Arah Pembicaraan Warganet di Momen Lebaran Tahun Ini
Lebaran kembali semarak dan disambut antusias masyarakat pada tahun 2023 ini.
Semarak Lebaran kembali terasa tahun ini, seperti saat sebelum merebaknya Covid-19. Mudik, sajian khas, dan silaturahmi kembali menjadi topik perbincangan menarik di kalangan warganet dan pemberitaan di berbagai media massa. Kemeriahan ini menyisihkan perbedaan penentuan tanggal hari raya Idul Fitri beberapa waktu lalu.
Tahun ini Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah berbeda dalam menentukan 1 Syawal 1444 Hijriah. Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada 21 April 2023, sedangkan NU menetapkan 1 Syawal pada 22 April 2023. Meskipun perbedaan ini sempat menjadi perbincangan warganet, selisih pendapat ini tetap tidak mengusik jalannya ibadah puasa dan juga persiapan hari raya Idul Fitri.
Masyarakat tampaknya lebih terlarut dalam persiapan menjelang Idul Fitri daripada menyikapi perbedaan penetapan 1 Syawal itu. Apalagi, tradisi mudik pada tahun ini sudah berjalan normal tanpa pembatasan mobilitas seperti tahun-tahun sebelumnya. Melalui siaran pers di kanal Youtube Sekretariat Presiden 24 April 2023, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa tahun ini menjadi puncak arus mudik tertinggi sepanjang sejarah. Artinya, antusiasme masyarakat untuk menjalankan perayaan Lebaran sudah kembali normal tanpa ada bayang-bayang pandemi seperti tahun-tahun sebelumnya.
Fenomena antusiasme masyarakat terhadap hari raya umat Islam itu terlihat dari pantauan perbincangan di media sosial yang dilakukan Litbang Kompas melalui aplikasi Talkwalker. Hasil monitor perbincangan warganet selama sepekan (17-24 April 2023) dengan kata kunci ”lebaran” dengan saringan bahasa Indonesia menghasilkan 1,2 juta perbincangan dan 4,8 juta interaksi antarpengguna medsos terkait ”lebaran”.
Dari pantauan sepekan itu, analisis percakapan dapat terbagi dalam tiga periode, yakni sebelum hari raya Lebaran (17-20 April 2023), periode hari raya (21-23 April 2023), dan terakhir sesudah hari raya (24 April 2023). Tentu saja, volume percakapan terbanyak terjadi saat hari raya, di mana hampir setiap warganet akan berinteraksi melalui kanal medsosnya terkait dengan perayaan Idul Fitri.
Hanya saja, apabila memperhatikan keseluruhan cakupannya, ternyata tema perbincangan sebelum dan sesudah hari raya juga menarik dilihat lebih dalam lagi. Ada sejumlah pembicaraan yang topiknya lebih luas dan cukup menjadi perhatian para netizen.
Di periode sebelum hari raya, warganet paling banyak memperbincangkan tema seputar tunjangan hari raya (THR), belanja daring, persiapan mudik, dan penentuan 1 Syawal 1444 H berdasarkan sidang Isbat oleh Kementerian Agama RI.
Dalam lini masa, cukup banyak warganet yang mencoba mengaitkan fenomena gerhana Matahari dengan penentuan hari Lebaran antara NU dan Muhammadiyah. Tahun ini, perbincangan terkait belanja daring berikut promo berbagai lokapasar terbilang berkurang jauh dibandingkan dengan analisis percakapan sebelum Lebaran tahun lalu.
Baca juga: Berbagai Bentuk Tradisi Silaturahmi di Hari Idul Fitri
Khusus untuk persiapan mudik, celah ini dimanfaatkan media massa daring untuk mengunggah konten-konten mengenai persiapan mudik, rute, hingga perhitungan biaya yang perlu disiapkan. Hanya saja, program-program mudik gratis yang biasa diselenggarakan oleh lembaga pemerintah, kementerian, dan BUMN tahun ini kurang terekspos di medsos ataupun pemberitaan media massa daring. Di sisi lain, bisa jadi minat masyarakat tahun ini sudah beralih untuk melakukan mudik secara mandiri tanpa banyak bergantung pada mudik gratis yang diadakan oleh sejumlah institusi.
Selanjutnya, pada periode hari raya, puncak percakapan pada 21-22 April 2023 didorong oleh ucapan selamat Idul Fitri oleh berbagai akun medsos. Foto-foto dan video singkat berisikan konten sajian khas Lebaran, silaturahmi, dan perjalanan mudik menjadi yang terpopuler untuk dibagikan di kalangan warganet. Dalam periode ini juga, berita politik terkait dicalonkannya Ganjar Pranowo oleh PDI-P sebagai bakal calon presiden terselip di lini masa.
Beranjak pada periode pasca-Lebaran (24 April 2023), percakapan warganet justru didorong oleh isu kenaikan harga makanan di restoran ataupun rumah makan. Sebagian warganet memaklumkan hal itu terjadi karena saat Lebaran harga bahan baku cenderung naik. Di sisi lain, sebagian pihak merasa keberatan dengan kenaikan harga di rumah makan karena terkesan memanfaatkan momen liburan hari raya.
Kesempatan promosi
Pada masa Lebaran ini ada hal-hal lain yang juga menarik disumbang oleh akun-akun Twitter yang mengunggah giveaway atau pemberian cuma-cuma kepada pengguna lain yang merespons dalam bentuk retweet, like, dan follow. Sejumlah postingan itu menarik interaksi warganet yang cukup besar. Salah satu tagar terpopuler dalam masa Lebaran ini adalah #zonauang, di mana tagar ini menghasilkan 2.800 percakapan di antara warganet.
Biasanya akun semacam itu terafiliasi dengan produk tertentu yang menjalankan strategi giveaway di medsos. Gunanya untuk menaikkan jumlah pengikut, meningkatkan interaksi, dan tentu saja mempromosikan produk tertentu dengan basis pelanggan. Saat ini, strategi giveaway tidak hanya dilakukan oleh akun resmi dari suatu produk saja, tetapi juga akun pengguna medsos yang umumnya bertujuan menaikkan jumlah pengikut mereka.
Momen Lebaran inilah yang dimanfaatkan akun-akun tersebut untuk mendulang interaksi dari pengguna lain. Hanya saja, fenomena demikian sebenarnya patut diwaspadai, karena tidak sedikit dari akun-akun itu tergolong melakukan penipuan (scam) dengan iming-iming memberi uang digital kepada akun lain yang meresponsnya. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan berpotensi menjadi modus tindak kejahatan digital di kemudian hari.
Baca juga: Menonton Film Indonesia Menjadi Hiburan di Momen Lebaran
Terlepas dari dugaan adanya upaya penipuan tersebut, sejatinya momen Lebaran ini memang menjadi waktu yang relatif tepat untuk mempromosikan beraneka macam produk secara masif di medsos, terutama di Twitter. Di antara beragam produk yang berupaya menaikkan iklan, produk penyedia jasa internet telepon seluler Tri Indonesia dapat dikatakan yang paling terekspos. Akun ini mengunggah postingan berhadiah telepon seluler bagi pengguna medsos yang berhasil menjawab kuis.
Dengan jumlah balasan 36.800 komentar warganet, akun @triindonesia masuk dalam deretan atas akun terpopuler. Sementara itu, akun lokapasar @LazadaID juga terbilang berhasil dengan strategi serupa. Cara pemasaran seperti ini terbilang efektif karena biaya yang digunakan cenderung minim, sedangkan tingkat kesadaran (awareness) publik terhadap merek cenderung meningkat di momen seperti ini.
Dalam momen hari raya atau liburan, interaksi warganet di kanal medsos umumnya lebih banyak di platform Twitter daripada di aplikasi medsos lainnya. Twitter mendominasi percakapan dan interaksi warganet hingga 92 persen. Artinya, promosi di platform ini baik secara berbayar resmi ataupun gratis di akun merek, terbilang efektif dan menjangkau pasar yang lebih luas.
Hanya saja, ramainya interaksi warganet terhadap suatu merek di kanal medsos itu tidak terjadi pada topik bahasan tentang obyek wisata yang menjadi keunggulan daerah. Ada dua kemungkinan, pertama karena kurang maksimalnya promosi lokasi wisata di medsos. Kedua, masyarakat cenderung menggunakan kata kunci ”liburan” dibandingkan dengan ”lebaran” dalam unggahan foto atau video saat mengunjungi lokasi wisata saat masa Lebaran ini.
Kembali ke tradisi
Beragamnya tema yang menjadi bahan perbincangan warganet di medsos sekaligus mengindikasikan bahwa semarak hari raya Lebaran kembali bangkit pada tahun ini. Uniknya di Indonesia, hari raya Lebaran tidak hanya perayaan keagamaan bagi umat Muslim, tetapi juga menjadi tradisi bagi umat beragama lainnya untuk berkumpul dan mengunjungi sanak saudaranya.
Baca juga: Lebaran, Luberan, Leburan, dan Laburan dalam Sepotong Ketupat
Medsos pun kini juga sudah menjadi bagian dari sarana yang menunjang pelaksanaan tradisi Lebaran. Melalui berbagai postingan yang berseliweran di lini masa, warganet dapat mengetahui aktivitas pengguna medsos lainnya selama Lebaran. Ruang untuk saling bermaaf-maafan pun makin cair dengan adanya aplikasi dan saling bertegur sapa melalui videocall. Bahkan, melalui aplikasi itu, komunikasi dapat dilakukan secara interaktif dengan melibatkan banyak orang dalam satu momen percakapan.
Jika di zaman dulu memori Lebaran erat kaitannya dengan bersalaman antar-anggota keluarga, berkumpul dengan teman dan kerabat, berbagi amplop untuk para keponakan, serta hidangan opor ayam dan ketupat, kini memori tentang Lebaran makin diperkaya dengan beragam cerita di medsos. Banyak cerita unik yang dibagikan para pemudik ataupun para pelaku perjalanan selama masa libur Lebaran yang mengundang banyak interaksi dari para warganet.
Melalui medsos, sukacita masa Lebaran menjadi milik bersama semua orang untuk meluapkan kegembiraan bersama keluarga dan kerabatnya. Di atas semua itu, patut disyukuri bahwa momen Lebaran tahun ini dapat dijalani dengan lancar oleh semua lapisan masyarakat tanpa harus memandang perbedaan waktu perayaan Idul Fitri. (LITBANG KOMPAS)