Prediksi Maroko Vs Spanyol, Serangan Cepat Maroko Mengancam Tiki-taka Spanyol
Meski tampil gemilang di pertandingan pertama, tiki-taka Spanyol mulai dapat ditebak lawannya. Dapatkah Maroko mengunci tiki-taka dan mencuri celah serangan balik?
Oleh
Yohanes Mega Hendarto
·5 menit baca
Meski memiliki permainan ciamik dan perpaduan pemain muda dan senior di timnya, Spanyol bukanlah salah satu favorit juara di Piala Dunia 2022. Namun, berkat penampilan gemilang dengan melibas Kosta Rika 0-7 di pertandingan pertama penyisihan grup membuat penggemar sepak bola mulai melirik Spanyol.
Luis Enrique berhasil menjawab kritik pendukung Spanyol yang menyangsikan racikan pemain dalam skuadnya sebelum Piala Dunia dimulai. Ia memasukkan sejumlah pemain muda, seperti Pedri Gonzales dan Pablo Martin Paez Gavira (Gavi), di lini tengah yang vital bagi permainan operan pendek cepat khas tiki-taka. Nyatanya, daya magis tiki-taka masih mampu menyajikan permainan cantik dan kemenangan penting di pertandingan pertama.
Pergerakan tanpa bola yang dilakukan pemain sayap depan seperti Dani Olmo dan Ferran Torres mampu memancing pemain Kosta Rika untuk ke sisi samping dan membuka ruang di area kotak penalti. Asensio yang sejatinya bukan penyerang murni memainkan peran false nine dengan apik dan mampu memecah konsentrasi penjagaan para pemain bertahan Kosta Rika.
Perpaduan tiki-taka dan false nine inilah yang kembali diterapkan Luis Enrique seperti ketika Spanyol berhasil menjuarai Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012. Namun, di pertandingan kedua melawan Jerman dan pertandingan ketiga melawan Jepang, daya magis tiki-taka mulai terlihat meredup. Permainan bertahan menjadi momok para penggawa ”La Furia Roja” memainkan bola di lini lawan.
Maroko pun mencatatkan kejutan di fase penyisihan grup. Meski tidak diunggulkan, skuad ”Singa Atlas” justru mampu menjuarai Grup F yang dihuni Kroasia, Belgia, dan Kanada. Skuad asuhan Pelatih Maroko Walid Regragui ini tampil percaya diri dengan formasi 4-2-3-1. Strategi yang diterapkan Maroko di fase grup tidaklah rumit seperti tiki-taka Spanyol, yaitu mengunci pergerakan lawan dan mencuri kesempatan untuk serangan balik cepat.
Sebab, para pemain sayap belakang dan depan Maroko memiliki kecepatan yang harus diwaspadai Spanyol. Achraf Hakimi yang masih berusia 24 tahun tentu menjadi andalan Maroko untuk mengantisipasi serangan Dani Olmo dan Jordi Alba di sisi kanan sayap Spanyol. Istimewanya, Hakimi juga mampu ditempatkan di sisi sayap kiri untuk mencegah Ferran Torres menusuk ke area kotak penalti.
Begitu juga dengan Hakim Ziyech yang siap mengancam dengan kecepatan membawa bola dan tendangan tajam ke gawang Spanyol. Jika bek sayap Spanyol seperti Jordi Alba dan Daniel Carvajal terlalu terbuai untuk menyerang, bek tengah Spanyol harus bersiap adu sprint mengawal pergerakan Ziyech. Namun, skema serangan cepat ini nyatanya mampu diantisipasi Spanyol ketika berhadapan dengan Jerman yang mengandalkan kecepatan Leroy Sane dan Serge Gnabry di sisi sayap.
Jejak pertemuan
Selain dari catatan strategi kedua tim, jejak pertemuan keduanya dapat dijadikan pertimbangan dalam pertandingan di babak 16 besar nanti malam. Sepanjang pertandingan internasional, Spanyol dan Maroko baru bertemu tiga kali, yaitu dua kali di ajang kualifikasi Piala Dunia 1962 dan satu pertandingan di Piala Dunia 2018.
Di dua pertandingan kualifikasi Piala Dunia 1962, Spanyol memenangi keduanya dengan skor 1-0 dan 3-2. Sementara itu, di babak penyisihan Grup B Piala Dunia 2018, Spanyol dan Maroko bermain imbang dengan skor 2-2. Dengan begitu, Maroko belum pernah mengalahkan Spanyol dari tiga laga pertemuan mereka.
Namun, merujuk pada pertemuan terakhir di Piala Dunia Rusia 2018, Spanyol justru terlihat kewalahan menghadapi permainan bertahan dan serangan cepat dari Maroko. Dengan penguasaan bola sebesar 75 persen, Spanyol tampil dominan dan berhasil melepaskan lima tembakan ke arah gawang Maroko dari total 18 tembakan. Sementara Maroko tampil bertahan dan efektif dengan tiga tendangan ke arah gawang dari total enam tembakan yang berhasil dilepaskan.
Melihat catatan setiap tim dalam gelaran Piala Dunia, sejarah masih berpihak pada Spanyol untuk pertandingan nanti malam. Sejak Piala Dunia 1950 hingga Piala Dunia 2018, Spanyol telah memainkan 63 laga dengan hasil 30 kali menang, 15 kali seri, dan 18 kali kalah. Adapun Maroko dari Piala Dunia 1970 hingga Piala 2018 telah bermain sebanyak 16 kali dengan hasil 2 kali menang, 5 kali imbang, dan 9 kali kalah.
Artinya, di atas kertas Spanyol jauh unggul dalam pengalaman dan kematangan skuad untuk berlaga di pentas Piala Dunia. Keunggulan dalam pengalaman inilah yang dapat membawa skuad La Furia Roja tetap tampil tenang meski kebobolan terlebih dahulu.
Kendati Spanyol masih dapat diunggulkan ketika berhadapan dengan Maroko nanti malam, pertandingan di fase knock out nanti masih dapat berpihak pada Maroko. Sebab, jika dalam 90 menit skor akhir masih imbang, perpanjangan waktu dua kali 15 menit serta adu penalti dapat menjadi teror bagi Sergio Busquets dan kawan-kawan.
Selain antisipasi serangan balik cepat, permainan penguasaan bola tiki-taka dikenal menguras stamina pemain karena mengharuskan pergerakan tanpa bola yang dinamis. Di pertandingan Spanyol vs Korea Selatan kemarin, skuad La Furia Roja tampak terkuras energinya untuk membongkar pertahanan lawan. Sementara itu, Song Heung-min dan kawan-kawannya cukup menjaga kedisiplinan bertahan dan menunggu celah dari kesalahan pemain Spanyol.
Strategi Korea Selatan kemungkinan juga akan diterapkan oleh ”Singa Atlas”. Strategi bertahan drop back (pemain penyerang turun hingga ke seperempat lini bertahan) dan swarm the box (pemain bertahan memenuhi area kotak penalti) menjadi andalan untuk mencegah umpan terobosan pemain tengah Spanyol ataupun mengeblok tendangan lawan dari luar kotak penalti. Strategi permainan bertahan ala parkir bus merupakan antitesis dari tiki-taka Spanyol.
Maka, dengan bersandar pada sejarah hasil pertemuan kedua tim sebelumnya, Spanyol masih dapat diperkirakan meraih kemenangan atas Maroko di pertandingan nanti malam. Namun, jika hanya merujuk pada tiga pertandingan di fase grup Piala Dunia 2022, keduanya akan berbagi hasil seri selama 90 menit.
Jika kemenangan dan kekalahan pertandingan perdana ditambahkan sebagai bobot penghitungan, probabilitas kemenangan untuk Spanyol naik sedikit menjadi 46 persen dan 45,1 persen untuk Maroko. Menggunakan dasar penghitungan ini, jika perbandingan tersebut dikalikan dengan rasio gol masing-masing, kemungkinan skor yang tercipta adalah 1,6 untuk Spanyol dan 0,86 untuk Maroko. Maka, sekalipun Spanyol menang, selisih gol diperkirakan tidak akan banyak.
Cukup berbeda dari perhitungan di atas, The Opta Analyst pada 5 Desember 2022 memprediksikan Spanyol dapat mengalahkan Maroko. Probabilitas kemenangan kedua tim jauh berbeda, yakni 73,2 persen untuk Spanyol dan 26,8 persen untuk Maroko.
Meski demikian, kejutan di Piala Dunia 2022 masih dapat terjadi mengingat banyaknya laga dramatis yang tersaji di babak penyisihan grup. Strategi bertahan Maroko bisa menjadi antitesis dari formula tiki-taka Spanyol. Jika Maroko berhasil menang malam ini, inilah sinyal kedaluwarsanya tiki-taka di era sepak bola modern. (LITBANG KOMPAS)