logo Kompas.id
RisetSulitnya Mengatasi Baju Bekas ...
Iklan

Sulitnya Mengatasi Baju Bekas Impor yang Tinggi Peminat

Ada sejumlah daya tarik pakaian bekas impor di mata para konsumen. Di antaranya harga relatif murah dan kepantasan ketika mengenakannya. Biasanya produk bermerek terkenal dari luar negeri menjadi incaran konsumen.

Oleh
Yohanes Advent Krisdamarjati
· 7 menit baca
Pedagang pakaian impor bekas, Tia (45), sedang merapikan dagangannya di Metro Pasar Baru, Jakarta, Sabtu (1/4/2023). Ia akan mengikuti regulasi yang ditetapkan pemerintah sembari berharap pemerintah memberikan solusi nyata.
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA

Pedagang pakaian impor bekas, Tia (45), sedang merapikan dagangannya di Metro Pasar Baru, Jakarta, Sabtu (1/4/2023). Ia akan mengikuti regulasi yang ditetapkan pemerintah sembari berharap pemerintah memberikan solusi nyata.

Impor komoditas sandang bekas dari luar negeri merupakan tindakan ilegal. Namun, untuk menangkal distribusi produk fashion ilegal ini, tidaklah mudah. Tingginya permintaan dari konsumen, besarnya nilai ekonomi perdagangan, serta lemahnya penegakan hukum menjadikan aktivitas thrifting itu menjadi sulit teratasi.

Geliat pasar produk fashion bekas dari luar negeri sudah sejak lama ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan tingginya kebutuhan terhadap komoditas sandang, tetapi tidak disertai dengan ketersediaan finansial yang memadai. Akhirnya, produk-produk pakaian bekas yang layak pakai berharga miring menjadi buruan sebagian masyarakat Indonesia. Selain pakaian, sejumlah produk bekas lainnya, seperti sepatu dan tas, juga sangat diminati oleh konsumen Indonesia.

Editor:
BUDIAWAN SIDIK ARIFIANTO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000