Natal dalam Perang, Sunyi Senyapnya Perdamaian di Ukraina
Damai Natal masih jauh dari Ukraina. Rusia menyatakan tidak ada gencatan senjata dan justru menyerang Ukraina di malam Natal. Keserakahan manusia menindas yang lemah dan rentan.

Seorang perempuan duduk di bangku sebuah taman yang tertutup salju di kota Lviv, Ukraina, Selasa (13/12/2022). Harapan agar ada jeda atau gencatan senjata selama perayaan Natal di Ukraina tidak akan terwujud.
Natal dan musim dingin bersalju sejatinya merupakan perpaduan akhir tahun yang indah di Ukraina. Pegunungan Carpathian dengan panorama bukit bersalju, sungai berarus deras, danau pegunungan, dan udara segar dari hutan pinus menjadi pilihan liburan akhir tahun yang mengasyikkan di Ukraina.
Ada pula Danau Synevyr yang terbentuk sekitar 10.000 tahun yang lalu dan kawasanluas kebun anggur Chateau Chizay yang dikenal sebagai pusat pembuatan anggur. Wisatawan juga bisa mengunjungi sejumlah bangunan bersejarah di ibu kota Kyiv, seperti Katedral St. Sophia,Gereja St Andrew, dan monumen arsitektur Kyivan Rus.
Namun, Natal dan musim dingin kali ini belum memungkinkan dirayakan secara meriah dan dikunjungi wisatawan asing akibat invasi Rusia. Untuk mengobati akan kerinduan Natal, Pemerintah Ukraina melalui laman ukraine.ua menghadirkan tur virtual yang mengangkat lanskap tradisi Natal di Ukraina yang bersalju.Ada sejumlah hal yang dapat dijelajahi, mulai dari tradisi Natal, simbol dan dekorasi Natal, kuliner Natal, hingga kastil dan situs-situs bersejarah di Ukraina.
Warga Ukraina memiliki tradisi Natal yang dirayakan setiap tahun. Sebagian besar masyarakat merayakan Natal pada 7 Januari (mengikuti kalender Julian). Pesta Natal ini akan dirayakan sampai tanggal 19 Januari bertepatan dengan hari raya Epifani seturut tradisi Gereja Ortodoks Timur.
Namun, ada pula sebagian warga Ukraina yang merayakan Natal pada 25 Desember (mengikuti kalender Gregorian). Dua momentum perayaan Natal ini diakomodasi Pemerintah Ukraina sebagai hari libur resmi. Sejak 2017, libur resmi ditetapkan pada 25 Desember dan 7 Januari agar Natal dapat dirayakan oleh seluruh latar belakang masyarakat.

Seorang warga membawa sebatang kayu yang akan digunakan untuk kebutuhan memasak dan menghangatkan diri di tempat tinggalnya di Lyman, Donetsk, Ukraina, Rabu (14/12/2022).
Malam Natal biasaya dirayakan dengan jamuan keluarga atau kerabat. Dalam perayaan tersebut dihidangkan 12 piring sajian tanpa daging, yang melambangkan 12 rasul perdana. Hidangan utamanya ialah kutia, yang terbuat dari gandum rebus dan dibumbui madu, biji kacang-kacangan, dan buah.
Kutia yang berasal dari perpaduan bahan-bahan pangan menjadi simbol harapan agar berkah Natal mengiringi usaha di tahun selanjutnya. Harapannya, ialah panenan bahan pangan dan hewan ternak yang terus berlimpah, serta semua pekerjaan membuahkan hasil yang baik.
Selain kutia, kuliner lain berupa holubsti yang terbuat dari daun kol yang dibungkus, varenyky atau semacam pangsit, borshch atau sup sayuran, sichenyky atau roti dengan kacang polong, aneka masakan ikan, pancake, dan minuman uzvar yang terbuat dari rebusan pir kering dan apel.
Dekorasi rumah pada umumnya akan dihias dengan potongan batang-batang gandum (didukh) yang melambangkan roh nenek moyang dan simbol kemakmuran keluarga. Bagi masyarakat Ukrina, hari suci Natal dirayakan bersama oleh seluruh keluarga besar termasuk roh nenek moyangnya.
Adapun pada Hari Natal, warga saling bersilaturahmi merayakan bersama keluarga dan kerabat sesuai mengikuti ibadat di gereja. Mereka akan saling mengucapkan selamat Natal dan menyanyikan lagi-lagu Natal khas Ukraina, seperti lagu ”Koliadky” dan ”Shchedrivky”.
Ada kebiasaan masyarakat Ukraina menyanyikan lagu-lagu Natal sambil membawa bintang besar. Anak-anak berkeliling sambil bernyanyi menghibur tetangganya. Sebagai imbalannya, mereka akan mendapat hadiah Natal. Semakin banyak penyanyi yang datang ke rumah, diyakini akan semakin banyak kemakmuran yang diterima keluarga itu di tahun depan.

Foto yang dirilis Pemerintah Ukraina memperlihatkan beberapa petugas tengah menyisir sebuah ladang gandum mencari ranjau darat yang ditanam di perkebunan gandum di wilayah Mykolaiv.
Genjatan senjata
Dari tradisi, simbol, dan dekorasi yang digunakan, terlihat perayaan Natal bukan hanya menjadi sarana memuliakan Tuhan, melainkan juga sebagai ungkapan suka cita di waktu panen. Ungkapan rasa syukur ini tidak terlepas dari kehidupan pertanian masyarakat Ukraina.
Ukraina dikenal sebagai salah satu produsen biji-bijian utama dunia terutama minyak bunga matahari, gandum, jagung, dan jelai. Berdasarkan data Komisi Eropa (2021), Ukraina memasok kebutuhan 15 persen pasar jagung dunia, 13 persen pasar jelai dunia, dan 10 persen pasar gandum dunia. Khusus untuk gandum, Ukraina merupakan produsen gandum terbesar ketujuh di dunia dengan produksi mencapai 33 juta ton.
Melimpahnya gandum menjadi keistimewaan tersendiri bagi masyarakat Ukraina. Manifestasi gandum juga tecermin dari bendera kebangsaan Ukraina, yang berwarna biru dan kuning. Dwiwarna ini melambangkan langit biru Ukraina yang cerah di atas bentangan ladang gandum yang menguning.
Namun, ungkapan syukur dan kemeriahan Natal tahun ini tidak leluasa dilakukan warga Ukraina. Invasi Rusia sejak 24 Februari 2022 belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta Rusia untuk mulai menarik pasukannya menjelang Natal sebagai langkah awal menuju kesepakatan damai.

Seorang anggota militer Ukraina di depan sisa bangunan gereja yang masih berdiri setelah lingkungan di sekitarnya rata dengan tanah karena serangan artileri berat di kota Mariupol, Ukraina, 10 Maret 2022.
Namun, Pemerintah Rusia menyatakan bahwa pihaknya belum menerima proposal gencatan senjata saat Natal di Ukraina, Rabu (14/12/2022). Ini artinya, pertempuran akan terus berlanjut selama musim dingin dan Natal.
Juru bicara Rusia, Dmitry Peskov, menegaskan, tidak akan ada perdamaian dengan Kyiv sampai Presiden Zelenskyy menerima kendali Rusia atas empat wilayah Ukraina. Pada September 2022, Rusia mengumumkan hasil referendum di wilayah Donetsk, Luhansk, Zaporizhia, dan Kherson yang mendukung penggabungan wilayah ke Rusia.
Tidak ada kata sepakat mengenai genjatan senjata Natal benar-benar menjadi kado buruk bagi Ukraina. Pada malam Natal, tepat 10 bulan invasi Rusia ke Ukraina, serangan roket Rusia menewaskan sepuluh orang dan melukai puluhan lainnya di wilayah Kherson, Sabtu (24/12/2022). Foto yang ditunjukkan Pemerintah Ukraina bahwa para korban yang terkena serangan berada di area perbelanjaan, bersama dengan mobil dan bangunan yang rusak.
Sejak 24 Februari 2022 hingga 18 Desember 2022, Komisi HAM PBB mencatat sudah ada 17.595 warga sipil menjadi korban perang. Sebanyak 6.826 orang di antaranya meninggal dan 10.769 orang lainnya mengalami luka-luka. Di luar para korban, juga ada jutaan warga yang mengungsi meninggalkan Ukraina.

Umat Katolik berdoa saat misa di Gereja Katolik Santo Petrus dan Paul Garrison di kota Lviv, Ukraina, 27 Maret 2022. Sebagian umat masih menjalankan perayaan misa mingguan di tengah ancaman serangan dari Rusia.
Data Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) per 20 Desember 2022 melaporkan sedikitnya ada 4.862.561 pengungsi dari Ukraina yang meminta perlindungan sementara di seluruh wilayah Eropa.
Kerusakan perang juga merambah pada bangunan-bangunan agama. Sejak 24 Februari hingga 23 Agustus 2022, setidaknya 205 bangunan agama di 14 wilayah Ukraina rusak akibat serangan Rusia. Sebagian besar di antaranya bangunan gereja (195 unit).
Kado buruk lainnya yang dialami warga Ukraina di masa Natal dari agresi Rusia ialah datangnya musim dingin. Lembaga Amnesty International yang mengutip pernyataan Pemerintah Ukraina menyebutkan, sejak 20 Oktober 2022 mulai ada lebih banyak pemadaman listrik di seluruh negeri. Hal ini dilakukan setelah serangan Rusia merusak sekitar 40 persen fasilitas energi dan listrik di Ukraina.
Amnesty International menyebutkan target serangan ke pusat energi bukan hanya merusak produksi industri dan mengganggu sistem transportasi, melainkan menebar ketakutan akibat hilngnya pasokan listrik dan air bagi warga sipil. Terlebih warga Ukraina sedang menghadapi cengkeraman musim dingin. Pada bulan Desember, rata-rata suhu dingin di Ukraina bisa menyentuh minus 10 derajat celsius.

Jalan lain
Krisis energi membuat Natal tak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah Ukraina menghimbau warganya untuk minimal menggunakan listrik di malam hari. Bahkan, lampu-lampu jalan sudah lebih dulu padam untuk menghemat listrik.
Kesunyian malam Natal di Ukraina bertambah dengan dinginnya suhu. Pembangkit energi yang luluh lantak dihantam serangan Rusia membuat Natal kali ini menjadi senyap dan makin dingin.
Di tengah keprihatinan Natal, Presiden Zelenskyy tetap optimis warga Ukraina dapat menciptakan kemeriahan pada Natal ini dan menunjukkan bahwa mereka tetap tegar meskipun jutaan warga telah mengalami kegelapan dan kedinginan akibat serangan Rusia.
Berkurangnya kemeriahan Natal ini sebenarnya juga dialami warga Rusia. Bedanya, mereka masih dapat tidur nyenyak tanpa diganggu hawa dingin dan pudarnya temaram listrik. Namun, di banyak kota, perayaan Natal dan Tahun Baru di Rusia yang biasanya mewah telah banyak dibatalkan karena anggaran dialihkan untuk mendukung operasi militer.
Dekorasi Natal dan Tahun Baru di kota-kota Rusia juga berubah dengan propaganda dan simbol pro-perang membuat susana Natal jauh dari nuansa damai. Dekorasi huruf V dan bendera Rusia sebagai simbol pro-militer terlihat dipasang di pintu masuk Taman Gorky di Moskwa.
Baca juga: Misa Natal di Vatikan, Paus Fransiskus Soroti Perang dan Kemiskinan
Pada akhirnya, situasi perang membawa kerugian bagi masyarakat kedua belah pihak yang bertikai. Pesan Natal Paus Fransiskus juga menyoroti hal senada bahwa keserakahan manusia membawa dampak paling serius bagi mereka yang lemah dan rentan (Reuters, 24/12/2022).
Perjumpaan Natal yang seharusnya membawa keselamatan bagi umat manusia masih harus diperjuangkan menempuh jalan lain, yaitu jalur perdamaian yang tak kenal lelah baik di Ukraina maupun tempat-tempat konflik lainnya di dunia ini. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Zelenskyy ke AS, Rusia Latihan Tempur Bersama China