Beban Perancis Hapus Kutukan Juara Bertahan dan Redam Kejutan Polandia
Juara bertahan Perancis ditantang Polandia di babak 16 besar Piala Dunia 2022. Mungkinkah Perancis akan berlanjut menghapus kutukan juara bertahan? Atau Polandia yang konsisten dengan kejutannya?
Tidak ada tim yang mendapat beban berat seperti Perancis di Piala Dunia 2022. Datang sebagai juara bertahan Piala Dunia, Perancis dihadapkan pada rekam jejak performa buruk para petahana yang tersingkir di babak penyisihan grup.
Lolosnya Perancis ke babak 16 besar Piala Dunia 2022 mengubah cerita minor yang dialami juara bertahan di tiga kejuaraan terakhir Piala Dunia. Italia, juara Piala Dunia 2006, gagal lolos dari babak penyisihan grup Piala Dunia 2010. Demikian pula Spanyol yang tergelincir di Piala Dunia 2014, serta Jerman di Piala Dunia 2018.
Bursa prediksi sebelum kick off Piala Dunia 2022 juga tidak terlalu berpihak ke Perancis. Lembaga riset BCA Research pada Oktober 2022 memprediksi Perancis masih lolos ke babak 16 besar. Namun, Perancis akan tersingkir karena kemungkinan besar berhadapan dengan sesama tim kuat Argentina.
Hampir senada, The Opta Analyst pada 9 November 2022 memperkirakan Perancis masih memiliki kans sebagai juara dunia (12 persen), di bawah Brasil dan Argentina. Namun, Perancis diprediksi akan sulit lolos dari babak 16 besar karena menghadapi Argentina.
Dua prediksi tersebut sebenarnya sudah memperkirakan lolosnya Perancis dari babak penyisihan grup Piala Dunia 2022. Hanya saja, prediksi lawan yang dihadapi di babak 16 besar bukanlah Argentina. Dinamika dan persaingan di babak penyisihan grup membuat Perancis akan berhadapan dengan tim penuh kejutan Polandia.
Garis tangan Perancis yang berhadapan dengan Polandia membuka kembali peluang sang juara bertahan untuk bukan hanya lolos dari fase grup, melainkan dapat lolos ke babak perempat final.
Prediksi terbaru Opta Analyst pada 2 Desember 2022 menyebutkan peluang Perancis memenangi pertandingan mencapai 74,8 persen. Sementara prediksi pertandingan itu berakhir imbang dan dilanjutkan dengan adu penalti mencapai 17,1 persen. Selebihnya, tersisa peluang Polandia untuk menghasilkan kejutan di laga tersebut.
Prediksi yang dilakukan Opta Analyst menggunakan simulasi dari data awal hasil pertandingan (menang, seri, kalah) dan tim. Dengan bantuan mesin kecerdasan buatan, simulasi ini memperhitungkan kinerja setiap tim, termasuk statistik para pemain dan pola permainan.
Dari pengamatan lain, yaitu peringkat dunia dan capaian di final Piala Dunia, dapat pula tergambar peta kekuatan Perancis dan Polandia. Dari sisi peringkat FIFA, Perancis yang berada di ranking keempat dunia lebih baik posisinya dibandingkan dengan Polandia yang berada di peringkat ke-26 dunia.
Capaian tim di Piala Dunia juga menunjukkan hal senada. Perancis sudah tiga kali berhasil masuk babak final Piala Dunia, yaitu di 1998, 2006, dan 2018. Dari tiga final yang diikutinya, dua gelar juara dunia diraih Perancis, yaitu di Piala Dunia 1998 dan Piala Dunia 2018. Sementara Polandia baru berhasil meraih pemenang ketiga, yaitu di Piala Dunia 1974 dan Piala Dunia 1982.
Jejak pertandingan
Selain dari peringkat FIFA, pengamatan lain, yaitu dari hasil pertandingan yang telah dilalui keduanya, dapat juga digunakan untuk melihat sejauh mana peluang kedua tim memenangi laga ini.
Perancis dan Polandia memiliki tradisi lama bertemu di laga sepak bola. Kedua tim bertemu pertama kali pada Januari 1939. Dalam pertandingan persahabatan yang digelar 83 tahun lalu di Paris tersebut, Perancis menang dengan skor 4-0.
Namun, kedua tim juga sudah lama tidak bertemu. Perancis terakhir bertemu Polandia pada Juni 2011, juga dalam laga persahabatan. Dalam pertandingan yang digelar di kota Warsawa tersebut, Polandia gantian yang menang dengan skor 1-0.
Secara akumulasi, sejak 1939-2011 sudah 16 kali Perancis dan Polandia bertemu. Pertemuan kedua tim paling banyak di laga persahabatan (11 kali), babak kualifikasi Piala Eropa (empat kali), dan sekali bertemu di Piala Dunia 1982.
Kemenangan terbesar Perancis pada Agustus 1991 yang saat itu dilatih Michel Platini. Tuan rumah Polandia harus menyerah 1-5 kepada Perancis dalam pertandingan persahabatan yang dimainkan di kota Poznan, Polandia.
Sebaliknya, kemenangan terbesar juga pernah diraih Polandia pada Agustus 1982. Di laga persahabatan yang digelar di Paris, Polandia menang 4-0 tanpa balas. Kemenangan bersejarah lainnya bagi Polandia ialah saat bertanding di ajang Piala Dunia 1982. Kedua tim bersaing untuk memperebutkan pemenang ketiga. Polandia akhirnya menjadi pemenang ketiga di Piala Dunia 1982 setelah menang dengan skor 3-2 di laga sengit melawan Perancis.
Prediksi skor
Dari jejak pertemuan kedua tim sejak 1939, Perancis terlihat lebih unggul. Perancis berhasil memenangi pertandingan sebanyak delapan kali. Sementara Polandia baru menang tiga kali. Selebihnya, kedua tim bermain imbang sebanyak lima kali.
Mencermati rekam jejak pertandingan ini, prediksi kemenangan yang dapat diraih Perancis dalam laga nanti mencapai 50 persen, lebih unggul dibandingkan dengan perkiraan kemenangan Polandia (18,8 persen). Di luar prediksi menang atau kalah, muncul pula probabilitas kedua tim bermain imbang, yaitu sebesar 31,3 persen.
Perkiraan hasil imbang ini dihitung hingga 120 menit yang terdiri dari 90 menit waktu normal dan 30 menit babak tambahan waktu. Karena babak 16 besar menggunakan sistem gugur atau sering disebut sebagai babak knock out, kedua tim akan melanjutkan pertandingan hingga adu penalti.
Simulasi jejak pertandingan kedua tim memperlihatkan keunggulan Perancis atas Polandia. Namun, penghitungan tersebut belum memasukkan performa kedua tim di Piala Dunia 2022. Jika hasil pertandingan di babak penyisihan grup menjadi variabel tambahan simulasi, seberapa besar probabilitas kemenangan kedua tim?
Hasil pertandingan penyisihan Grup C memperlihatkan Polandia mendapat poin empat dari sekali menang dan sekali seri. Polandia tergabung di Grup C bersama Argentina, Meksiko, dan Arab Saudi. Dengan nilai tersebut Polandia berada di peringkat kedua Grup C dengan memasukkan dua gol dan kemasukan dua gol.
Performa Perancis sedikit lebih baik dengan menjadi juara Grup D yang dihuni Australia, Tunisia, dan Denmark. Perancis mendapat enam poin dari dua kemenangan dan sekali kalah. Dari sisi produktivitas gol, Perancis memasukkan enam gol dan kemasukkan tiga gol di babak penyisihan Grup D.
Tampil dengan empat penyerang sekaligus membuat Perancis menjadi tim berbahaya bagi lawan. Empat penyerang tersebut ialah Kylian Mbappe, Olivier Giroud, Ousmane Dembele, dan Antoine Griezmann. Secara khusus, Opta Analyst memberi perhatian besar pada pergerakan Griezmann yang sudah membuat 11 peluang dan rata-rata 2,34 asit.
Dengan memasukkan performa tiga pertandingan di babak penyisihan grup Piala Dunia 2022, probabilitas kedua tim sedikit berubah. Prediksi kemenangan Polandia naik menjadi 31,6 persen. Namun, Perancis juga mengalami kenaikan probabilitas kemenangan menjadi 58,3 persen.
Adapun kemungkinan kedua tim bermain dengan hasil imbang dalam 120 menit pertandingan menurun menjadi 15,6 persen. Namun, secara umum, Perancis masih diperkirakan unggul. Rasio gol yang berpotensi tercipta ialah 3,16 gol untuk Perancis dan 0,54 gol buat Polandia.
Kejutan Polandia
Histori pertandingan lebih berpihak Perancis. Tujuh pertemuan terakhir kedua tim turut menguatkan posisi Perancis yang tidak terkalahkan melawan Polandia. Namun, sebagai catatan, dari tujuh laga tersebut, empat di antaranya berakhir imbang. Ini artinya, Polandia sebenarnya mampu mengimbangi kekuatan Perancis.
Polandia juga punya catatan gemilang saat melawan juara bertahan Piala Dunia. Kejuaraan Piala Dunia 1974 menjadi saksi keberhasilan Polandia mengalahkan Brasil, sang juara dunia 1970. Polandia mengalahkan Brasil dengan skor 1-0 dan merebut gelar pemenang ketiga Piala Dunia 1974. Empat tahun kemudian Polandia juga berhasil menahan imbang 0-0 saat melawan Jerman Barat, juara dunia 1973, di laga pembuka Piala Dunia 1978 yang digelar di Buenos Aires, Argentina.
Untuk melawan Perancis di babak 16 besar Piala Dunia 2022, Polandia mengandalkan pemain senior Robert Lewandowski. Penyerang yang bermain di klub Barcelona ini sudah mencatatkan 137 penampilan dengan 77 gol bersama Polandia.
Selain Lewandowski, pemain lain yang akan menjadi tumpuan Polandia ialah gelandang muda Nicola Zalewski (AS Roma), pemain bertahan Jan Bednarek (Aston Villa), gelandang Grzegorz Krychowiak (Lokomotiv Moskwa), gelandang Napoli Piotr Zielinski, dan kiper tangguh Wojciech Szczesny.
Penjaga gawang yang bermain di klub Juventus ini menurut catatan FIFA telah melakukan penyelamatan hingga 90 persen di Piala Dunia 2022. Szczesny berhasil menahan 16 tembakan ke gawangnya sebelum dibobol oleh gol Alexis Mac Allister (Argentina). Szczesny juga menggagalkan penalti bintang Argentina Lionel Messi.
Baca juga: Tugas Berat Perancis Pertahankan Trofi Piala Dunia
Polandia juga akan mencoba keberuntungan dari tidak tampilnya sejumlah pemain bintang Perancis akibat cedera, seperti gelandang N’Golo Kante dan Paul Pogba, serta penyerang Karim Benzema. Ditambah lagi, sebelum Piala Dunia 2022, Perancis juga kurang moncer di Piala Eropa 2020.
Mereka gagal lolos di babak 16 besar Euro 2020 setelah ditahan imbang 3-3 oleh Swiss dan kemudian kalah dalam adu penalti. Di luar superioritas Perancis, Polandia tetap dapat memberi kejutan sebagaimana kuda hitam Swiss saat menaklukkan Perancis di Piala Eropa 2020. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Matinya Filosofi Permainan di Piala Dunia