Survei ”Kompas” selama 2022 menunjukkan tiga nama teratas yang difavoritkan sebagai capres 2024 mengalami pergeseran dinamika elektabilitas. Meski masih dinamis, basis pemilih masing-masing kian teridentifikasi.
Oleh
Toto Suryaningtyas
·4 menit baca
Tiga kali survei nasional yang dilaksanakan Litbang Kompas selama tahun 2022 merekam pamor Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang semakin melejit mulai meninggalkan dua rival terdekatnya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Terjadi kenaikan elektabilitas Ganjar Pranowo pada beberapa kategori pemilih terutama dari segi usia, latar belakang sosial ekonomi, dan gugus pulau.
Dari segi usia pemilih, memasuki bulan Oktober 2022 elektabilitas Ganjar telah unggul pada seluruh kategori usia, terutama ”unggul bersih” di generasi Z dan Y muda. Unggul bersih artinya selisih elektabilitas antar kandidat lebih dari dua kali margin of error (2,8 persen), yakni 5,6 persen. Adapun pada kelompok usia yang lebih tua, yakni generasi Y tua, generasi X, dan baby boomers, keunggulan Ganjar masih relatif sebanding atau bersaing dengan calon lainnya.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kenaikan elektabilitas Ganjar yang unggul di semua kategori usia ini merupakan kondisi yang berkebalikan dengan penilaian di bulan Januari 2022 saat Prabowo Subianto unggul di semua kategori usia. Saat itu, Prabowo ‘unggul bersih’ di kelompok usia generasi Z dan kelompok tua atau baby boomers. Prabowo masih terus relatif unggul di bulan Juni 2022 dengan unggul bersih di kelompok usia muda generasi Z dan generasi X.
Anies Baswedan senantiasa terpantau di rankingketiga sejak bulan Januari hingga Oktober 2022. Meski demikian, secara perlahan mulai tampak bahwa angka elektabilitasnya meningkat khususnya di pemilih generasi Y muda, Y tua, dan generasi X. Bahkan, pada survei bulan Oktober, tampak bahwa elektabilitas Anies Baswedan semakin mapan di kategori pemilih usia generasi Y tua dan generasi X.
Dinamika elektabilitas tiga kandidat capres yang difavoritkan publik tersebut menggambarkan bahwa peluang pergeseran suara relatif cukup terbuka di kategori pemilih paling muda (generasi Z) dan generasi tua (baby boomers). Ganjar Pranowo terpantau paling mampu membalik dan meraup dukungan di dua kelompok usia tersebut, sedangkan Prabowo Subianto banyak berkurang dukungannya.
Di usia ketegori menengah (generasi Y tua, generasi X), yang relatif memiliki kelembaman dalam beralih pilihan, elektabilitas ketiga kandidat relatif berbagi sama besar. Baik Ganjar maupun Prabowo terlihat cukup alot menambah dukungan dari kelompok ini, sedangkan Anis Baswedan menjadi yang paling diuntungkan dengan penambahan suara di kalangan tua.
Kelas menengah
Pola dukungan elektabilitas yang senada juga terlihat dari kelas sosial. Kelas sosial ekonomi responden survei ini dibagi menjadi kelas bawah, menengah bawah, menengah atas, hingga kelas atas. Responden kelas sosek bawah merupakan responden dengan kepemilikan daya listrik rumah tangga sebesar 450 VA (volt ampere), kelas menengah bawah 900 VA, kelas menengah atas 1.300 VA, dan kelas atas 2.200 VA ke atas.
Secara umum, Ganjar Pranowo mendapat keunggulan di survei terbaru Oktober 2022 di semua kategori kelas sosial ekonomi responden. Sebelumnya, Ganjar hanya unggul di dua kelas sosial teratas meskipun selisih keunggulannya relatif tidak terlalu jauh dari Anis Baswedan.
Sebaliknya, Prabowo Subianto cenderung mendapat penurunan di semua lapisan kelas sosial ekonomi selama tiga survei. Penurunan paling menonjol terlihat di dukungan masyarakat kelas atas. Dukungan kelas atas kepada Prabowo Subianto tampak merosot secara konsisten dalam tiga survei tersebut dan hanya menyisakan 9,5 persen dalam survei Oktober 2022.
Dukungan publik kelas ekonomi atas sangat terlihat baik pada Ganjar maupun Anies Baswedan. Di survei terbaru, dukungan responden kelas atas kepada Ganjar bahkan hampir mencapai separuh responden kelas atas (42,9 persen). Sementara kenaikan dukungan kelas atas kepada Anies Baswedan relatif lebih landai.
Dinamika elektabilitas responden di kelas menengah atas maupun kelas menengah bawah justru menampakkan kelembaman, alias tidak terpantau pergerakan yang signifikan kenaikan atau penurunan elektabilitas baik bagi Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan. Sementara bagi Prabowo Subianto ada gejala penurunan dukungan dari publik kelas menengah ini.
Gugus pulau
Jika penguasaan suara berdasar generasi (usia) dan kelas sosial ekonomi cenderung didominasi oleh Ganjar Pranowo khususnya pada Oktober 2022, penguasaan suara berdasarkan gugus pulau menunjukkan hal berbeda.
Perubahan elektabilitas capres berdasar pulau lebih bersifat ”lembam” atau lebih sulit ditembus para capres. Meski lebih sulit, hingga bulan Oktober Ganjar relatif paling berhasil meraih penambahan elektabilitas dan memimpin di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Elektabilitas Ganjar yang melejit tercatat naik-stabil di Bali, Nusa Tenggara, dan Sumatera, serta cukup melejit di pemilih Maluku-Papua. Pertambahan perolehan suara Ganjar yang konsisten dari tiga kali survei hanya di Pulau Jawa saja di mana penguasaan pemilihnya berada di 28 persen suara.
Berkebalikan dengan Ganjar, perolehan Prabowo Subianto tampak terkontraksi sepanjang 2022, dari yang di awal tahun unggul di seluruh gugus pulau (kecuali Jawa) menjadi hanya memimpin elektabilitas di Kalimantan. Penguasaan Prabowo yang menyentuh angka 40,5 persen suara di Sulawesi (Juni 2022) kembali melorot menjadi 20,2 persen di bulan Oktober 2022.
Terlihat ada penurunan yang konsisten bagi pamor Prabowo di Jawa, sementara di gugus pulau lainnya cenderung berfluktuasi. Meski cenderung menurun, secara nominal persentase elektabilitas di seluruh gugus pulau cenderung cukup ”tebal” di angka minimal belasan persen. Hal ini berbeda dengan elektabilitas Ganjar dan Anies yang berfluktasi di angka satu digit.
Dari ketiga tabel gugus pulau juga terlihat, penguasaan Anies Baswedan belum ada yang stabil meningkat, semuanya masih berfluktuasi dengan angka yang belum terlalu tinggi. Meski demikian, keunggulan Anies cukup konsisten terlihat dari yang di Januari tidak memimpin, menjadi memimpin di satu gugus pulau di Juni 2022, dan dua gugus pulau di Oktober 2022.
Melihat corak elektabilitas dari berbagai segi yang masih sangat dinamis ini, pergerakan dukungan ketiga sosok ini akan terus menarik dicermati di 2023. (LITBANG KOMPAS)