Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, jumlah penumpang tahun ini meningkat hingga 66,7 persen pada semua jenis moda. Kereta api menjadi moda transportasi dengan peningkatan permintaan tertinggi hingga mencapai 156 persen. Peningkatan terendah terjadi pada kendaraan yang melintas melalui tol, yakni hanya sekitar 6 persen.
Tampaknya, selain terjadi peningkatan jumlah pelaku perjalanan, terdapat juga peralihan preferensi moda dari kendaraan pribadi ke transportasi publik. Indikasinya terlihat dari penggunaan kendaraan pribadi yang melintasi jalan tol hanya naik tipis, sedangkan pengguna transportasi umum jarak jauh meningkat pesat. Sebagai contoh, pengguna kereta api pada periode yang sama tahun lalu hanya sekitar 506,000 penumpang, tetapi tahun ini hampir mencapai 1,3 juta orang.
Baca juga: Potret Geliat Pariwisata Saat Libur Natal dan Tahun Baru

Meredanya penularan wabah Covid-19 dan longgarnya sejumlah aturan perjalanan juga menjadi salah satu faktor yang mendorong masyarakat antusias menggunakan transportasi publik. Apalagi, didukung capaian vaksinasi Covid-19 yang relatif tinggi sehingga masyarakat menjadi relatif ”nyaman” karena memiliki kekebalan tubuh yang cukup baik.
Merujuk data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, hingga 25 November 2022 sebanyak 205,4 juta dosis vaksin pertama telah diberikan kepada masyarakat. Untuk vaksinasi dosis kedua telah diinjeksikan kepada sekitar 172,3 juta orang. Vaksinasi dosis ketiga atau dosis penguat pun telah diterima oleh sekitar 66,4 juta penduduk. Tak hanya itu, lebih dari 742.000 penduduk telah mendapatkan vaksin dosis keempat.
Berbeda dengan tahun lalu ketika capaian vaksinasi masih cenderung relatif rendah. Data pada tanggal yang sama tahun lalu menunjukkan, baru sekitar 136,7 juta penduduk yang menerima vaksinasi dosis pertama. Vaksin dosis kedua baru diberikan kepada 92,2 juta orang. Vaksin penguat dosis ketiga masih sangat minim dan baru diterima oleh 1,2 juta orang.
Tingginya capaian vaksinasi pada tahun ini membuat masyarakat kian yakin untuk bepergian menikmati masa liburan akhir tahun. Terlebih pemerintah tidak melarang masyarakat melakukan perjalanan ke luar kota dan melonggarkan sejumlah aturan perjalanan. Hal ini mendorong mobilitas masyarakat yang relatif sangat tinggi.
Kementerian Perhubungan memperkirakan jumlah masyarakat yang melakukan perjalanan akhir tahun ini secara nasional lebih dari 44 juta orang. Terjadi lonjakan perjalanan lebih dari dua kali lipat dari momen libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 yang hanya sebesar 19,9 juta orang.
Roda ekonomi
Lonjakan mobilitas tersebut membawa optimisme untuk perekonomian dalam negeri karena pergerakan penduduk selalu disertai dengan aktivitas ekonomi. Salah satu sektor yang berpotensi mengalami ekspansi adalah transportasi seiring dengan tingginya jumlah penumpang pada tahun ini. Peningkatan tersebut berpotensi besar mendorong laju pertumbuhan yang tinggi di sektor transportasi.
Sepanjang tahun ini, transportasi menjadi sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi di antara 17 sektor lain. Data termutakhir BPS menunjukkan, pertumbuhan sektor transportasi pada triwulan III sebesar 25,81 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu. Angka tersebut lebih unggul dari dua triwulan sebelumnya, yakni 21,27 persen pada triwulan II dan 15,79 persen pada triwulan pertama.
Tak hanya itu, sektor transportasi juga menjadi penyumbang terbesar kedua laju pertumbuhan ekonomi nasional di triwulan III-2022. Pada periode tersebut, ekonomi nasional tumbuh 5,72 persen (YOY), di mana transportasi menyumbang sebesar 0,90 persen. Hanya selisih 0,09 persen dari sektor industri pengolahan yang menjadi penyumbang terbesar pertama.
Peningkatan kinerja transportasi yang notabene menjadi sektor penghubung pun akan turut mengerek pertumbuhan sektor-sektor lain. Salah satunya adalah sektor akomodasi dan makan-minum. Perjalanan lintas kota pada akhir tahun yang identik dengan wisata itu turut mendorong permintaan pada sejumlah jasa akomodasi pendukungnya, seperti hotel, penginapan, restoran, dan rumah makan.
Peningkatan permintaan tersebut turut menggerakkan sektor primer seperti halnya pertanian yang menyuplai kebutuhan bahan baku untuk jasa akomodasi itu. Makanan dan minuman hasil olahan industri pun berpotensi besar turut mengalami peningkatan permintaan seiring bertambahnya konsumsi pada masa liburan.
Secara umum, berbagai konsumsi masyarakat mengalami kenaikan seiring masa liburan akhir tahun, terutama pada daerah-daerah destinasi wisata. Hasil kerajinan masyarakat dan produk-produk industri kecil menengah di daerah bersangkutan juga turut terimbas dampak positifnya dengan bertambahnya permintaan itu.
Uang beredar
Akselerasi perekonomian akhir tahun tersebut turut mendorong tingginya perputaran uang beredar di masyarakat. Pada bulan Desember biasanya terjadi peningkatan jumlah uang beredar (M1) yang lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya.

Baca juga: Diprediksi 4 Juta Wisatawan Menyerbu Yogyakarta Saat Liburan Akhir Tahun
Merujuk data Bank Indonesia, jumlah uang beredar (M1) pada Desember 2021 meningkat 7,9 persen dari bulan sebelumnya. Pada November, uang beredar mencapai Rp 2.114,7 triliun, kemudian pada Desember 2021 meningkat menjadi Rp 2.282,2 triliun. Uang beredar tersebut meliputi uang kartal, yakni kertas dan logam, yang dipegang oleh masyarakat serta giro rupiah, termasuk uang elektronik dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.
Berdasarkan data Kemenhub, setidaknya ada lebih dari 7 juta orang yang melakukan perjalanan hingga H+10 libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Selain itu, terdapat lebih dari 2,6 juta kendaraan yang melintas melalui tol pada periode yang sama.
Besar kemungkinan jumlah uang beredar pada masa liburan akhir tahun ini meningkat lebih banyak dari tahun lalu, seiring dengan perkiraan jumlah pergerakan yang lebih banyak. Satu indikasinya terlihat dari penyediaan uang kartal oleh Bank Indonesia yang mencapai Rp 117,7 triliun khusus untuk kebutuhan selama libur Natal dan Tahun Baru 2023. Nominal ini meningkat sebesar 5,8 persen dibandingkan periode yang sama pada akhir tahun lalu.
Ekonomi daerah
Tingginya peredaran uang tersebut tak hanya berdampak pada perekonomian secara nasional. Namun, daerah-daerah pun akan turut merasakan ”kue” libur Natal dan Tahun Baru 2023. Pasalnya, pergerakan ke daerah-daerah cukup masif.
Merujuk data hasil pemantauan Kemenhub, pergerakan penumpang pada periode libur akhir tahun 2022-2023 tersebar di hampir seluruh Indonesia. Pada moda transportasi darat berbasis jalan raya, pergerakan paling banyak menuju daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Data per 28 Desember 2022 menunjukkan, terminal dengan jumlah kedatangan penumpang terbanyak adalah Kertonegoro di Jawa Timur dengan 146.975 penumpang. Berikutnya diikuti oleh Terminal Tirtonadi (Solo), Ir Soekarno (Klaten), hingga Banyuangga (Probolinggo) dan Tidar (Magelang).
Pada moda kereta api, stasiun dengan jumlah penumpang terbanyak berasal dari wilayah Jakarta, Surabaya, Bandung, DIY, dan Semarang.

Baca juga: Liburan Akhir Tahun, Transportasi Publik Tetap Jadi Pilihan
Tak hanya di Pulau Jawa, kedatangan pelaku perjalanan pada libur Natal dan Tahun Baru juga terpantau di luar Jawa dengan moda transportasi udara, laut, dan penyeberangan lainnya. Pada moda transportasi udara, selain Bandara Soekarno-Hatta, sejumlah bandara di Bali, Makassar, Medan, hingga Kota Banjar mencatat kedatangan penumpang domestik terbanyak. Pada moda angkutan laut, penumpang lebih banyak turun di daerah Batam, Kepulauan Riau, Sorong, dan Ambon.
Hasil pemantauan tersebut sejalan dengan hasil survei yang dilakukan Kemenhub pada bulan November lalu. Daerah-daerah di Pulau Jawa menjadi tujuan pelaku perjalanan dengan porsi yang terbesar terutama pada daerah-daerah tujuan wisata. Daerah mobilitas tertinggi berikutnya adalah timur Indonesia yang umumnya didorong oleh perayaan Natal di sejumlah wilayahnya.
Kedatangan pelaku perjalanan itu akan mendorong aktivitas perekonomian di daerah tujuan semakin akseleratif. Fenomena tersebut berpotensi besar mendongkrak perekonomian daerah dan meningkatkan kontribusi kemajuan perekonomian nasional. Jadi, liburan akhir tahun ini menjadi momentum untuk mendorong kemajuan ekonomi yang kian akseleratif pada tahun mendatang.
Optimisme kian tinggi seiring dengan dihentikannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) oleh pemerintah pada 30 Desember 2022. Dengan demikian, pemerintah dan masyarakat bersiap untuk mendorong kemajuan ekonomi yang lebih tinggi pada tahun depan. (LITBANG KOMPAS)