Cycling de Jabar 2022, Mengayuh Potensi Wisata Pesisir Selatan
Cycling de Jabar 2022 menjadi ajang debutan tur sepeda yang digelar di pesisir selatan Jabar. Wilayah ini memiliki potensi pengembangan ”sport tourism” yang menyuguhkan berbagai pesona alam.
Tur sepeda Cycling de Jabar 2022 menjadi bagian dari upaya mendongkrak potensi wisata Jawa Barat bagian selatan. Sports tourism menyumbang nilai tambah dari kekayaan wisata alam yang sudah ada. Perbaikan infrastruktur dan sarana pendukung perlu ditingkatkan demi mempermudah akses dan meningkatkan daya tarik kawasan.
Cycling de Jabar 2022 menjadi ajang debutan tur sepeda yang digelar di pesisir selatan Jabar. Wilayah selatan Pulau Jawa ini memiliki potensi pengembangan sport tourism khususnya pada cabang olahraga bersepeda. Suguhan pemandangan pantai nan indah, variasi lintasan perbukitan, dan jalan lurus menyusuri pantai menjadi daya tarik unggulan.
Pada perhelatan touring sepeda Cycling de Jabar 2022, sejumlah 60 pesepeda yang terdiri dari 7 perempuan dan 53 laki-laki turut serta dalam ajang ini. Mereka berhasil menaklukkan lintasan sepanjang 319 kilometer yang terbentang dari Geopark Ciletuh di Kabupaten Sukabumi hingga titik finis di alun-alun Paamprokan di Pantai Pangandaran.
Lokasi arena bersepeda di pesisir selatan Jabar sengaja dipilih dengan agenda mempromosikan keindahan alam, potensi wisata, dan menyuguhkan tantangan baru bagi pesepeda domestik dan mancanegara. Bentang alam yang melintasi lima daerah yang meliputi Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, dan Pangandaran sangat ideal sebagai arena wisata olahraga (sport tourism).
Melihat dari keragaman pesertanya, tur yang dilangsungkan pada 27-28 Agustus 2022 ini diikuti oleh pesepeda kelas mahir. Pesepeda domestik yang turut serta datang dari kalangan atlet pelatnas, pelatda, dan pegiat dari klub. Termasuk juga pesepeda senior yang berusia lebih dari 50 tahun. Di antara para peserta ada dua orang yang merupakan pesepeda dari mancanegara.
Bila ditilik dari kondisi lintasannya, jalur yang dilalui memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi. Berdasarkan permodelan rute dari aplikasi perencana jalur Komoot, terlihat ada tanjakan dengan gradien hingga 24 persen pada etape pertama di sekitar Kilometer 12. Sebagai acuan, gradien tanjakan 10-15 persen dapat dikatakan tergolong cukup berat bagi para atlet sekalipun.
Lintasan pegunungan yang berat ini menjadi tantangan tersendiri bagi peserta. Pihak penyelenggara menjadikan jalur tanjakan ini (Km 12-Km 34) sebagai arena perebutan gelar king of mountain (KOM) dan juga queen of mountain (QOM). Pesepeda yang berhasil menaklukkan tanjakan adalah Abdul Soleh dan Gita Widya Yunika. Mereka berdua berhak mengenakan jersey polkadot sebagai penanda penyabet gelar KOM dan QOM.
Rute etape pertama sepanjang 150 kilometer diawali dari Geopark Ciletuh dan berujung di kawasan Pantai Karang Potong. Sepanjang perjalanan para peserta disuguhi pemandangan bentang alam yang begitu indah. Bentang alam pegunungan, hutan yang teduh, air terjun, serta semilir angin pantai di sepanjang perjalanan.
Hari kedua tur para peserta dihadapkan pada lintasan sepanjang 169 kilometer dengan titik start Pantai Rancabuaya dan menginjak finis di Pantai Pangandaran. Dari pantauan Komoot, rute pada etape kedua didominasi oleh jalur yang relatif landai tetapi tetap menyuguhkan tantangan berupa dua perbukitan yang harus ditaklukkan.
Paruh kedua Cycling de Jabar dibumbui gimik kompetisi intermediate sprint pada lintasan datar dan lurus sepanjang 3 kilometer. Pada perlombaan tersebut, Reinis Smianovskis dari peserta laki-laki dan Gita Widya Yunika dari peserta perempuan berhasil menjadi yang tercepat.
Apabila dilihat dari tingkat kesulitan dan tantangan di lintasan, etape pertama tampak lebih berat. Peserta harus melintasi sedikitnya lima perbukitan dengan sedikit jalan rata. Etape pertama menjadi momen untuk menimba pengalaman dan pembuktian peserta dalam melibas tanjakan. Selanjutnya, pada etape kedua yang didominasi lintasan datar lebih menekankan pada kecepatan dan daya tahan menjaga pace di jalur panjang.
Baca juga: Momentum Menggaungkan Kembali ”Sport Tourism” Indonesia
Obyek wisata
Lintasan Cycling de Jabar sepanjang 319 kilometer praktis melintasi seluruh wilayah kabupaten di Jabar bagian selatan. Sepanjang lintasan itu pula terdapat banyak sekali destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Mayoritas obyek wisata umumnya berjenis wisata alam.
Keragaman wisata alam yang bisa dinikmati di Jabar selatan antara lain wisata pantai, air terjun, susur sungai, dan cagar alam. Terdapat pula pilihan aktivitas lainnya, seperti berkemah, paralayang, berselancar, snorkeling, dan wahana banana boat.
Mulai dari kawasan Geopark Ciletuh, terdapat banyak pilihan destinasi berupa curug atau air terjun. Namun, ada satu yang cukup unik, yaitu Curug Cimarinjung. Curug dengan ketinggian sekitar 40 meter ini dapat dinikmati dari jarak dekat dan dari kejauhan.
Pengunjung bisa datang ke lokasi curug dan melihatnya dari dekat. Posisi curug yang menghadap ke Samudera Hindia menyuguhkan pemandangan yang unik. Bisa melihat air terjun sekaligus kawasan pantai geopark dan lautan luas.
Apabila ingin menikmati dari kejauhan, wisatawan bisa melihatnya dari sepanjang pantai di kawasan geopark. Terdapat dua titik yang segaris lurus dengan Curug Cimarinjung, yaitu Pantai Bugeul yang berada di muara aliran sungai dari curug kemudian titik yang kedua dari Pantai Palangpang. Keindahan curug bahkan masih tampak dari titik pantai terjauh yang berada di muara Sungai Ciwaru, tepatnya di dekat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ciwaru.
Untuk menikmati keindahan alam Geopark Ciletuh dengan waktu lebih panjang, para pengunjung bisa bermalam di penginapan yang berada di sekitar pantai atau bisa juga membawa tenda dan berkemah di camping ground untuk mendekatkan diri dengan alam.
Beranjak ke perbukitan Ciletuh para wisatawan dapat mengunjungi Amfiteater Geopark Ciletuh Panenjoan. Lokasi ini dinamakan amfiteater sebab menyuguhkan panorama lembah geopark seperti sedang menyaksikan pertunjukan di amfiteater zaman Yunani kuno. Bedanya, suguhan tontonan berupa pemandangan alam yang elok.
Perjalanan dilanjutkan ke arah selatan dan rute pesepeda sampai di titik terdekat dengan pantai di Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi. Berbelok ke timur melintasi banyak sekali destinasi wisata pantai. Pantai di wilayah ini mayoritas berpasir hitam dengan beberapa pantai berpasir putih, seperti di Ujung Genteng, Rancabuaya, dan Pangandaran.
Baca juga: Cycling de Jabar Bawa Jalur Selatan Mendunia
Salah satu destinasi wisata pantai yang menarik adalah lokasi finis etape pertama di Pantai Karang Potong. Pantai ini dilengkapi dengan wahana berfoto dengan bangunan aksesori tematis. Terdapat bangunan ala Santorini di Yunani, ada pula gapura bernuansa ”jejepangan”, dan gubuk-gubuk bertema agraris minimalis.
Mengembangkan obyek wisata destinasi alam memiliki tantangan tersendiri, yaitu dalam hal mengupayakan menambah daya tarik di mata pengunjung. Hal ini tidak terlepas dari tren bermedia sosial yang sedikit banyak membentuk selera berwisata, terutama dari aspek visual. Motivasi berkunjung ke destinasi wisata untuk membuat konten di media sosial adalah keseharian masyarakat digital saat ini.
Capaian dan perbaikan
Dari pengamatan Kompas di sepanjang jalur tur sepeda, suasana tampak lengang dan obyek-obyek wisata juga minim pengunjung. Keramaian destinasi wisata di Jabar selatan biasanya terjadi pada momen hari libur. Ketika libur Lebaran, orang pulang kampung ke daerah Jabar selatan dan berbondong-bondong ke obyek wisata. Selain itu, waktu libur sekolah, akhir tahun, dan tahun baru menjadi momen berlibur masyarakat.
Kontribusi jumlah wisatawan pada obyek wisata di Jabar selatan patut diperhitungkan. Destinasi favorit, seperti Pelabuhanratu dan Ujung Genteng, menjadi magnet kuat. Selain itu, ada juga sederet pantai di sepanjang pesisir Jabar selatan yang menarik minat masyarakat.
Merujuk dari data Badan Pusat Statistik, lima kabupaten pesisir di Jabar menyumbang 22 persen dari total wisatawan di Provinsi Jabar pada tahun 2021. Wisatawan yang menyambangi destinasi di wilayah Jabar selatan mencapai 6,2 juta orang. Dibandingkan dengan capaian sebelum pandemi, angka tersebut hanya setengah dari yang pernah dibukukan pada 2018.
Namun, perlu diperhatikan bahwa pandemi Covid-19 membuat jumlah wisatawan di Jabar merosot sejauh 66 persen dari kondisi normal. Terlihat dari perbandingan data antara 2018 dan 2021. Kendati demikian, kontribusi wilayah Jabar selatan dapat bertahan, yakni pada angka 22 persen di tahun 2021. Tidak terpaut jauh dengan kondisi 2018 yang menyumbang sekitar 26 persen.
Untuk dapat melecut gairah pariwisata Jabar selatan, aspek yang perlu segera dibenahi adalah infrastruktur dan akomodasi. Sepanjang jalur tur sepeda etape pertama (Ciletuh-Karang Potong) cukup sulit menemukan SPBU. Memang sudah ada cukup banyak Pertashop yang menjual pertamax. Namun, untuk mendapatkan bahan bakar lain, seperti Pertalite dan Solar, cukup sulit.
Baca juga: Cycling de Jabar 2022 Jadi Ajang Uji Ketahanan Sejumlah Atlet
Pertalite dijajakan oleh warga menggunakan mesin pompa milik pribadi. Terjadi variasi harga jual yang perlu diberi perhatian. Ada yang menjual pertalite seharga Rp 11.000 dan bahkan lebih. Harga tersebut hampir menyamai pertamax. Beberapa Pertashop yang menjual pertamax pun tidak beroperasi.
Fasilitas pendukung berupa SPBU sangat vital karena jarak tempuh untuk melintasi Jabar selatan cukup jauh. Sedikitnya dibutuhkan waktu sembilan jam berkendara nonstop dengan mobil dari Ciletuh hingga Pangandaran. Bagi wisatawan atau masyarakat yang belum berpengalaman melalui jalur ini, ada kemungkinan akan mengalami kesulitan mencari bahan bakar di perjalanan.
Dari aspek jalan raya, sebagian besar dalam keadaan baik, setidaknya pada ruas jalan yang menjadi rute tur Cycling de Jabar. Namun, di beberapa titik masih perlu perbaikan bahkan membangun jembatan baru. Peserta tur sepeda sempat melintasi beberapa ruas jalan yang masih dalam pengerjaan perbaikan. Selain itu, ada juga jalan yang kotor oleh lapisan pasir. Bagi pesepeda, ini cukup membahayakan karena licin saat dilewati.
Rintangan infrastruktur di lintasan sepanjang 319 kilometer tidak mengurangi kegembiraan para pesepeda. Pada tahun mendatang, kualitas lintasan dapat dibenahi oleh pemerintah setempat. Nilai manfaatnya akan lebih besar dirasakan oleh penduduk yang melintasi jalur tersebut setiap hari. Selain itu, juga menambah kenyamanan perjalanan wisatawan sehingga pengunjung obyek wisata di Jabar selatan terus tumbuh dan berkembang. (LITBANG KOMPAS)