Prediksi Piala Dunia 2022, Qatar Lebih Diunggulkan Melawan Ekuador
Qatar menyimpan sejumlah keuntungan melawan Ekuador di partai pembuka Piala Dunia 2022. Catatan prestasi tuan rumah di laga pembuka tiap Piala Dunia dan rekam jejak pertandingan di kandang menjadi nilai lebih bagi Qatar.
Oleh
ANDREAS YOGA PRASETYO
·5 menit baca
Qatar dan Ekuador baru pertama kali akan menjalani pertandingan di turnamen resmi. Sebelumnya, kedua tim hanya menjalani tiga laga persahabatan. Data pertandingan kedua tim yang dikumpulkan Litbang Kompas menunjukkan, sejak bertanding pada 1938, Ekuador belum pernah menjalani pertandingan di kejuaraan resmi melawan Qatar. Demikian pula dengan Qatar. Dari 333 pertandingan yang dijalaninya sejak 1972, belum sekalipun bertemu Ekuador di turnamen dunia.
Minimnya perjumpaan kedua tim tidak dapat dilepaskan dari letak geografis kedua negara yang berbeda benua. Ekuador teletak di belahan dunia Amerika bagian selatan, sedangkan Qatar berada di Benua Asia. Perbedaan lokasi membuat keduanya terpisah zona sepak bola.
Ekuador tergabung dalam zona Conmebol (Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan) dengan Piala Amerika Latin sebagai kejuaraan resminya. Adapun Qatar tergabung Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang rutin menyelenggarakan Piala AFC.
Selain di Piala AFC, pangkalan data Litbang Kompas memperlihatkan Qatar juga berlaga di Piala Negara Teluk, babak kualifikasi Piala Dunia zona Asia, Piala Arab, serta kejuaraan sepak bola negara-negara Asia Barat (WAAF). Dalam tiga tahun terakhir, Qatar bahkan berpartisipasi dalam kejuaraan lintas benua, yaitu Copa America 2019 dan Piala Emas CONCACAF atau Gold Cup 2021. Partisipasi Qatar di dua turnamen itu sebagai undangan.
Jelajah Qatar hingga Benua Amerika menjadi sisi keunggulan dibandingkan dengan Ekuador. Sepanjang 2019 hingga September 2022, Qatar sudah menjalani 53 kali pertandingan, baik itu laga kandang (30 kali) maupun laga tandang (23 kali). Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan yang dijalani Ekuador (43 laga).
Dalam periode tersebut, Qatar menjalani 30 pertandingan kandang alias di negara sendiri. Sebanyak 19 laga (63 persen) dimenangi pemain-pemain Qatar. Lima pertandingan lainnya berahir seri dan enam laga sisanya dimenangkan timnas negara lain. Ini artinya Qatar tidak mudah ditaklukkan di depan pendukungnya sendiri.
Di pihak lain, Ekuador juga tidak dalam kondisi prima saat melakoni pertandingan-pertandingan tandang. Dari 23 pertandingan di kandang lawan sepanjang 2019-September 2022, Ekuador lebih banyak mengalami kekalahan (10 laga) dan bermain imbang (9 laga). Hanya empat pertandingan yang dimenangi Ekuador di laga tandang.
Kondisi tersebut membuat posisi tuan rumah Piala Dunia 2022 menjadi keuntungan berikutnya yang dimiliki Qatar. Semenjak Piala Dunia 2006, tim tuan rumah tidak pernah kalah dalam laga pembuka. Terakhir, di Piala Dunia 2018, Rusia mengalahkan Arab Saudi.
Seluruh pertandingan persahabatan Qatar dengan Ekuador juga berlangsung di Doha, Qatar. Pada 18 Februari 1996, kedua tim berbagi angka seri dalam pertandingan persahabatan yang berakhir dengan skor 1-1. Laga persahabatan kedua pada 25 Februari 1996 dimenangi Ekuador dengan skor 2-1, sedangkan dalam pertemuan ketiga yang digelar pada 12 Oktober 2018 Qatar ganti menang atas Ekuador dengan skor 4-3.
Catatan keunggulan atas Ekuador di pertandingan terakhir tersebut yang akan kembali diperjuangkan oleh Akram Afif, Ali Almoez, dan semua pemain Qatar. Dengan formasi 5-3-2 andalan pelatih asal Spanyol, Felix Sanchez, kekuatan lini pertahanan dan lini tengah Qatar akan kembali diuji seperti saat menjuarai Piala Asia 2019. Saat itu, Qatar hanya sekali kebobolan.
Prediksi Opta Analyst pada Juni 2022 memperlihatkan probabilitas Qatar yang akan lolos dari babak penyisihan grup dan di posisi kedua di bawah Belanda. Poin nilai yang dapat diraih Qatar salah satunya berasal dari kemenangan atas Ekuador.
Dalam menganalisis dan membuat prediksi, Opta Analyst menggunakan metode perkiraan probabilitas setiap hasil pertandingan (menang, seri, kalah) dan statistik ke-32 tim peserta. Statistik tim diperhitungkan dengan melihat kinerja dan prestasi setiap tim serta statistik pemain di dalamnya.
Opta Analyst juga melakukan simulasi pertandingan yang mempertemukan tim dalam satu grup, babak sistem gugur, dan final. Dari tiap simulasi pertandingan, akan dicermati jalannya pertandingan, pola permainan, strategi, dan komposisi pemain untuk dijadikan bahan analisis selanjutnya.
Senada dengan Opta, lembaca riset internasional BCA Research juga memprediksi Qatar akan mengalahkan Ekuador. Prediksi BCA Research menggunakan data awal peringkat setiap pemain tim peserta mengacu data gim FIFA 23 terbitan EA Sports. Sampel yang digunakan ialah seluruh pertandingan yang dimainkan selama Piala Dunia 2006, 2010, 2014, dan 2018. BCA Research juga melihat 192 pertandingan penyisihan grup dan 64 pertandingan di fase gugur.
Untuk membuat model simulasi pertandingan di babak penyisihan grup Piala Dunia 2022 ini, BCA Research juga memasukkan probabilitas setiap hasil pertandingan (menang, seri, kalah), statistik 32 tim peserta, termasuk statistik pemain. Khusus untuk statistik pemain, ada empat variabel yang dicermati, yaitu rata-rata peringkat pemain, usia rata-rata, rata-rata jumlah permainan (caps), dan rata-rata kecepatan pemain.
Dengan metode penghitungan dan simulasi tersebut, prediksi kemenangan Qatar versi BCA Research ialah 44 persen. Prediksi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan prediksi kalah (29 persen) dan hasil imbang (27 persen).
Meskipun Qatar lebih diunggulkan dan diuntungkan sebagai tuan rumah, Ekuador tetap menyimpan ambisi yang sama dengan Qatar untuk dapat lolos dari babak penyisihan grup. Ekuador memiliki keunggulan dalam hal peringkat FIFA, rekam jejak keikutsertaan di Piala Dunia, serta tersebarnya pemain di liga-liga Eropa.
Berdasar data peringkat FIFA per 6 Oktober 2022, Ekuador berada di peringkat ke-44, lebih baik dibandingkan dengan Qatar yang berada di peringkat ke-50 dunia. Selain itu, Ekuador juga sudah empat kali berlaga di Piala Dunia, yaitu pada 2002, 2006, 2014, dan 2022. Keikutsertaan ini juga masih lebih baik dibandingkan dengan Qatar.
Prestasi terbaik Ekuador ialah lolos ke babak 16 besar di Piala Dunia 2006. Di babak kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Amerika Selatan, Ekuador juga berhasil mengalahkan tim-tim unggulan, seperti Peru, Kolombia, Chile, dan Paraguay.
Selain itu, Ekuador juga diperkuat sejumlah pemain andal yang bermain di liga-liga Eropa, seperti Pienco Hincapie (Bayer Leverkusen), Pervis Estupinan (Villarreal), Jeremy Sarmiento dan Moises Caicedo(Brighton & Hove Albion), serta Enner Valencia (Fenerbahce).
Dengan modal-modal tersebut, Ekuador akan tetap berupaya memberikan perlawanan ketat dalam pertandingan menghadapi Qatar. Jika berhasil menang, Ekuador akan menorehkan catatan baru sejarah laga pembuka di Piala Dunia sekaligus mengubah probabilitas kemenangan yang lebih berpihak ke tuan rumah Qatar. (LITBANG KOMPAS)