Cermati Dua Puncak Arus Balik Demi Kelancaran Perjalanan
Pemerintah mengimbau bagi para pemudik yang mengarah ke Jakarta dan sekitarnya untuk memilih waktu perjalanan cenderung lengang, yakni H+4 hingga H+6 Lebaran. Agar tidak terkonsentrasi pada saat puncak arus balik.
Oleh
Yohanes Advent Krisdamarjati
·5 menit baca
FAKHRI FADLURROHMAN
Deretan mobil mengantre di Gerbang Tol Cikampek Utama 2, Karawang, Jawa Barat, saat diberlakukan sistem satu arah pada Senin (24/4/2023).
Pemerintah menganjurkan pemudik menghindari perjalanan saat puncak arus balik. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau agar menghindari tiga hari utama puncak arus balik. Gelombang pertama pada 24-25 April 2023 serta gelombang kedua pada 30 April 2023.
Arus balik Lebaran tahun ini memiliki jendela waktu yang relatif pendek apabila dibandingkan dengan arus mudik pekan lalu. Penyebabnya, pemerintah menetapkan cuti bersama setelah Lebaran hanya dua hari. Ketika arus mudik, cuti bersama ditetapkan selama tiga hari, yaitu 19-21 April 2023 atau sejak H-3 Lebaran. Sebaliknya, cuti bersama untuk arus balik hanya dua hari, yakni Senin dan Selasa, 24-25 April 2023.
Dengan keterbatasan waktu tersebut, pemudik perlu lebih bijaksana menentukan waktu perjalanan. Puncak arus balik diprediksi terjadi dua kali, yaitu pada H+2 dan H+3 Lebaran sebagai gelombang pertama, sedangkan H+7 Lebaran atau Minggu (30/4) sebagai gelombang kedua. Dari prediksi ini, setidaknya terdapat celah waktu tiga hari dengan arus kendaraan yang tak terlalu padat, yakni pada rentang H+4 hingga H+6 Lebaran.
Namun, celah waktu relatif lengang itu kemungkinan besar tak dapat secara leluasa dipilih pemudik. Penyebabnya, sebagian pelaku perjalanan memiliki keterbatasan waktu dalam mendapatkan jatah cuti Lebaran. Berakhirnya masa cuti bersama yang relatif singkat pada masa Lebaran ini, yakni 19-25 April 2023, menjadi momen pendorong tingginya arus balik pada awal pekan di akhir April 2023. Pelaku perjalanan dengan waktu cuti relatif singkat itu umumnya tertuju kepada aparatur sipil negara (ASN) atau pegawai institusi pemerintah.
Namun, bagi pemudik yang memiliki tenggat balik lebih longgar, pemerintah mengimbau agar memilih waktu perjalanan yang cenderung lengang, yakni H+4 hingga H+6 Lebaran. Saran ini ditujukan bagi pelaku perjalanan yang mengarah ke Jakarta dan sekitarnya. Imbauan itu lebih menyasar kepada pekerja atau karyawan swasta dengan rentang waktu cuti lebih longgar dibandingkan ASN atau pegawai institusi pemerintah.
Berdasarkan hasil survei Potensi Pergerakan Masyarakat pada Masa Lebaran Tahun 2023 Kementerian Perhubungan, diperkirakan terdapat 123,8 juta orang yang bepergian selama libur Lebaran secara nasional. Khusus potensi pergerakan masyarakat dari Jabodetabek, jumlahnya diprediksi 18,3 juta orang. Sebagian besar pergerakan dari sekitaran Ibu Kota ini mengarah ke Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Jutaan pemudik, khususnya di wilayah Jawa, akan kembali ke tempat asal secara bertahap. Survei Kementerian Perhubungan menunjukkan, dalam kurun waktu H+1 hingga H+7 Lebaran, akan terjadi arus balik yang fluktuatif. Diperkirakan muncul sejumlah simpul kemacetan dan peningkatan kepadatan lalu lintas kendaraan di ruas-ruas jalan yang dilalui pelaku perjalanan.
Puncak arus balik
Arus balik diperkirakan sudah dimulai pada hari kedua Lebaran, yakni 23 April 2023. Terdapat 11 juta pemudik yang diperkirakan melakukan perjalanan hari Minggu lalu. Selanjutnya, pada H+1 Lebaran, Senin (24/4), arus balik diprediksi lengang dengan jumlah pemudik sekitar 8,2 juta orang.
Puncak gelombang arus balik pertama diperkirakan jatuh pada Selasa (25/4) dan Rabu (26/4) atau H+2 serta H+3 Lebaran. Secara nasional, pada puncak gelombang pertama ini, diperkirakan 34 juta pemudik melakukan perjalanan. Apabila diakumulasikan sejak hari kedua Lebaran hingga H+2 Lebaran, diprediksi baru sekitar 54,4 juta orang atau hampir 44 persen pemudik yang sudah melakukan perjalanan balik.
Jadi, diperkirakan masih ada lebih dari separuh pemudik yang belum melakukan perjalanan kembali sehingga potensi kepadatan lalu lintas masih sangat tinggi. Meskipun demikian, masih ada rentang waktu dari H+4 hingga H+7 Lebaran yang dapat dipilih masyarakat supaya tidak berjubel saat puncak arus balik. Apabila arus balik dapat terdistribusi merata, puncak arus balik kedua yang diperkirakan lalu lintasnya sangat padat kemungkinan tak akan terjadi.
Upaya pemerintah untuk meratakan arus balik hingga H+7 Lebaran itu ditempuh dengan beberapa cara. Salah satu strateginya, memberikan potongan tarif bagi pengguna jalan tol pada ruas Semarang-Jakarta pada rentang 27-29 April 2023. Langkah ini bertujuan mendorong pemudik supaya melakukan perjalanan ke arah Jakarta pada rentang tanggal itu.
Petugas mengangkat rambu lalu lintas di Gerbang Tol Cikampek Utama, Karawang, Jawa Barat, Senin (24/4/2023). Rekayasa lalu lintas satu arah atau one way dan contraflow mulai diberlakukan kepolisian untuk mengurangi kemacetan saat arus balik Lebaran 2023.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam jumpa pers pada Minggu (23/4) menyampaikan bahwa PT Jasa Marga dan seluruh operator jalan tol memberikan diskon 20 persen tarif tol yang berlaku pada ruas Semarang-Jakarta. Pemberlakuan potongan tarif efektif pada 27 April 2023 pukul 06.00 WIB dan berakhir pada 29 April 2023 pukul 06.00 WIB.
Diskon diberikan kepada pengguna mulai dari Gerbang Tol Kalikangkung di Semarang hingga keluar gerbang tol di Cikampek. Berkaitan dengan program ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau pemerintah daerah Jawa Tengah, Ditlantas Polda Jawa Tengah, serta berbagai pihak terkait untuk membantu mengumumkan program diskon tarif tol itu. Harapannya, pemudik memperoleh informasi tersebut sehingga dapat berdampak mengurai kepadatan arus balik Lebaran 2023.
Jalur darat
Selain menyiapkan skenario pada ruas jalan tol, sejumlah rencana alternatif juga diterapkan bagi pengguna jalan arteri dan jalur lain. Kebijakan satu arah (one way) pada ruas jalan tersebut akan diberlakukan sesuai prediksi puncak arus balik yang diperkirakan terjadi dua kali.
Periode pertama diberlakukan pada 24-26 April 2023, kemudian periode kedua pada 29 April-2 Mei 2023. Pada kurun waktu tersebut juga diberlakukan sistem ganjil genap di ruas tol. Kendaraan dengan tanda nomor kendaraan bermotor genap hanya boleh melintas di jalan tol pada tanggal genap, begitu pula untuk nomor ganjil.
Merujuk pada ketentuan yang ada, terdapat risiko penumpukan kendaraan dan timbul kemacetan di jalan arteri atau non-tol. Khusus di Pulau Jawa, menurut hasil survei Kementerian Perhubungan, terdapat 34 persen pemudik dengan mobil pribadi memilih melalui Jalan Tol Trans-Jawa.
Berdasarkan data dari pencatatan PT Jasamarga Transjawa Tol, terdapat 557.387 kendaraan yang meninggalkan Jakarta pada kurun waktu H-7 hingga H-1 Lebaran. Angka lalu lintas ini sekitar 182 persen lebih tinggi dibandingkan dengan volume kendaraan kondisi normal. Data ini dihitung dari volume kendaraan yang melintasi Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama.
Sementara itu, data dari Sistem Informasi Angkutan dan Sarana Transportasi Indonesia (SIASATI) Kementerian Perhubungan mencatat, kendaraan keluar dari wilayah DKI Jakarta melalui empat gerbang tol, yaitu GT Ciawi 1, Cikampek Utama 1, Cikupa 1, dan Kalihurip Utama 1. Kendaraan yang melintas keluar pada periode H-7 hingga H-1 Lebaran sebanyak 1.082.960 unit. Artinya, dalam sepekan pada H+1 hingga H+7 Lebaran setidaknya akan ada kendaraan dengan jumlah yang sama kembali ke Jakarta.
Dirlantas Polda Jabar Komisaris Besar Wibowo menyambut warga yang baru datang di Gerbang Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat yang melaju di lajur satu arah pada Senin (24/4/2023).
Adapun jika dilihat dari distribusinya, GT Cikampek Utama 1 dilalui 36,4 persen pemudik yang meninggalkan Jakarta menuju ke arah timur. Selanjutnya, kendaraan yang melewati GT Cikupa 1 sebesar 24,7 persen. Pemudik yang melintas GT Kalihurip Utama 1 mencakup 22,2 persen, sedangkan pemudik yang melalui GT Ciawi 1 mencapai 16,7 persen.
Melihat proporsi tersebut, antisipasi arus balik yang paling padat diperkirakan datang dari arah timur melalui GT Cikampek Utama. Selanjutnya, terbanyak kedua dari arah barat, yakni dari GT Cikupa yang menyambut pemudik dari Banten ataupun Pulau Sumatera. Sementara itu, di urutan terpadat ketiga berada di GT Kalihurip yang menjadi pintu kedatangan pemudik dari Jawa Barat bagian tengah, seperti Purwakarta dan Bandung. Terakhir, dari GT Ciawi sebagai pintu masuk pemudik dari Jawa Barat bagian selatan.
Secara nasional, Jabodetabek memang menjadi salah satu daerah tujuan utama arus balik masa Lebaran. Jalur balik ke arah Jakarta dan Bodetabek sudah menjadi langganan sebagai rute yang paling padat dengan empat arah rute kedatangan jalan tol.
Oleh karena itu, dengan perkiraan jumlah pemudik yang masih banyak di kampung halaman, pemudik perlu memilih waktu perjalanan arus balik yang tepat. Demi memastikan arus balik yang aman dan lancar, pemudik diharapkan mematuhi arahan petugas di lapangan dan memperhatikan keselamatan diri dan sesama pengguna jalan lainnya. Selain itu, pelaku perjalanan diharapkan memperhatikan keadaan stamina fisik beserta keandalan mesin kendaraan selama menempuh perjalanan jauh. (LITBANG KOMPAS)