Istana Batutulis dan Ragam Simbol Pemegang Tiket Capres PDI-P
Ganjar Pranowo diumumkan menjadi calon presiden PDI-P. Salah satu yang menarik ditilik kembali ialah makna-makna simbolik dari PDI-P ketika mengisyaratkan sosok bakal calon presiden yang akan diusungnya.
Ganjar Pranowo diumumkan menjadi calon presiden PDI-P. Salah satu yang menarik ditilik kembali adalah makna-makna simbolik dari PDI-P ketika mengisyaratkan sosok bakal calon presiden yang akan diusungnya.
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengumumkan sosok capres yang bakal diusung dalam perhelatan Pilres 2024. Ganjar Pranowo diumumkan Megawati sebagai calon presiden 2024 di Istana Batutulis, Bogor, Jumat (21/4/2023).
Istana Batutulis merupakan salah satu simbol kultural dalam kancah politik PDI-P dan sekaligus tempat peristirahatan favorit Bung Karno semasa hidupnya. Dulunya, rumah peristirahatan Bung Karno ini bernama Hing Puri Bhima Sakti. Pada zaman pemerintahan Orde Baru, pengelolaan rumah ini berada di bawah Sekretariat Negara meski lahan dan bangunan tersebut milik pribadi Bung Karno.
Setelah reformasi 1998, Presiden Abdurrahman Wahid kemudian menyerahkan kembali kepemilikan rumah peristirahatan Bung Karno ini ke keluarganya. Presiden Gus Dur menyerahkan sertifikat Istana Batutulis kepada keluarga Presiden Soekarno seusai peringatan HUT Ke-55 Kemerdekaan RI di Istana Merdeka 17 Agustus 2000 (Kompas, 20/8/2000).
Masih merujuk pemberitaan yang sama, rumah peristirahatan tersebut dibangun di tepi Jalan Batutulis di depan prasasti Batutulis peninggalan abad ke-15. Pembangunan rumah peristirahatan ini selesai tahun 1963.
Bung Karno sendiri yang memilih lokasi untuk pembuatan sebuah rumah peristirahatan pribadi di depan Prasasti Batutulis. Lahan itu dibeli dari seorang Belanda. Istana Batutulis layak sebagai tempat istirahat karena cukup teduh dengan sejumlah pohon rindang. Dari belakang rumah peristirahatan tersebut, terbentang pemandangan Gunung Salak yang indah.
Lintasan sejarah Istana Batutulis turut menjadi saksi sebagai tempat Bung Karno menjalani tahanan rumah setelah dicopot dari jabatan Presiden RI pada Sidang MPRS Maret 1968. Selama setahun menjalani tahanan rumah di Istana Batutulis, kesehatan Bung Karno makin menurun. Setelah menulis surat sendiri kepada Jenderal Soeharto, Bung Karno akhirnya diizinkan pindah ke Wisma Yaso di Jakarta.
Kilas pencapresan
Selain simbolisasi Istana Batutulis, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri memiliki cara yang khas dalam urusan mengungkap nama capres yang akan diusung. Menilik dari Pemilu 2014 dan 2019, cara yang khas tersebut terlihat dari isyarat-isyarat, hingga pemilihan waktu pengumuman yang tidak terduga.
Pada pengalaman dua pemilu sebelumnya, Megawati memilih momen ketika ada agenda kader PDI-P dari seluruh tingkatan sedang berkumpul. Selain itu juga menggunakan simbol yang terkait dengan sosok Soekarno sebagai pendiri bangsa sekaligus ayah kandungnya.
Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Airlangga, Kacung Marijan, memandang Megawati bukan tokoh yang hanya mempertimbangkan kalkulasi politik elektoral belaka, melainkan juga pertimbangan kultural. Pertimbangan kultural itu terlihat dari perhitungan waktu, tempat, dan simbol-simbol yang biasa ia gunakan ketika mengambil keputusan penting dan mengumumkannya.
Hal tersebut umumnya didapatkan setelah melalui perenungan panjang yang tak bisa ditentukan cepat atau lambat. Keputusan penting tidak sekadar diambil berdasarkan keinginan pribadi, tetapi juga restu dari Yang Mahakuasa (Kompas, 4/1/2023).
Pada saat menjelang Pilpres 2014, Megawati menugaskan Joko Widodo yang kala itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk membacakan dedication of life pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDI-P 2013. Dedication of life merupakan penggalan surat yang ditulis Bung Karno pada 10 September 1966. Surat tersebut berisi tentang semangat pengabdian yang dihidupinya untuk rakyat dan bangsa Indonesia.
Setelah Rakernas III PDI-P 2023, Jokowi terlihat semakin sering berjalan bersama Megawati, serta menghadiri acara PDI-P yang digelar hampir setiap pekan. Salah satu agenda kegiatan simbolis yang cukup menonjol adalah ketika Jokowi bersama Megawati berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur, pada Maret 2014.
Kemudian pada 14 Maret 2014, Megawati mengumumkan keputusannya melalui surat tulisan tangannya. Surat dibacakan oleh Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI-P Puan Maharani dalam rapat DPP PDI-P di Lenteng Agung, Jakarta.
Pengumuman Jokowi sebagai capres yang diusung PDI-P pada 2014 tersebut tepat dua bulan sebelum pendaftaran capres cawapres resmi dibuka oleh KPU. Berbeda ketika jelang Pilpres 2019. Megawati mengumumkan Jokowi sebagai capres untuk kedua kalinya secara lebih awal. Pengumuman dilakukan enam bulan sebelum pendaftaran dibuka pada 4 Agustus 2018.
Kala itu Megawati secara mendadak mengumumkan nama Jokowi saat pembukaan Rakernas III PDI-P di Sanur, Bali, 23 Februari 2018. Namun, keputusan itu sebenarnya sudah diambil tiga hari sebelumnya ketika Megawati bertemu empat mata dengan Jokowi di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat.
Kader gubernur
Sebagaimana Jokowi pada 2018, kini Ganjar juga dicalonkan sebagai presiden di Istana Batutulis. Pemilihan rumah peristirahatan Bung Karno ini menjadi makna simbolik untuk mengingat Bung Karno. Bukan kebetulan pula jika sebelum dicalonkan sebagai presiden, Jokowi dan Ganjar sama-sama menyandang jabatan gubernur. Jokowi diusung PDI-P sebagai Gubernur DKI Jakarta di Pilkada 2012, sedangkan Ganjar pada Pilkada Jawa Tengah 2013 dan 2018.
Pencalonan dua sosok yang pernah menjabat gubernur ini setidaknya memiliki dua makna mendasar. Pertama ialah pencalonan dari dalam kader partai. Tidak semua parpol memiliki kemampuan mencalonkan kadernya sendiri dan PDI-P termasuk salah satu partai yang berhasil mempertahankan tradisi ini.
Faktor kedua, terkait dengan kaderisasi. Pencalonan kader gubernur ini menjadi buah dari perjalanan PDI-P menjalankan kaderisasi yang antara lain dijalankan lewat program sekolah partai. Kaderisasi ini menghasilkan ratusan pemimpin daerah, baik di lembaga eksekutif maupun legislatif di seluruh Indonesia.
Merunut jejak pemberitaan Kompas,PDI-P pertama kali melakukan kaderisasi tahun 2001. Upaya itu terus ditingkatkan dengan membentuk sekolah kader dan melakukan psikotes terhadap semua kadernya yang akan mengikuti kontestasi pada pilkada ataupun pemilu. Psikotes ini dilakukan untuk mengetahui daya juang, kepemimpinan, serta kepribadian calon pemimpin.
Untuk keperluan kaderisasi ini, PDI-P bahkan mengalihfungsikan kantor PDI-P di Lenteng Agung, Jakarta, sebagai sekolah partai. Di sekolah ini calon pengurus partai, calon anggota legislatif, dan calon kepala daerah digembleng agar memiliki kesadaran ideologis berdasarkan Pancasila.
Salah satu bentuk kaderisasi tersebut ialah rapat koordinasi seluruh kepala daerah dari PDI-P pada Juni 2022. Saat itu, 192 kepala daerah dan wakil kepala daerah tingkat provinsi, kota, dan kabupaten mengikuti rakor kepala dan wakil kepala daerah di Sekolah Partai PDI-P, Lentang Agung, Jakarta.
Seluruh pejabat pemerintah daerah ini menginap bersama di bangsal Sekolah Partai yang sempit. Menurut Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, dengan menginap di bangsal, sesama kepala daerah bisa lebih dekat sehingga kerja sama bisa lebih erat. Selain itu untuk mengingat kembali perjuangan Bung Karno yang menulis Indonesia Menggugat di ruang sempit (Kompas, 20/6/2022).
Ganjar Pranowo merupakan salah satu peserta yang menginap di bangsal Sekolah Partai. Ditambah pengumuman Ganjar sebagai capres 2024 di rumah peristirahatan Bung Karno di Batutulis, deklarasi calon presiden ini memberi pesan simbolik kepada Ganjar dan seluruh kader PDI-P tentang kepemimpinan Pancasila dan semangat Bung Karno memperjuangkan kedaulatan Indonesia. (LITBANG KOMPAS)