Final Sepak Bola SEA Games 2023, Asa Indonesia Mengungguli Thailand
Indonesia akan menghadapi Thailand dalam final SEA Games 2023 cabang olahraga sepak bola. Secara kasatmata Thailand sangat dominan dalam kejuaraan ini. Bagaimana kans tim ”Garuda Muda” mengganggu dominasi Thailand?
Oleh
VINCENTIUS GITIYARKO
·4 menit baca
KOMPAS/ARBAIN RAMBEY
Ketua Umum KONI Soerono dan Ketua Umum PSSI Kardono bersama para pemain Indonesia bergambar bersama. Indonesia meraih medali emas SEA Games XVI dengan mengalahkan Thailand di final, 4 Desember 1991. Indonesia menang adu penalti 4-3 di Stadion Rizal Memorial Manila.
Jadwal final sepak bola SEA Games 2023 akan mempertemukan Indonesia dan Thailand. Final kali ini akan menjadi edisi partai puncak yang ke-32. Sejak pertama kali bergulir, tahun 1959, Thailand menjadi raja diraja dalam kejuaraan sepak bola Asia Tenggara ini. Dari seluruh daftar juara, timnas sepak bola ”Negeri Gajah Putih” ini menyabet 16 kali juara (memperhitungkan juga juara bersama tahun 1965). Sebaliknya, Indonesia baru pernah dua kali menyabet juara sepak bola SEA Games, yakni tahun 1987 dan 1991.
Jika melihat negara lain, di urutan kedua ada Malaysia yang pernah menyabet medali emas cabang olahraga sebanyak enam kali. Sementara Myanmar pernah menjuarai sepak bola SEA Games sebanyak lima kali. Vietnam, timnas yang dikalahkan oleh Indonesia di babak semifinal tahun ini, pernah menjuarai kompetisi ini sebanyak tiga kali. Dengan demikian, jika dihitung probabilitas juara dari lima negara yang pernah menjuarai sepakbola SEA Games berturut-turut adalah Thailand (50 persen), Malaysia (18,8 persen), Myanmar (15,6 persen), Vietnam (9,4 persen), dan Indonesia (6,3 persen).
Melihat probabilitas ini, maka posisi Thailand dan Indonesia bak langit dan bumi. Thailand telah menyabet separuh dari seluruh kemungkinan juara, sementara Indonesia baru menjuarai dua kali kompetisi ini. Juara kali terakhir Indonesia pun sudah terjadi sekitar tiga dekade yang lalu. Namun apa pun itu, sejarah tahun ini mencatat Indonesia berhasil mencapai titik puncak melawan Thailand. Dengan begitu, celah harapan timnas Garuda terbuka tahun ini untuk mengganggu dominasi Thailand.
KOMPAS/ARBAIN RAMBEY (ARB)
Kiper andalan Indonesia, Eddy Harto, menjadi penentu bagi kesebelasan Indonesia untuk meraih medali emas SEA Games XVI dengan mengalahkan Thailand di final, 4 Desember 1991. Ribuan pendukung Indonesia langsung menyerbu ke lapangan untuk mengelu-elukan kegemilangan Eddy.
Performa
Terlepas dari tingginya kesenjangan sejarah Indonesia dan Thailand, ketika berhasil merangsek hingga babak final, kedua tim ini telah membuktikan diri layak untuk menjadi calon kuat juara tahun ini. Catatan statistik juga membuktikan Indonesia dan Thailand paling layak menjadi dua tim yang menginjakkan kakinya di babak akhir.
Jika melihat performa yang ditunjukkan timnas U-22 Indonesia pada tahun ini, timnas Garuda Muda sebenarnya patut berbangga. Bagaimana tidak, dalam pertandingan penyisihan grup, Indonesia berhasil menyapu bersih poin maksimal. Dari empat pertandingan penyisihan, Indonesia selalu meraih kemenangan.
Tak hanya itu, produktivitas gol timnas Indonesia juga sangat menyakinkan, dari empat pertandingan tersebut, timnas U-22 Indonesia berhasil menyarangkan 13 gol dan hanya kebobolan satu gol. Artinya, rasio gol timnas Indonesia mencapat tiga gol per pertandingan dengan probabilitas kemenangan mencapai 100 persen.
Berkaca pada performa dalam babak penyisihan, catatan Thailand berada di bawah Indonesia. Dari empat pertandingan penyisihan grup, timnas Negeri Gajah Putih berhasil mendulang 10 poin. Sementara dari catatan selisih gol, Thailand berhasil mencetak 10 gol dengan kebobolan tiga gol. Artinya probabilitas kemenangan Thailand berada di angka 83,3 persen dengan rasio mencetak gol 2,5 gol per pertandingan.
Dari perbandingan statistik ini, tampak bahwa dari probabilitas kemenangan maupun rasio mencetak gol selama babak penyisihan grup, Indonesia mengungguli Thailand. Meskipun ada catatan yang perlu diperhatikan dari komposisi peserta yang terbagi dalam dua grup. Indonesia di grup A berebut tiket lolos dengan Kamboja, Myanmar, Filipina dan Timor Leste, negara-negara yang relatif mudah. Sementara di grup B, Thailand harus berjibaku dengan tim kuat macam Vietnam dan Malaysia, selain Singapura dan Laos.
HUMAS PSSI
Pemain Indonesia, Komang Teguh, merayakan golnya ke gawang Vietnam pada laga semifinal sepak bola putra SEA Games 2023 di Stadion Nasional Phnom Penh, Kamboja (13/5/2023). Indonesia menang, 3-2.
Percaya diri
Apa pun catatannya, Indonesia tetap bisa menggunakan statistik performa selama babak penyisihan grup sebagai modal kepercayaan diri menatap babak final. Tak hanya itu, catatan semifinal juga bisa menambah suntikan semangat bagi tim ”Muda Garuda”. Indonesia berhasil membuktikan diri mengalahkan juara bertahan Vietnam.
Dalam pertandingan yang digelar pada Sabtu (13/5/2023) sore, Indonesia memastikan langkahnya ke final dengan kemenangan 3-2 melawan Vietnam. Tiga gol Indonesia dicetak oleh Komang, Muhammad Ferrari, dan sepakan Muhammad Taufany di menit injury time babak kedua. Di sisi lain, gol Vietnam dicetak oleh Nguyin Van Tung dan sebuah gol bunuh diri dari Bagas Kaffa.
Di partai semifinal lain, tiket melaju di babak final diperoleh Thailand setelah mengalahkan Myanmar dengan skor tiga gol tanpa balas. ”Gajah Perang Muda”, julukan timnas Thailand U-22, mencetak gol melalui Teerasak Poeiphimai, Leon Pitchaya James, dan Anan Yodsangwal. Melihat performa Thailand maupun Indonesia di semifinal sebagai penambah perhitungan performa babak penyisihan berapa potensi gol yang mungkin terjadi di babak final ini?
Apabila probabilitas kemenangan Indonesia dibandingkan dengan Thailand dikalikan dengan rasio golnya, timnas Garuda Muda berpotensi maksimal mencetak skor 3,6. Dengan perhitungan yang sama, timnas Thailand akan berpotensi mencetak gol 2,1. Memang pada titik ini hitungan di atas kertas dengan track record pertandingan selama performa tahun ini, Indonesia lebih unggul.
Akan tetapi, perhitugan ini akan runtuh apabila menempatkan probabilitas juara sepanjang sejarah sebagai pembobot. Dengan perhitungan ini, potensi Indonesia mencetak gol turun hanya sebatas 0,5 gol. Sementara dengan superioritasnya, Thailand bisa menang dengan berapa pun skor maksimal yang mungkin. Bagaimana Timnas U-22 Indonesia harus menyikapi hal ini?
Yang harus menjadi perhatian utama Indonesia adalah performa apik yang berhasil ditunjukkan dalam pergelaran SEA Games 2023 ini. Indonesia berani berkata bahwa catatan statistik mereka mengungguli Thailand. Beban moral bahwa sejarah berpihak pada kemenangan Thailand harus dilupakan oleh timnas Indonesia.
Satu hal lagi yang perlu diingat oleh Timnas Indonesia untuk menambah spirit bermain. Dalam babak penyisihan, Garuda Muda berhasil mencetak lima gol ke gawang Myanmar. Sementara Thailand ”hanya” mampu mengoyak gawang Myanmar tiga kali di semifinal. Tak hanya itu, Indonesia juga mampu mengalahkan Vietnam di babak semifinal, sementara Thailand hanya mampu bermain imbang 1-1 di babak penyisihan Grup B.
Dengan demikian, misi mengalahkan Thailand bukanlah misi yang mustahil. Indonesia harus bisa memaksimalkan kesempatannya untuk mengganggu dominasi Thailand yang terlalu hegemonik dalam kompetisi bola se-Asia Tenggara ini. Timnas Indonesia U-22 tak sepatutnya puas dengan medali perak yang sudah pasti dalam genggaman. (LITBANG KOMPAS)