Bagi para pemilih mula, konstruksi karakter yang tersemat pada sosok Anies, Ganjar, ataupun Prabowo bukan sekadar daya tarik politik, melainkan dambaan akan sosok pemimpin yang relevan saat ini.
Oleh
Bestian Nainggolan
·4 menit baca
Pasca-kepemimpinan Presiden Joko Widodo 2024 mendatang, sejatinya pengujian terhadap model karakteristik kepemimpinan berlangsung kembali. Apakah personalitas ala Jokowi yang selama ini terbentuk sebagai sosok yang sederhana dan merakyat ini akan kembali menemukan relevansinya dalam kekinian zaman, ataukah terdapat tuntutan baru yang sama sekali berubah.
Perubahan-perubahan model karakter kepemimpinan yang diidamkan masyarakat wajar saja terjadi. Sejarah kepemimpinan negeri ini menunjukkan bahwa setiap karakter personal presiden yang pernah menjabat tampak berbeda-beda satu sama lain. Semenjak era kepemimpinan Presiden Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, KH Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, hingga Joko Widodo, tampil ciri personal yang berbeda satu sama lain.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kali ini, jika hasil survei Litbang Kompas periode Oktober 2022 dijadikan sandaran, tampaknya karakter pemimpin yang sederhana dan merakyat tidak lagi dominan. Secara proporsi, hal itu memang masih menjadi pilihan terbanyak responden. Hanya, kebutuhan akan sosok pemimpin berkarakter tegas dan berwibawa juga tampil sama banyaknya.
Selain itu, hasil survei kali ini juga menguak harapan munculnya para pemimpin dengan basis kompetensi personal. Dalam hal ini, sisi pengalaman dan prestasi sebagai pemimpin juga menjadi tuntutan yang tidak kalah besar. Momen kehadiran para pemimpin dengan latar belakang kepala daerah menjadi contoh konkret dari tuntutan semacam ini.
Selebihnya, terdapat pula kerinduan akan sosok pemimpin yang jujur dan adil, sosok pemimpin yang memiliki latar belakang berpendidikan tinggi, ataupun juga sosok pemimpin dengan kelengkapan figur menarik.
Bagi para pemilih mula, mereka yang baru pertama kali akan memilih pada Pemilu 2024 mendatang, setiap karakter personal pemimpin, baik sederhana dan merakyat, tegas dan berwibawa, serta pemimpin yang berpengalaman dan berprestasi juga menjadi idaman mereka. Akan tetapi, menariknya, jika setiap karakter personal tersebut disematkan pada sosok idaman calon presiden mereka, juga terdapat kekhasan yang membedakan pilihan sosok calon presiden satu sama lain.
Khusus pada sosok Anies Baswedan, misalnya, para pemilih mula menjadikan alasan karakter adil dan jujur yang melekat menjadi daya tarik politik dan sekaligus alasan terbesar memilih Anies. Dalam survei, setidaknya 36,4 persen pemilih mula menyandarkan pilihan pada Anies dengan pertimbangan tersebut.
Selain sikap adil dan jujur yang ditunjukkan, bagi sebagian besar pemilih mula lainnya, menilai sisi pengalaman dan prestasi yang ditunjukkan dalam kepemimpinan Anies sebagai gubernur menjadi daya tarik mereka memilih Anies. Begitu pula, terdapat sebagian kalangan pemilih mula memandang justru sisi tampilan figur yang mereka nilai cukup memikat.
Cara pandang pemilih mula terhadap sosok Anies tampaknya agak berbeda dengan kalangan yang tergolong berpengalaman dalam mengikuti pemilu. Bagi kalangan ini, alasan terbesar memilih Anies adalah sisi kinerja, yaitu pengalaman dan prestasi yang ditorehkan semasa kepemimpinannya.
Selain itu, sisi ketegasan dan kewibawaan menjadi alasan terbesar kedua dari pilihan mereka. Sisi adil dan jujur yang menjadi pilihan terbesar bagi kalangan pemilih mula menempati urutan ketiga yang terbanyak dirujuk oleh pemilih berpengalaman.
Berbeda dengan pemilih Anies, para pemilih Ganjar memandang karakter sederhana dan merakyat justru menjadi daya tarik terbesar mereka tatkala memilih Ganjar sebagai calon presiden. Hasil survei menunjukkan, lebih dari separuh (56 persen) menganggap kesederhanaan sosok Ganjar menjadi daya tarik para pemilih mula.
Alasan kedua terbesar terkait dengan ketegasan dan kewibawaan yang disandang Gubernur Jawa Tengah ini. Selanjutnya, persoalan kinerja yang bersandar pada pengalaman dan prestasi Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah pun menjadi pilihan terbesar ketiga.
Apa yang menjadi latar belakang alasan pilihan para pemilih mula terhadap Ganjar ini tidak berbeda jauh dengan kelompok pemilih lain. Dalam hal ini, karakter sederhana dan merakyat menjadi rujukan setiap kalangan terhadap sosok Ganjar. Hanya, tatkala para pemilih mula merujuk karakter ketegasan dan kewibawaan, para pemilih lain justru mengungkapkan pengalaman dan prestasi Ganjar yang menjadi daya tarik.
Berbeda pada Ganjar, berbeda pula pada Prabowo. Pemilih mula yang menjadikan Prabowo Subianto sebagai sosok calon presiden pilihan menganggap bahwa sisi personal, seperti tegas dan berwibawa, menjadi rujukan terbesar.
Menyusul kemudian sisi kinerja, seperti pengalaman dan prestasi, menjadi rujukan kedua terbesar. Selain kedua karakter di atas, yang juga membedakan dengan sosok calon presiden lain, latar belakang militer yang dimiliki Prabowo juga menjadi daya tarik bagi para pemilih.
Perbedaan karakter rujukan pemilih mula pada ketiga sosok calon presiden tersebut menunjukkan keragaman variasi karakter personal dari para sosok calon presiden yang kini tengah bersaing. Berdasarkan ketiga variasi karakter yang melekat dan jika membandingkan dengan pola kepemimpinan sebelumnya, pilihan terhadap karakter yang melekat pada Ganjar tampak mirip dengan latar kepemimpinan sosok Presiden Joko Widodo.
Sisi personal yang ditunjukkan Joko Widodo, seperti kesederhanaan dan upaya tidak berjarak dengan rakyat, melekat dalam pandangan masyarakat. Dengan berbekal karakter seperti itulah Joko Widodo mampu menarik simpati para pemilih dalam Pemilu 2014 lalu.
Dengan mengacu pada hasil survei saat ini, bisa jadi model kepemimpinan dengan karakter sederhana dan merakyat ini masih diminati. Apalagi, Ganjar dari sisi keterpilihannya sejauh ini tergolong tinggi, memuncaki persaingan di antara ketiga tokoh capres papan atas.
Akan tetapi, peta persaingan pilihan calon presiden masih sangat dinamis. Pada kalangan para pemilih mula pun, sekalipun posisi keterpilihan pada Ganjar semakin menguat, hal itu belum menjadi jaminan kemenangan bakal diraih. Terlebih dari sisi karakter, kebutuhan akan pemimpin yang tegas dan berwibawa yang selama ini direpresentasikan oleh Prabowo juga menjadi pilihan banyak kalangan. Atau, justru kejujuran dan keadilan yang kini menjadi dambaan. (LITBANG KOMPAS)