Survei Litbang ”Kompas”: Masih Ada Harapan Bagi Semua Capres
Dinamika deklarasi, koalisi, dan bergabungnya sosok kepada partai tertentu cukup berpengaruh pada elektabilitas sosok capres. Ada yang beruntung, ada yang tersandung.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F10%2F26%2F043bb3b1-bfeb-4e68-bcbc-549f9762c86b_jpg.jpg)
(Kiri ke kanan) Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan, tiga tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi dalam survei terbaru Kompas Januari 2023.
Setahun menjelang Pemilu Presiden 2024, pergerakan sebagian tokoh yang digadang menjadi calon presiden semakin intens. Dinamika ini cukup berpengaruh pada elektabilitas tokoh. Suara untuk Ganjar Pranowo naik. Sebaliknya, keterpilihan Anies Baswedan menurun dan Prabowo Subianto cenderung stagnan.
Deklarasi, koalisi, dan bergabungnya sosok kepada partai tertentu menjadi pemanasan yang mewarnai pergerakan politik. Hasilnya, ada yang beruntung, ada yang tersandung. Naiknya kinerja pemerintah dan citra Presiden Joko Widodo turut memengaruhi pergerakan elektabilitas partai, terutama pada calon-calon papan bawah. Keputusan politik partai juga berpengaruh pada raihan suara tokoh.
Setelah 12 Agustus 2022 Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mendeklarasikan pencalonannya sebagai presiden, pada 3 Oktober 2022 Partai Nasdem resmi mencalonkan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai presiden.
Pada 25 Januari 2023, Partai Demokrat juga secara resmi menyatakan dukungannya kepada Anies sebagai calon presiden dan menyerahkan sepenuhnya wewenang untuk memilih calon wakil presiden kepada Anies. Hal senada dinyatakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang pada 30 Januari resmi menyatakan dukungannya kepada Anies.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada 18 Oktober 2022 menyatakan kesiapannya untuk diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai calon presiden. Namun, pernyataan ini berbuah sanksi. Pada 24 Oktober 2022, DPP PDI-P menjatuhkan sanksi teguran lisan kepada Ganjar. Sanksi juga diberikan kepada Ketua DPC PDI-P Kota Surakarta yang juga mantan Wali Kota Surakarta FX Rudyatmo yang memberikan dukungan untuk Ganjar sebagai calon presiden.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F01%2F25%2F3a699007-a71c-4364-8f9b-a05e74b895e5_jpg.jpg)
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, didampingi Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, saat melakukan kunjungan kerja di Surakarta, Jawa Tengah (24/1/2023). Dalam kesempatan itu, Prabowo juga membagikan kendaraan dinas bagi babinsa dan sembako kepada sejumlah warga.
Pergerakan politik elite juga makin semarak dengan bergabungnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ke Partai Golkar pada 18 Januari 2023. Ia dipercaya mengisi jabatan wakil ketua umum sekaligus co-chair Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu).
Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan, walaupun intensitas politik mulai menghangatkan agenda pemilu presiden, potensi keterpilihan tiap calon tetap di kisaran yang cukup rendah, di bawah 30 persen. Kenaikan dan penurunan potensi keterpilihan setiap kandidat juga masih berada dalam rentang yang tidak signifikan. Survei kali ini yang dilakukan pada 25 Januari-4 Februari 2023 di 38 provinsi terhadap 1.202 responden memiliki margin of error+ 2,83 persen.
Dibandingkan dengan situasi menjelang Pemilu 2014 dan 2019, tokoh-tokoh yang muncul setahun sebelum Pemilu 2024 masih belum dapat menandingi fenomena kemunculan Jokowi. Pada Pemilu 2014, misalnya, hasil survei Litbang Kompas menunjukkan, setahun sebelum pemilu, elektabilitas Jokowi sudah mencapai 32,5 persen. Pada Pemilu 2019, setahun sebelumnya bahkan elektabilitas Jokowi sudah di angka 55,9 persen.
Baca juga: Apresiasi Kinerja Pemerintahan Kembali Meningkat
Masih cukup bersinarnya sosok Jokowi dan relatif tingginya penilaian atas kinerja pemerintahannya memang menjadikan Pemilu Presiden 2024 berada dalam arena yang cukup sulit. Kenaikan kinerja pemerintahan dan citra Jokowi dapat memengaruhi elektabilitas tokoh-tokoh, baik di dalam maupun di luar pemerintahan. Pada survei bulan Januari 2023 ini, posisi kinerja pemerintah dan citra Jokowi sedang naik.

Tiga teratas
Elektabilitas tokoh papan atas masih didominasi Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan, walaupun pergerakan ketiganya termasuk lambat. Ganjar menunjukkan tren kenaikan elektabilitas yang cukup konsisten.
Hasil survei memperlihatkan bahwa potensi keterpilihan Ganjar saat ini berada di angka 25,3 persen atau meningkat 2,1 persen dari survei di bulan Oktober 2022. Meskipun kenaikan elektabilitas Ganjar selama satu tahun tidak terlalu signifikan, tren yang kontinu menanjak tidak dialami oleh Prabowo dan Anies, dua pesaing terdekat Ganjar.
Elektabilitas Prabowo kini bertahan di angka 18,1 persen, setelah mengalami penurunan yang cukup signifikan, dari 25,3 persen pada Juni 2022 menjadi 17,6 persen pada Oktober 2022.
Sementara itu, elektabilitas Anies kembali turun, kini menjadi 13,1 persen setelah dalam survei sebelumnya menorehkan pencapaian tertinggi sepanjang pencermatan lewat survei, yakni 16,5 persen.
Tokoh-tokoh lain di papan menengah dan bawah cenderung stagnan dan melemah. Ridwan Kamil berada di angka 8,4 persen, hampir sama dengan survei pada Oktober 2022 yang 8,5 persen. Sementara itu, kebanyakan calon di bawahnya mengalami penurunan elektabilitas, seperti Sandiaga Salahuddin Uno, Andika Perkasa, Agus Harimurti Yudhoyono, Erick Thohir, Puan Maharani, dan Airlangga Hartarto. Menguatnya kinerja pemerintah dan citra presiden kali ini berkorelasi dengan makin lemahnya pilihan masyarakat pada calon-calon alternatif.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F01%2F30%2F23ed2bcb-d438-4d13-9eaa-8f142be97fd9_jpg.jpg)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberi selamat kepada Hevearita Gunaryanti Rahayu sebagai Wali Kota Semarang di Gedung Gradhika Bakti Praja, Kompleks Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang (30/1/2023).
Ganjar Pranowo
Menguatnya potensi keterpilihan Ganjar didukung oleh perubahan yang terjadi pada pemilih PDI-P. Meskipun Ganjar telah dikenai sanksi, simpatisan PDI-P semakin solid memilih Ganjar sebagai calon presiden. Jika pada Juni 2022 dukungan pemilih PDI-P kepada Ganjar berada di kisaran 40,7 persen, pada Oktober 2022 naik menjadi 46,6 persen, dan kini mencapai 54 persen.
Dukungan kepada Ganjar juga menguat di wilayah Pulau Jawa. Jika pada Juni 2022 sebesar 26,3 persen, naik menjadi 28,4 persen pada Oktober 2022, dan di Januari 2023 sudah mencapai 32 persen. Kenaikan suara terutama terjadi di Jawa Timur dan Jawa Barat. Wilayah pulau lain yang dukungan terhadapnya naik adalah Kalimantan. Seiring dengan itu, basis massa perkotaan yang memilih Ganjar juga menguat.
Naiknya keterpilihan Ganjar juga disokong oleh menanjaknya suara yang diberikan oleh berbagai kelompok masyarakat, di antaranya generasi X (42-55 tahun), mereka yang berpendidikan dasar, kelas sosial bawah dan menengah bawah, serta dari kalangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menemui sukarelawan yang hadir di kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta, (6/2/2023). Partai Gerindra memberikan santunan kepada anak yatim serta menggelar kegiatan donor darah dan pengobatan gratis bagi warga sekitar.
Prabowo Subianto
Kenaikan tipis Prabowo terjadi karena pemilih Gerindra kembali solid mendukung ketua umum partai tersebut. Kini sebanyak 54,3 persen pendukung Gerindra memilih Prabowo sebagai calon presiden setelah sempat turun ke level 49,5 persen.
Kenaikan kepercayaan responden kepada Prabowo untuk memimpin pemerintahan Indonesia terutama terjadi di gugus pulau Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, serta Maluku dan Papua. Di Jawa, kenaikan suara terutama terjadi di Banten.
Suara generasi Z (17-26 tahun) dan generasi Y Madya (34-41 tahun) untuk Prabowo juga sedikit terdongkrak meskipun belum menyamai persentase pada Juni 2022. Kelompok masyarakat berpendidikan menengah, kelas sosial menengah atas dan atas, serta kalangan Muhammadiyah, juga menjadi penyumbang naiknya elektabilitas Prabowo.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F01%2F9c51bddb-0c40-4a1f-ba49-475aa26a3b07_jpg.jpg)
Anies Baswedan berdiskusi dengan para dalang diskusi budaya sewaktu menemui para dalang di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (1/2/2023).
Anies Baswedan
Turunnya elektabilitas Anies dan perubahan soliditas basis massa partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan menjadi temuan yang cukup menarik dalam survei kali ini. Koalisi yang terdiri dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS ini memiliki basis massa yang cenderung berbeda dalam menyikapi pencalonan Anies.
Partai Nasdem dan Anies cenderung memiliki korelasi yang positif. Keduanya saling berkontribusi menaikkan elektabilitas. Kehadiran Anies membuat suara Nasdem terangkat, dan dukungan massa partai ini kepada Anies juga meningkat.
Dukungan pemilih Anies yang memilih Partai Nasdem meningkat dari 4,6 persen pada Oktober 2022 menjadi 22,6 persen pada Januari 2023. Sebaliknya, pemilih Nasdem yang kemudian memilih Anies juga meningkat dari 17,3 persen menjadi 40,4 persen.
Hal yang berbeda terjadi pada Partai Demokrat dan PKS. Keduanya, terekam dalam survei kali ini memiliki korelasi negatif, yang saling melemahkan. Pemilih Anies yang memilih Demokrat turun dari 18,9 persen menjadi 11,3 persen, dan yang memilih PKS menurun dari 19,9 persen menjadi 17,6 persen.
Sebaliknya, pemilih Demokrat yang memilih Anies menurun dari 22,2 persen menjadi 17 persen dan pemilih PKS yang memilih Anies turun dari 52,7 persen menjadi 48,3 persen. Sebagian suara pemilih Demokrat dan pemilih PKS yang sebelumnya memilih Anies bergeser ke Ridwan Kamil dan Prabowo. Selain itu,dukungan terhadap Anies juga menurun dari pemilih PKB, PAN, PPP, Gerindra, dan Golkar.
Sikap Demokrat dan PKS yang melunak dalam negosiasi, cenderung menyerahkan sepenuhnya soal siapa pendamping Anies kepada Anies, sangat mungkin mengecewakan simpatisan kedua partai itu. Sementara itu, simpatisan partai lain yang makin menjauhi memilih Anies bisa jadi karena Anies sudah menjadi ”milik” tiga partai dalam Koalisi Perubahan.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F01%2F18%2F438d3ca9-e97a-4347-a715-ca7e3b1df756_jpg.jpg)
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri) bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) menggelar konferensi pers di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta (18/1/2023). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil secara resmi masuk ke Partai Golkar.
Ridwan Kamil
Fenomena Ridwan Kamil dan Golkar sangat mirip dengan yang terjadi pada Anies dan Partai Nasdem, saling menguntungkan. Sosok Ridwan menaikkan suara Golkar dan massa Golkar menopang suara Ridwan.
Pada survei bulan Januari 2023 pemilih Ridwan yang memilih Golkar sebesar 13,7 persen, naik dari 8,7 persen pada Oktober 2022 (sebelum Ridwan bergabung dengan Golkar). Sebaliknya, pemilih Golkar yang memilih Ridwan juga naik menjadi 13,1 persen, dari perolehan 9,5 persen pada Oktober 2022.
Hasil survei Litbang Kompas kali ini menggambarkan, Ganjar diuntungkan oleh pergerakan politik yang berujung sanksi. Nasdem diuntungkan sebagai partai yang pertama mengusung Anies. Demokrat dan PKS tersandung karena keputusan politiknya. Ridwan Kamil dan Golkar mendapatkan berkah dari penggabungannya. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Banyak Kejutan Tren Elektabilitas Parpol di Survei Litbang Kompas Terbaru