Panjang Usia Ratu Elizabeth II dan Harapan Hidup Warga Inggris
Ratu Elizabeth II yang meninggal dunia pada 8 September 2022 wafat dalam usia 96 tahun. Sebagaimana Sang Ratu, Inggris dikenal sebagai salah satu negara yang warganya memiliki harapan hidup panjang.
Memiliki usia panjang dan hidup sejahtera menjadi impian seluruh negara. Warga Inggris termasuk juga mendiang Ratu Elizabeth IImemiliki usia harapan hidup di atas rata-rata dunia. Kantor Pusat Statistik (ONS) Inggris menyebutkan pada periode 2018-2020 usia rata-rata saat meninggal warga Inggris adalah 82,3 tahun untuk laki-laki dan 85,8 tahun untuk perempuan.
Selain mendiang Ratu Elizabeth II, suaminya yaitu Pangeran Philip meninggal dunia tahun lalu dalam usia 99 tahun. Sebelumnya, pada 2022, Ibu Suri Elizabeth atau ibu dari Ratu Elizabeth II, meninggal dalam usia 101 tahun.
Di luar tembok istana, ada Ethel Lang seorang perempuan yang tinggal di kota Barnsley yang mencapai usia 114 tahun. Ethel meninggal pada 2015. Sebelumnya juga ada seorang warga London bernama Grace Jones yang meninggal dunia dalam usia 113 tahun pada 2013. Di umur yang sama dengan Jones, lansia Gladys Hooper tutup usia pada 2016.
Gambaran panjang usia warga Inggris juga tercermin dari angka harapan hidup. Usia harapan hidup setelah lahir di Inggris pada 2018-2020 mencapai 80,95 tahun. Badan Statistik Inggris juga rinci menyebutkan angka harapan hidup perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Angka harapan hidup saat lahir untuk laki-laki ialah 79,04 tahun dan 82,86 tahun untuk perempuan.
Melihat capaian usia harapan hidup tersebut, warga Inggris memiliki lebih banyak kesempatan hidup lebih lama dibanding rata-rata warga dunia lainnya. Data di worldometers.info menunjukkan pada 2020 rerata angka harapan hidup setelah lahir di tingkat global ialah 73,2 tahun. Rata-rata usia harapan hidup laki-laki di dunia sebesar 70,8 tahun, sedangkan perempuan mencapai 75,6 tahun. Kondisi ini sekaligus memberikan gambaran bahwa warga Inggris baik laki-laki dan perempuan memiliki tingkat harapan hidup di atas rata-rata warga dunia.
Saat ini ada beberapa penduduk Inggris yang tercatat memiliki usia panjang. Merujuk data dari European Supercentenarian Organization, saat ini manusia tertua di Inggris adalah Ethel May Caterham (113 tahun). Perempuan yang tinggal di kota Surrey ini lahir pada 1909. Secara khusus lembaga European Supercentenarian Organization ini mendata warga di Eropa yang memiliki usia di atas 100 tahun. Saat diakses pada 17 September 2022, ada 40 orang yang tinggal wilayah Eropa yang dikaruniai usia lebih dari 100 tahun dan masih hidup.
Selain Ethel Caterham, warga Inggris yang masuk dalam daftar European Supercentenarian Organization ini adalah Mawar Eaton (113 tahun), Ada Thompson (111 tahun), Edna Strickland (111 tahun), Maria Keir (110 tahun), dan Margaret Hammond (110 tahun). Di sisi lain, data tersebut juga menjelaskan saat ini manusia tertua di Eropa adalah warga Perancis bernama Lucile Randon (118 tahun) dan orang Spanyol bernama Maria Branyas Morera (115 tahun).
Fenomena tersebut sekaligus memberikan gambaran bahwa Inggris bukanlah satu-satunya negara di dunia yang memiliki tingkat harapan hidup di atas rata-rata warga dunia. Selain Inggris ada 111 negara yang angka harapan hidup warganya juga sudah berada di atas rerata dunia. Sejumlah negara dengan usia harapan hidup terlama adalah Hong Kong, Jepang, Makau, Swiss, Singapura, Italia, Spanyol, dan Australia.
Jaminan kesehatan
Dalam studi kependudukan global, angka harapan hidup menjadi salah satu faktor penting pembangunan manusia di dunia. Merujuk definisi yang digunakan untuk menyusun Human Development Report 1990, pembangunan manusia dilihat sebagai suatu proses untuk memperbanyak pilihan yang dapat dimiliki oleh warga dunia. Salah satu pilihan yang dianggap penting ialah capaian manusia untuk berumur panjang dan sehat.
Poin tersebut juga tercantum dalam Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk di semua usia. Untuk mengukur capaian pembangunan manusia di sektor kesehatan digunakan angka harapan hidup waktu lahir.
Angka ini menunjukkan perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Tingkat harapan hidup yang rendah dapat disebabkan oleh sejumlah faktor seperti tingginya angka kematian bayi, terbatasnya akses untuk memperoleh layanan kesehatan, dan pola hidup sehat masyarakat termasuk mengonsumsi makanan sehat. Di luar aspek kesehatan, beberapa faktor juga memiliki korelasi dalam capaian angka harapan hidup seperti tingkat pendapatan, pendidikan, perumahan, pekerjaan, serta demografi warga.
Melihat aspek-aspek tersebut, dapat dikatakan kerja sama pemerintah dan masyarakat Inggris menjadi faktor penentu capaian kualitas usia harapan hidup. Inilah kunci dasar keberhasilan warga Inggris memiliki umur panjang.
Dari sisi pemerintah, penyediaan anggaran dan jaminan kesehatan menjadi modal dasar perbaikan layanan kesehatan. Untuk tahun 2021, Pemerintah Inggris mengalokasikan 276,6 miliar poundsterling untuk anggaran kesehatan. Porsi alokasi tersebut senilai dengan 12 persen dari total anggaran negara. Melihat trennya, anggaran kesehatan ini meningkat setiap tahunnya. Misalnya pada 1997 alokasi anggaran kesehatan baru mencapai 65,2 miliar poundsterling.
Dengan dukungan anggaran yang memadai, Pemerintah Inggris bisa melaksanakan sejumlah program kesehatan masyarakat. Salah satu yang menjadi andalan ialah program jaminan kesehatan nasional atau National Health Service (NHS). Pembangunan kesehatan di Inggris ini telah dilakukan sejak 1948 setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Layanan kesehatan ini dibiayai oleh pemerintah melalui pembayaran pajak dan memberikan pelayanan gratis kepada seluruh warga.Dengan program ini, warga Inggris tidak dipusingkan jika harus memerlukan layanan kesehatan. Skema jaminan kesehatan Inggris ini diadopsi oleh sejumlah negara di dunia untuk membangun pondasi kesehatan warga.
Hidup sehat
Pembangunan kesehatan ini menuai banyak capaian pada kualitas usia hidup warga Inggris seperti angka kematian bayi dan kualitas hidup lansia. Pada 2020, angka kematian bayi di Inggris sebesar 4 kematian per 1.000 kelahiran. Tingkat kematian bayi ini jauh di bawah rata-rata dunia yaitu 27 kematian.
Demikian pula dengan kualitas hidup sehat. Bukan hanya sekedar usia harapan hidup, Inggris juga concern pada pembangunan kualitas usia harapan hidup sehat (healthy life expectancy atau HALE) baik saat lahir maupun saat usia 60 tahun.
Angka HALE saat usia 60 tahun (lansia) mengalami peningkatan dari 16,2 (2000) menjadi 18,2 tahun (2019). Kondisi ini menggambarkan pada saat lansia, perkiraan rata-rata tahun hidup warga Inggris yang masih dapat dijalani dalam keadaan sehat sekitar 18 tahun.
Faktor lain pembentuk usia harapan hidup adalah kesejahteraan masyarakat. Sebagai negara maju, Inggris relatif tidak memiliki problem mendasar dengan kesejahteraan warganya (pekerjaan, perumahan, dan penghasilan). Data Bank Dunia 2020 menunjukkan angka gross national income (GNI) per kapita Inggris mencapai 42.130 dollar AS.
Menggunakan standar pengelompokkan Bank Dunia, pendapatan per kapita warga Inggris tersebut masuk dalam kategori high income. Dengan modal kesejahteraan ini, masyarakat Inggris diasumsikan telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dengan baik dan sehat.
Selain dari pihak pemerintah, partisipasi warga juga turut mendorong capaian tinggi harapan hidup. Penerapan pola hidup sehat baik itu melakukan aktivitas fisik maupun mengurangi konsumsi rokok merupakan dua contoh kongrit kontribusi warga.
Sebanyak 61,4 persen warga Inggris yang berusia 16 tahun ke atas rutin melakukan aktivitas fisik termasuk olahraga sepanjang 2020-2021. Pola hidup sehat lainnya juga dilakukan warga dalam kebiasaan merokok. Tingkat prevelansi merokok di Inggris pada 2019 sebesar 13 persen, turun dari 19 persen pada 2011.
Pada 2019, Pemerintah Inggris menetapkan hanya 5 persen dari populasi yang akan merokok pada 2030 nanti. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi dampak buruk rokok bagi kesehatan termasuk kematian yang akan berakibat pada pengurangan usia harapan hidup warga.
Pandemi
Ragam capaian pembangunan kesehatan dan angka harapan hidup telah dicapai Inggris. Namun bukan berarti Inggris tidak menghadapi masalah lagi dalam hal usia harapan hidup.
Saat ini ada dua tantangan besar yang sedang dihadapi Inggris yaitu kesenjangan sosial dan dampak pandemi Covid-19 yang membuat peningkatan harapan hidup mengalami perlambatan.
Analisis yang ditampilkan harian The Guardian (25/4/2022) menyebutkan usia harapan hidup sehat mulai dihadapkan pada fenomena ketimpangan sosial akibat perbedaan kesejahteraan. Ketimpangan sosial ini membuat penurunan harapan hidup yang lebih besar di daerah miskin.
Hasil analisis yang merujuk data dari Kantor Pusat Statistik Inggris tersebut menguraikan tingkat harapan hidup sehat perempuan saat lahir di daerah yang kurang sejahtera ialah 19,3 tahun lebih sedikit daripada di daerah sejahtera. Demikian pula untuk untuk laki-laki. Di wilayah belum terlalu sejahtera usia harapan hidup laki-laki 18,6 tahun lebih sedikit dibanding mereka yang bermukim di wilayah mapan.
Fenomena ini terlihat di wilayah Westminster. Harapan hidup laki-laki meningkat dari 77,3 tahun di periode 2001-2003 menjadi 84,7 tahun tahun di era 2018-2020. Artinya ada lompatan usia harapan hidup hingga 7,4 tahun. Namun lompatan ini tidak terjadi di daerah Blackpool.
Dalam periode yang sama, laki-laki yang tinggal di Blackpool hanya mengalami peningkatan umur panjang sebanyak 2,1 tahun yaitu dari 72 tahun menjadi 74,1 tahun. Kesenjangan ini menambah tingkat senjang usia harapan hidup antara wilayah kaya dan belum sejahtera sebanyak dua kali lipat.
Tantangan lain yang dihadapi Inggris datang dari pandemi Covid-19. Data dari Kantor Pusat Statistik Inggris memperlihatkan bahwa Covid-19 telah menyebabkan penurunan harapan hidup warga Inggris dalam 40 tahun terakhir. Paparan virus korona membuat harapan hidup laki-laki dan perempuan turun masing-masing 1,3 tahun dan 0,9 tahun pada 2020.
Salah satu dampak nyata pandemi terhadap usia harapan hidup di Inggris adalah banyaknya kematian akibat Covid-19. Hingga 17 September 2022 terdapat 189.484 warga Inggris yang meninggal karena infeksi virus korona. Dalam skala global, jumlah kematian akibat Covid-19 di Inggris ini masuk dalam peringkat tujuh besar dunia.
Sebagai pandemi global, dampak Covid-19 ini sebenarnya tidak hanya dialami Inggris. Publikasi World Population Prospects 2022 memperlihatkan tren yang sama. Rerata harapan hidup saat lahir warga dunia mencapai 72,8 tahun pada 2019. Namun, harapan hidup global saat lahir turun menjadi 71 tahun pada 2021.
Inggris dan negara-negara di dunia perlu mengantisipasi dampak lanjut pandemi Covid-19 terhadap kualitas hidup warga sembari melakukan mitigasi munculnya pandemi di masa mendatang. Perubahan iklim yang telah berdampak pada anomali cuaca dan kualitas ekologi diyakini para ahli dapat memicu hadirnya pandemi-pandemi baru yang mengancam kualitas hidup makhluk hidup.
Inggris masih terus memiliki impian besar memajukan warganya. Pada 2045, harapan hidup saat lahir di Inggris diproyeksikan meningkat menjadi 90,1 tahun untuk anak laki-laki dan 92,6 tahun untuk anak perempuan. Pun demikian dengan harapan hidup lansia.
Usia harapan hidup warga berusia 65 tahun di Inggris pada 2045 diproyeksikan dapat meningkat menjadi 21,9 tahun untuk laki-laki dan 24,1 tahun untuk perempuan. Ini artinya, sebagaimana mendiang Ratu Elizabet II yang dikaruniai umur panjang, warga Inggris juga memiliki harapan agar lansia yang berusia 65 tahun dapat hidup sehat hingga berumur 89 tahun pada 2045. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Penguasa Takhta Monarki Inggris Beralih dari Ratu Elizabeth II ke Raja Charles III