Laporan kasus positif baru secara global tercatat terendah sejak Maret 2020. Sebuah indikasi ujung pandemi sudah terlihat. Namun, setiap upaya tidak boleh berhenti untuk memastikan dunia benar-benar aman dari Covid-19.
Oleh
Gianie
·5 menit baca
Penambahan kasus positif harian Covid-19 di Indonesia mulai stabil di tingkat rendah. Skor nasional Indeks Pengendalian Covid-19 atau IPC Kompas pun selama 5 bulan terakhir konsisten di angka 80-an. Di level regional dan global juga terjadi tren penurunan serupa. Ibarat maraton, Indonesia dan dunia siap menyongsong garis finis pandemi.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada 14 September 2022 menyampaikan bahwa akhir dari pandemi Covid-19 sudah terlihat. Saat ini, laporan kasus positif baru merupakan yang terendah sejak Maret 2020. Hal ini merupakan indikasi ujung dari pandemi sudah terlihat. Namun, setiap upaya tidak boleh dihentikan sekarang.
Tedros mengumpamakan perjuangan mengendalikan pandemi ibarat maraton. Seorang pelari maraton tidak akan berhenti ketika melihat garis finis sudah tampak di depan. Ia akan berlari lebih kuat dengan segala energi yang masih dipunya. Begitu pula dengan situasi saat pandemi.
Kita sudah melihat garis akhir pandemi, sudah berada di posisi kemenangan, tetapi ini bukan waktu yang tepat untuk berhenti berlari (berupaya). Sekarang adalah waktu untuk berupaya lebih keras dan memastikan kita akan sampai di garis akhir pandemi dan bersiap menjemput imbalan atas kerja keras selama ini.
Covid-19 terbanyak menginfeksi penduduk Amerika Serikat (AS), yakni hampir 100 juta orang dengan jumlah kematian mencapai satu juta orang. AS berada di urutan teratas dalam hal jumlah kasus positif Covid-19 dan angka fatalitasnya.
Sepuluh besar negara dengan jumlah kasus positif Covid-19 terbanyak secara berturut-turut adalah AS, India, Perancis, Brasil, Jerman, Korea Selatan, Inggris, Italia, Jepang, dan Rusia. Kesepuluh negara dengan jumlah kasus positif terbanyak ini menyumbang lebih dari separuh (57 persen) dari total kasus dunia.
Indonesia berada di urutan ke-19 dari segi jumlah penduduk yang terinfeksi Covid-19. Namun, Indonesia masuk dalam sepuluh besar negara (urutan ke-9) dengan angka kematian yang cukup besar. Hal ini disebabkan salah satunya adalah buruknya penanganan Covid-19 di saat gelombang varian Delta melanda.
Menariknya, China yang menjadi negara sumber awal penyebaran virus SARS-CoV-2 ini sangat baik dalam menahan penyebaran virus dan penanganan pasien yang terinfeksi sehingga dapat menekan angka kematian.
Hingga pertengahan September 2022, jumlah kasus positif Covid-19 di China tercatat kurang dari 250.000 jiwa dengan angka kematian sekitar 5.000 kasus. Dari 230 negara yang terinfeksi, posisi China berada di urutan ke-108.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Warga beristirahat di dekat laboratorium farmasi layanan tanpa turun tes usap Covid-19 di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (15/6/2022).
Baik secara global, regional, maupun nasional, jumlah penduduk yang terinfeksi Covid-19 mulai menurun sejak dua bulan terakhir. Laporan mingguan terbaru dari WHO yang dilansir pada 14 September 2022 menyebutkan, secara global jumlah kasus baru menurun 28 persen dalam seminggu terakhir, sedangkan angka kematiannya juga menurun 22 persen.
Jika dilihat secara regional, penurunan jumlah kasus juga dialami oleh semua kawasan (enam kawasan). Kawasan Pasifik Barat turun sebanyak 36 persen, kawasan Afrika turun 33 persen, kawasan Amerika turun 27 persen, kawasan Asia Tenggara turun 20 persen, kawasan Mediterania Timur turun 19 persen, dan kawasan Eropa turun 15 persen.
Angka kematian juga menurun di lima kawasan sebesar 11-31 persen, kecuali di kawasan Afrika yang justru naik sebanyak 10 persen. Meski demikian, WHO mencatat tren penurunan kasus positif terjadi karena banyak negara mengubah strategi pengujian Covid-19 sehinggga jumlah kasus yang terdeteksi menjadi rendah.
Indonesia juga mengalami penurunan kasus baru Covid-19 mengikuti tren global. Terutama sejak dua bulan terakhir meskipun subvarian Omicron yang baru, yakni BA.4 dan BA.5, ditemukan di wilayah Indonesia. Jumlah penambahan kasus positif di Indonesia sejak awal September di bawah 5.000 kasus per hari.
Tren penanganan pandemi yang kian baik di Indonesia ini juga terekam dalam pengukuran Indeks Pengendalian Covid-19 atau IPC yang dilakukan Kompas sejak Juli 2021. Pascagelombang Omicron, skor nasional IPC mulai merangkak naik dan bertahan di level 80-an.
Pada saat gelombang Omicron datang, skor nasioal IPC sempat turun ke level 60 pada akhir Februari 2022. Skor ini menunjukkan penurunan yang cukup dalam dari segi manajemen infeksi dan manajemen pengobatan.
Hal itu karena sebelum serangan gelombang Omicron datang, skor nasional IPC sempat mencapai angka tertinggi di level 83 yang bertahan selama lima minggu hingga minggu ke-4 Januari 2022.
Penambahan kasus positif harian Covid-19 di Indonesia mulai stabil di tingkat rendah.
Skor nasional IPC kini sudah kembali ke level 80-an sejak minggu ke-2 April 2022. Skor tertinggi di angka 88 tercapai pada minggu ke-4 Mei 2022 dan bertahan selama empat minggu. Namun, setelah itu skor perlahan menurun karena angka kasus positif bertambah sedikit demi sedikit.
Per 12 September 2022, skor nasional IPC berada di angka 82. Dilihat berdasarkan gugus pulau, skor pengendalian terbaik dimiliki oleh gugus Pulau Bali-Nusa Tenggara dengan skor 85. Selanjutnya, gugus Pulau Kalimantan dengan skor 84, Pulau Sumatera dengan skor 83, serta Pulau Sulawesi dan Maluku-Papua dengan skor masing-masing 82. Skor Pulau Jawa merupakan yang terendah dengan angka 79.
DKI Jakarta termasuk salah satu provinsi yang skornya pekan ini naik sebanyak 2 poin. Namun, kondisinya belum pulih seperti pascagelombang Delta yang sempat mencapai skor tertinggi 96. Skor DKI Jakarta kini di angka 80.
Dari dua aspek yang membentuk IPC, yakni manajemen infeksi dan manajemen pengobatan, skor manajemen infeksi selalu lebih rendah dan fluktuatif dibandingkan manajemen pengobatan. Hal ini lebih berisiko tatkala muncul serangan varian baru virus. Perbedaan antara kedua aspek ini 9-13 poin.
Skor manajemen pengobatan sudah stabil baik, sementara skor manajemen infeksi lebih fluktuatif sehingga menyebabkan skor nasional juga berfluktuasi. Provinsi-provinsi yang memiliki tingkat vaksinasi Covid-19 dosis lengkap yang rendah berpotensi mengalami penurunan skor karena lebih rentan terinfeksi.
Laporan dari WHO Indonesia per Agustus 2022 menyebutkan, terdapat tujuh provinsi yang capaian vaksin dosis lengkapnya masih di bawah 50 persen dari populasi. Ketujuh provinsi tersebut adalah Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Dengan mobilitas yang kian meningkat, cakupan vaksinasi dosis lengkap harus ditingkatkan untuk meminimalisasi kasus terinfeksi. Protokol kesehatan harus tetap dijalankan, terutama dalam memakai masker. Seperti kata Dirjen WHO, upaya untuk mencapai garis finis tidak boleh berhenti meski keadaan sudah lebih baik dibandingkan awal pandemi. (LITBANG KOMPAS)