Peluang dan Inspirasi Kado Natal
Tradisi memberikan kado saat perayaan Natal bukan sekadar untuk memperkuat tali persaudaraan. Kado natal juga menjadi peluang ekonomi bagi pelaku industri kreatif.
Menyiapkan kado untuk kerabat menjadi ritual menyenangkan jelang perayaan Natal 2022. Memilah bingkisan yang sesuai dengan karakter penerima pun menjadi keasyikan tersendiri.
Animo publik untuk memberikan kado saat Natal menjadi peluang bagi pelaku usaha untuk kreatif menyediakan beragam pilihan hampers natal.
Hasil jajak pendapat Litbang Kompas pada awal Desember ini merekam, enam dari 10 responden yang merayakan Natal memberikan kado untuk keluarga dan teman. Bahkan, sejumlah responden yang tidak merayakan pun menyiapkan bingkisan untuk kerabat yang merayakan Natal.
Temuan ini menunjukkan, memberi kado natal tak hanya menjadi bahasa kasih, tetapi juga menjadi simbol ikatan persaudaraan. Tak terbatas pada kerabat, beberapa responden pun menyebut adanya tradisi tukar kado dalam semangat Natal di lingkungan kantor mereka.
Sayangnya, jenis kado natal masyarakat Indonesia cenderung belum beragam. Jajak pendapat Litbang Kompas merekam, 42,1 persen responden akan memberikan hampers makanan.
Menyiapkan kado untuk kerabat menjadi ritual menyenangkan jelang perayaan Natal 2022.
Proporsi yang besar ini tidak mengherankan. Hal ini mengingat makanan menjadi hadiah yang universal untuk diberikan kepada siapa saja. Temuan ini sekaligus peluang bagi para pelaku usaha untuk memperkaya jenis-jenis produk makanan edisi Natal.
Sementara itu, 8 persen responden akan memberikan hadiah berupa uang dan 7,9 persen memberikan barang, seperti pakaian atau perlengkapan rumah tangga. Preferensi jenis kado natal khas masyarakat Indonesia ini ternyata berbeda dengan warga di belahan dunia lain.
Masyarakat Inggris Raya, misalnya, cenderung menyukai hadiah natal berupa uang. Statista menemukan, 44 persen responden di Inggris Raya suka menerima hadiah berupa uang, baik tunai maupun yang ditransfer.
Sementara itu, 40 persen responden merasa bahagia saat menerima hadiah berupa produk fashion, seperti kain, pakaian, atau sepatu. Lainnya, 39 persen lebih menyukai hadiah berupa kosmetik, parfum, atau produk perawatan tubuh.
Jika dirinci, perempuan cenderung suka menerima produk kosmetik, parfum, dan perawatan tubuh. Ini berbanding terbalik dengan laki-laki yang paling menyukai hadiah berupa uang.
Hampers berupa makanan atau minuman berada di urutan keempat pada pilihan responden laki-laki dan di urutan kelima pada responden perempuan.
Dalam survei tersebut, responden dapat memilih lebih dari satu jawaban. Preferensi warga Inggris Raya dalam menerima kado ini dapat dijadikan narasi pendukung untuk memperkaya pilihan jenis-jenis kado yang akan diberikan untuk orang terkasih jelang Natal tahun ini.
Baca juga : Jelang Natal dan Tahun Baru, Tiket Kereta Diperbanyak
Peluang
Di tengah animo memberikan hampers natal, seperempat responden mencurahkan waktu dan energi lebih untuk memikirkan kado yang akan diberikan. Sebanyak 12,5 persen responden mencari kado sesuai dengan karakter dan usia penerima. Sementara itu, 11,9 persen memberikan kado sesuai dengan keinginan penerima hadiah.
Pelaku usaha diharapkan dapat melihat peluang ini untuk semakin kreatif menghadirkan produk-produk bertema Natal yang dapat dipasarkan jelang Natal tahun ini.
Padu padan hampers natal dapat disesuaikan dengan karakter penerima, baik itu perorangan maupun keluarga. Kombinasi berbagai jenis produk juga dapat dijajal untuk memperkaya pilihan.
Terlebih lagi, 17,6 persen responden yang berencana memberi hampers natal tahun ini masih kebingungan mencari bingkisan yang tepat. Kondisi ini sekali lagi memantapkan adanya peluang usaha untuk menarik minat publik berbelanja dalam rangka memeriahkan Natal.
Informasi ataupun keberadaan penyedia barang, pernak-pernik, dan makanan bertema Natal juga masih dirasa kurang oleh seperempat publik. Rinciannya, 12,5 persen menyebut tidak tahu di mana mencari hadiah khas Natal. Sementara itu, 9 persen menyebut sulit dan 6,5 persen menyebut lumayan sulit.
Pelaku usaha perlu mengambil momen Natal tahun ini untuk menciptakan peluang. Tren memberi hadiah jelang Natal pun konsisten naik selama 10 tahun terakhir.
Merujuk pada Google Trends, pencarian kata ”hamper” di momen Natal mulai muncul sejak tahun 2011. Sejak tahun 2020, kata kunci ini semakin banyak dicari oleh masyarakat Indonesia hingga kini.
Hampers di momen Natal menjadi kepanjangan tangan dari rasa sukacita yang terpisah jarak. Hampers yang awalnya berupa keranjang berisi makanan kini telah berkembang menjadi hadiah yang berisi berbagai macam produk. Kreativitas menjadi kunci merespons animo publik yang semakin tinggi dalam memberikan hadiah di momen penuh sukacita ini.
Baca juga : Semarak Kado Natal di Media Sosial
Alokasi
Memberi kado natal menjadi ritual penting di sejumlah negara, salah satunya Amerika Serikat (AS). Masyarakat AS mengalokasikan dana yang cukup besar untuk memberikan kado natal. Maka, tak mengherankan jika akhir tahun menjadi momen untuk meningkatkan peluang ekonomi.
Hasil jajak pendapat Gallup pada November 2022 menunjukkan, publik AS akan menghabiskan 867 dollar AS atau lebih kurang Rp 13,5 juta untuk membeli kado natal tahun ini. Alokasi belanja kado pada tahun ini lebih besar jika dibandingkan pada masa awal pandemi Covid-19.
Pada November tahun 2019 dan 2020, rerata publik AS mengeluarkan uang sekitar 850 dollar AS. Di tengah situasi ekonomi yang kurang menguntungkan, publik AS masih mampu mempertahankan daya beli demi memeriahkan Natal tahun ini.
Di Indonesia, masyarakat yang merayakan Natal juga menyediakan anggaran khusus meskipun tidak terbatas untuk pembelian kado. Hasil jajak pendapat Litbang Kompas merekam, enam dari 10 responden yang merayakan Natal mengalokasikan dana khusus untuk perayaan Natal tahun ini. Sejumlah kecil responden yang tidak merayakan Natal pun menyediakan dana khusus untuk mengunjungi keluarga dan memberikan bingkisan bagi kerabat.
Dari jumlah responden yang mengalokasikan dana khusus tersebut, 57,4 persen mengalokasikan dana di bawah Rp 1 juta. Sementara itu, 17,8 persen menyediakan dana Rp 1 juta hingga Rp 3 juta dan 18, 6 persen menyiapkan anggaran Rp 3,1 juta hingga 5 juta. Bahkan, 6 persen lainnya menyiapkan anggaran lebih dari 5 juta.
Di tengah antusiasme publik ini, momen Natal harapannya dapat menyalakan semangat guna menyongsong tahun 2023. Tali kasih lewat kado natal menjadi simbol sukacita dan persaudaraan yang membawa pesan damai bagi sesama. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga : Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, Terminal dan Stasiun Antisipasi Lonjakan Penumpang