Survei "Kompas": Figur Capres Alternatif Semakin Diperhitungkan
Sederet tokoh dinilai publik dapat menjadi figur calon presiden alternatif di tengah mengerucutnya elektabilitas pada tiga figur potensial capres. Mereka juga dinilai layak untuk menjadi cawapres.
Oleh
EREN MARSYUKRILLA, Litbang Kompas
·4 menit baca
Menguatnya sosok-sosok alternatif tersebut terekam dalam survei periodik Kompas periode Januari 2023. Dalam kondisi jika tiga sosok yang kini merajai papan atas elektabilitas calon presiden potensial, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan tidak maju dalam pemilihan, muncul sederet figur lain yang dinilai publik layak didukung untuk menjadi pemimpin negeri ini.
Sederet nama tokoh, mulai dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, sampai Menteri Sosial Tri Rismaharini, muncul sebagai calon presiden (capres) alternatif yang paling banyak dipilih publik. Dari kelima nama itu, Kamil memiliki potensi lebih besar yang dipilih responden sebagai sosok capres alternatif jika Ganjar, Prabowo, dan Anies tak berlaga di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Ridwan berada di urutan pertama yang mendulang keterpilihan hingga lebih dari 22 persen, terpaut jauh dengan tokoh capres alternatif lainnya. Di urutan kedua muncul nama Sandiaga dengan tingkat keterpilihan 7,3 persen. Menyusul di bawahnya Agus Harimurti yang menguasai 5,8 persen elektabilitas. Sementara Erick Thohir dan Tri Rismaharini masing-masing mengantongi sekitar 4 persen keterpilihan.
Melejitnya sosok Ridwan Kamil sebagai capres alternatif berselaras dengan keberhasilannya mempertahankan elektabilitas pada posisi keempat untuk membayangi tiga besar capres potensial teratas. Dalam dua periode survei terakhir, yaitu Oktober 2022 dan Januari 2023, elektabilitas Gubernur Jawa Barat ini terus bergeming di kisaran 8,5 persen.
Posisi elektabilitas Kamil yang terbaca stabil itu kian menandaskan bahwa sosoknya patut diperhitungkan karena pada saat bersamaan tren elektabilitas Sandiaga ataupun Agus Harimurti kini justru terbaca menurun menjadi di bawah 2 persen.
Aliran dukungan
Dalam skema keterpilihannya sebagai figur alternatif, Kamil memang terbaca mendapatkan peralihan dukungan yang cukup besar, baik dari pendukung Anies, Ganjar, maupun Prabowo. Keterpilihan publik itu bahkan secara merata mengalir pada Ridwan dari 16,5 persen pendukung Anies, dan para pendukung Ganjar maupun Prabowo sebesar masing-masing sekitar 14 persen.
Sementara Sandiaga mendulang dukungan paling besar sebagai capres alternatif dari pendukung Anies sebesar 8,2 persen. Selain itu, ada 6,4 persen pendukung Prabowo dan hanya sekitar 2,3 persen pendukung Ganjar yang juga menyatakan akan mendukung Sandiaga.
Hal serupa terlihat pada aliran dukungan kepada sosok Agus Harimurti sebagai capres alternatif pilihan publik. Ia juga paling banyak memperoleh dukungan dari pemilih Anies yang mencapai 8,9 persen dan 6,4 persen dari pendukung Prabowo. Hanya sekitar 1,3 persen pemilih Ganjar yang akan memberikan dukungannya kepada putra pertama Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.
Adanya kecenderungan aliran dukungan yang berimbang dari pendukung capres papan atas kepada Kamil membuktikan pula bahwa sosoknya dapat diterima pada basis massa yang luas dari beragam karakter jika dibandingkan dengan figur alternatif lain. Hal ini tentu membentuk posisi tawar Kamil sebagai sosok yang semakin diperhitungkan di kancah Pilpres 2024.
Menguatkan sosok Kamil dalam benak publik bukan hanya berkat popularitasnya di media sosial atau kepemimpinannya sebagai kepala daerah. Hal itu tak dapat pula dilepaskan dari keputusan besarnya untuk bergabung dengan Partai Golkar pada pertengahan Januari lalu. Meski masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, bergabungnya Kamil sebagai kader Golkar tak bisa lepas dari anggapan publik bahwa langkah itu sebagai upaya menyiapkan diri maju di Pilpres 2024.
Selain itu, kehadiran Kamil dalam partai berlambang pohon beringin tersebut juga sekaligus menegaskan eksistensi poros kekuatan politik yang sejauh ini telah terbentuk. Kamil yang kini bersama Golkar seakan dipersiapkan menjadi ”kuda hitam” yang siap bertarung. Terlebih, saat Koalisi Indonesia Bersatu, tempat bernaungnya poros kekuatan Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Amanat Nasional, belum juga mendeklarasikan capres yang akan diusung setelah lama mendeklarasikan sebagai koalisi.
Calon wakil presiden
Baik Kamil, Sandiaga, Agus Harimurti, Erick, serta Risma sebetulnya bukan sosok baru yang diperhitungkan dalam bursa pencalonan presiden. Setidaknya tren hasil survei Kompas setahun terakhir menunjukkan nama-nama tersebut selalu berada pada top sepuluh elektabilitas capres.
Sosok yang mengisi elektabilitas papan tengah capres potensial itu juga menjadi kandidat yang dinilai publik layak untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres). Sandiaga, misalnya, dalam survei Kompas periode Januari 2023 kembali muncul sebagai sosok yang paling layak menjadi cawapres dengan elektabilitas 12,4 persen.
Dengan kondisi yang tidak terpaut jauh, sekitar 10,1 persen responden lainnya memilih Ridwan Kamil sebagai sosok paling cocok untuk menjadi cawapres. Keterpilihan kedua sosok tersebut untuk menjadi cawapres terbaca konsisten dari periode survei sebelumnya (Oktober 2022) yang mendapatkan elektabilitas sekitar sepersepuluh bagian responden.
Nama Sandiaga dan Kamil dalam survei kali ini pun masih menjadi yang paling dominan untuk dipasangkan sebagai cawapres bagi tiga figur potensial capres. Dalam hal ini, proporsi responden yang menyatakan Sandiaga dinilai cocok mendampingi ketiga capres tersebut terbaca berimbang. Sebagai cawapres, Prabowo dinilai layak oleh 13,5 persen responden, begitu pula pada posisi cawapres yang berdampingan dengan Ganjar (11,9 persen) dan bersama Anies (14,9 persen).
Pandangan publik tidak jauh berbeda dalam melihat posisi kecocokan sosok Kamil untuk dipasangkan dengan tiga capres potensial itu. Ada sekitar 11,3 persen responden yang menilai Kamil layak mendampingi Prabowo. Begitu pula ketika dipasangkan dengan Anies, tak kurang dari 14,7 persen responden menyepakati Kamil jadi cawapresnya. Paling menonjol dari itu semua, sekitar seperenam bagian responden menilai Kamil cocok menjadi cawapres dari Ganjar.
Sementara elektabilitas Agus Harimurti sebagai cawapres justru menurun menjadi 3,7 persen setelah pada Oktober 2022 sempat menyentuh 6,6 persen. Kondisi itu menempatkan elektabilitasnya kini nyaris sama dengan Erick yang mendulang kenaikan tingkat keterpilihan di angka 3,1 persen.
Pada dasarnya, keberadaan cawapres sebagai sosok pendamping harus memiliki kemampuan menjadi penyeimbang, serta memiliki daya tawar memperluas dukungan. Semua sosok yang kini berada dalam bursa pencalonan sangat memiliki peluang memenangkan pilihan publik, termasuk dengan bermunculannya figur-figur alternatif yang semakin diperhitungkan.