
Dari berbagai sosok calon wakil presiden yang disandingkan dengan Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil terbilang paling potensial. Namun, apakah pasangan ini mampu meraih elektabilitas tertinggi?
Oleh
BESTIAN NAINGGOLAN
·5 menit baca
MAWAR KUSUMA WULAN/KOMPAS
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan selamat kepada ahli waris dalam penganugerahan gelar pahlawan nasional, di Istana Negara, Jakarta (7/11/2022).
Bertemunya Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat, dengan Megawati Soekarnoputri baru-baru ini menguatkan spekulasi politik yang beredar terkait dengan pencalonan dirinya sebagai bakal calon wakil presiden berpasangan dengan Ganjar Pranowo.
Sekalipun dalam penjelasan resminya, Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI-P, mengungkapkan bahwa pertemuan Ridwan Kamil dan Megawati sebatas membahas isu pembangunan, seperti soal monumen Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia Soekarno, tetapi tidak terhindarkan jika alternatif politik pencalonan keduanya semakin santer terdengar.
Dalam setiap hasil survei opini publik, sosok Ridwan Kamil juga tidak luput tersampaikan ke publik sebagai salah satu bakal calon wakil presiden yang dinilai layak. Survei Litbang Kompas periode terakhir, Agustus 2023, misalnya, menempatkan Ridwan Kamil dalam barisan teratas pilihan publik.
Dengan tingkat keterpilihan 8,4 persen, ia bersaing sangat ketat dengan Sandiaga Uno (8,2 persen) dan Erick Thohir (8,0 persen). Bahkan, sejak periode-periode survei sebelumnya, sosoknya sudah bertengger di papan atas persaingan. Khusus dengan Sandiaga Uno, persaingan perebutan posisi teratas di antara keduanya kerap terjadi.
Apabila isu pencalonan dirinya benar terwujud, apa yang menjadi pilihan sebagian publik sejalan dengan pilihan ataupun keputusan partai-partai pendukung pencalonan Ganjar. Namun, terlepas dari itu, apakah memasangkan Ridwan Kamil sebagai bakal calon wakil presiden bagi Ganjar terbilang prospektif? Apabila dipasangkan, seberapa besar Ganjar-Ridwan Kamil mampu mengumpulkan dukungan pemilih? Apakah pasangan ini mampu bersaing dengan bakal calon presiden lainnya?
Dengan menggunakan hasil survei periode terakhir, potensi dukungan yang dapat dituai oleh pasangan Ganjar-Ridwan Kamil memang terbilang signifikan. Beberapa simulasi yang dilakukan dalam memilih pasangan Ganjar, posisi tawar Ridwan Kamil juga terbilang besar. Bersandar pada peluang elektabilitasnya, sosok Ridwan Kamil mampu menjadi faktor yang memperkuat posisi elektabilitas Ganjar.
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri) dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) berjalan bersama saat akan mengikuti acara temu wicara Y20, di Pura Mangkunegaran, Kota Surakarta, Jawa Tengah (28/10/2022).
Elektabilitas Ganjar-Ridwan Kamil
Dalam simulasi pencalonan Ganjar-Ridwan Kamil, misalnya, hasil survei menunjukkan pasangan ini akan menjadi daya tarik bagi sekitar 34,8 persen responden. Dalam posisi elektabilitas sebesar itu, Ganjar-Ridwan Kamil berpotensi bakal mengalahkan Prabowo Subianto (28,9 persen) dan Anies Baswedan (16,6 persen).
Namun, simulasi Ganjar jika dipasangkan dengan sosok lainnya juga tidak kurang menawan. Kehadiran sosok Erick Thohir, misalnya, juga mampu memikat pemilih dengan proporsi yang sama besar (34,8 persen). Selain Ridwan dan Erick Thohir, proporsi keterpilihan Ganjar jika dipasangkan dengan tokoh-tokoh lainnya akan sedikit menurun.
Sebagai gambaran, jika dipasangkan dengan Mahfud MD, misalnya, tidak kurang sebanyak 33,9 persen responden berniat memilihnya. Sementara berpasangan dengan Sandiaga Uno, tidak kurang sebanyak 33,7 persen responden yang tertarik.
Semua paparan di atas menunjukkan, jika bersandarkan pada potensi elektabilitas yang diperoleh, sebenarnya tidak hanya Ridwan Kamil, kehadiran setiap sosok yang dipasangkan dengan Ganjar relatif terbilang positif. Begitu pula, walaupun berpasangan dengan Ridwan Kamil Ganjar potensial mendapatkan elektabilitas tertinggi, capaian itu belum menjaminkan keunggulan yang signifikan.
Pasalnya, dengan proporsi penguasaan tidak kurang dari sepertiga bagian suara pemilih saja masih potensial bagi para pesaing Ganjar untuk merebut kemenangan. Apalagi, dari hasil survei, masih tersisa sekitar 20 persen suara pemilih belum menjatuhkan pilihannya, yang sekaligus menunjukkan ruang penguasaan yang masih terbuka.
Selain belum terjaminkannya keunggulan, simulasi pasangan semacam ini belum menampilkan sisi pembeda ataupun diferensiasi dari keunggulan masing-masing tokoh jika berpasangan dengan Ganjar. Itulah mengapa dalam mengejar keterpilihan yang tertinggi masih diperlukan faktor lain yang mampu memberikan nilai pembeda sekaligus penguat dari keterbatasan Ganjar selama ini dalam upayanya memperluas ruang keterpilihannya.
Terkait hal ini, menjadi relevan jika terhadap setiap sosok yang dipasangkan dikaji pula seberapa jauh setiap sosok tersebut mampu menutup ruang yang selama ini menjadi keterbatasan Ganjar.
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (baju hitam) dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memantau kesiapan bus untuk mudik ke Jateng di area Eks Pabrik Kina milik PT Kimia Farma, Kota Bandung, Jabar (17/4/2023).
Apabila dicermati, berdasarkan hasil survei, ruang penguasaan politik Ganjar selama ini masih terbatas dalam wilayah tertentu. Dukungan terkuat Ganjar, misalnya, terkonsentrasi di Jawa, secara khusus Jawa Tengah. Di Jawa Barat dan Jawa Timur, dua provinsi di Pulau Jawa dengan jumlah pemilih yang terbesar, sosoknya belum dominan. Dengan konsentrasi pendukung semacam itu, kepentingan Ganjar untuk perluasan dukungan di Jawa Barat, Jawa Timur, ataupun luar Jawa menjadi relevan.
Pada sisi politik, sejauh ini para pendukung Ganjar juga masih terkonsentrasi pada para pemilih PDI-P. Kendati beberapa pemilih partai-partai lain juga terbilang cukup signifikan, tetapi masih diperlukan perluasan dukungan yang lebih signifikan.
Dua pertimbangan yang menjadi sisi keterbatasan Ganjar tersebut dapat dijadikan pembobot dalam memilih sosok pasangan ideal. Persoalannya kini, bagaimana dengan Ridwan Kamil? Apakah kedua syarat yang menjadi titik keterbatasan Ganjar tersebut dapat tereliminasi sejalan dengan kehadirannya?
Kelebihan Ridwan Kamil
Mengacu pada hasil survei, sosok Ridwan Kamil memang memiliki kelebihan dalam potensinya memperluas penguasaan pemilih di Jawa Barat. Sebagai mantan pemimpin Jawa Barat, sosoknya banyak dijadikan rujukan sebagai calon wakil presiden.
Dari keseluruhan pemilihnya, tidak kurang dari 41,2 persen bermukim di Jawa Barat. Proporsi ini menjadi yang tertinggi ketimbang para bakal calon wakil presiden lainnya. Hanya saja, di Jawa Timur, proporsi keterpilihannya relatif kecil, di bawah 10 persen. Di luar Pulau Jawa, posisi keterpilihan Ridwan Kamil pun relatif rendah. Hanya sekitar seperempat bagian pemilihnya bermukim di luar Jawa.
Apabila dibandingkan dengan pesaingnya, Erick Thohir ataupun Sandiaga Uno, sebaran pendukung Ridwan Kamil relatif terbatas dalam konsentrasi wilayah tertentu. Erick Thohir memiliki sebaran dukungan relatif lebih merata, baik di Jawa Barat, Jawa Tengah, maupun Jawa Timur.
Dukungan dari pemilihnya di luar Jawa pun relatif proporsional dengan sebaran pemilih di Indonesia. Adapun pendukung Sandiaga Uno lebih banyak bertumpu di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Secara nasional, dukungan terhadap Sandiaga Uno juga terbilang proporsional.
Dari segi partai politik, dukungan terhadap Ridwan Kamil pun berasal dari beragam partai. Terbesar, pendukung Ridwan Kamil mengaku menjadi pemilih PDI-P. Selain itu, berturut-turut berasal dari pemilih Gerindra, Demokrat, PKB, PKS, hingga Nasdem dan Golkar. Keragaman afiliasi politik dari pendukung Ridwan Kamil menunjukkan potensi perluasan dukungan yang bakal ia kontribusikan bagi pasangan capresnya.
Dari sisi dukungan politik, para pesaing Ridwan Kamil pun tampaknya memiliki karakter pendukung yang relatif sama. Pendukung Erick Thohir juga terkonsentrasikan pada pemilih PDI-P, Gerindra, Golkar, dan Demokrat. Pada partai politik lainnya terbilang minim. Sementara Sandiaga Uno, selain PDI-P, Gerindra, dan Golkar, dukungan dari pemilih PKS terbilang signifikan.
Dengan mengacu pada potensi kekuatan penguasaan dukungan wilayah dan partai politik, potensi kekuatan Ridwan Kamil jika berpasangan dengan Ganjar sedikitnya terletak pada kemampuannya memperkuat dukungan pemilih di wilayah yang pernah dipimpinnya. Bersandar pada dukungan semacam ini, upaya Ganjar memperbesar peluang kemenangannya cukup terbuka. (LITBANG KOMPAS)