Analisis Litbang ”Kompas”: Penurunan Level PPKM yang Prematur
Angka Indeks Pengendalian Covid-19 cenderung menurun. Hal ini memberikan sinyal pandemi tetap menjadi ancaman. Kebijakan penurunan level PPKM perlu ditinjau ulang.
Oleh
Gianie
·6 menit baca
Meningkatnya kasus positif Covid-19 di sejumlah daerah, terutama di Pulau Jawa, kembali menurunkan angka Indeks Pengendalian Covid-19 di Indonesia pada minggu kedua Juli ini. Pemerintah perlu konsisten menerapkan aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM agar Covid-19 di Indonesia benar-benar terkendali dengan baik.
Sejak merebaknya subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia awal Juni 2022, skor nasional Indeks Pengendalian Covid-19 (IPC) yang disusun Kompas memasuki fase penurunan. Skor nasional IPC Kompas per 11 Juli 2022 berada di angka 86 atau turun 2 poin dibandingkan skor pada awal Juni 2022.
Penurunan yang skor yang tajam selama periode 6 Juni-11 Juli 2022 dialami oleh DKI Jakarta, yaitu sebanyak 17 poin dari skor 90 ke 73. Skor Jakarta ini merupakan yang terendah di antara 34 provinsi dan jauh dari skor nasional yang berada di angka 86.
Penurunan yang skor yang tajam selama periode 6 Juni-11 Juli 2022 dialami oleh DKI Jakarta.
Penurunan skor yang cukup besar diikuti oleh dua tetangga terdekat DKI Jakarta, yakni Banten dan Jawa Barat. Dalam periode yang sama, skor Banten turun sebanyak 10 poin ke posisi 75, sedangkan Jawa Barat turun 8 poin ke angka 77.
Pengendalian Covid-19 dari serangan subvarian BA.4 dan BA.5 yang lebih baik di Jawa ditunjukkan oleh DI Yogyakarta. Yogyakarta masih mengalami tren kenaikan skor IPC hingga pertengahan Juni ke angka 93. Di pekan berikutnya, sejak terjadi penambahan kasus baru yang di atas 10 pasien pada 22 Juni 2022, skor Yogyakarta turun menjadi 90. Hingga 11 Juli 2022, skor Yogyakarta ada di angka 89.
Jika dirangkum per pulau, Pulau Jawa memang mengalami peningkatan kasus positif yang cukup signifikan sehingga skor IPC Jawa dalam kurun enam minggu pun turun sebanyak 8 poin, yakni dari skor 87 ke 79. Skor lima dari enam provinsi di Jawa berada di bawah skor nasional. Hanya DI Yogyakarta yang skornya di atas skor IPC nasional.
Setelah Jawa, skor IPC beberapa provinsi di Sumatera juga mulai menurun sejak sebulan terakhir, terutama di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Riau. Sumsel turun sebanyak 6 poin, sementara Sumut dan Riau turun masing-masing 3 poin.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Warga antre menjalani vaksinasi penguat di Taman Swakarsa, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (13/7/2022).
Seperti pola gelombang-gelombang Covid-19 sebelumnya, penjalaran subvarian BA.4 dan BA.5 ke luar Jawa tidak berlangsung cepat. Penyebaran kali ini lebih dipengaruhi oleh faktor liburan sekolah yang menyebabkan mobilitas penduduk lebih tinggi.
Secara keseluruhan, skor IPC gugus Sumatera turun sebanyak 2 poin dalam kurun enam minggu, yakni dari 91 ke 89. Meski demikian, skor IPC gugus Sumatera yang di atas skor nasional ini masih yang tertinggi dibandingkan gugus pulau lain. Selain Pulau Jawa, skor gugus Maluku-Papua juga berada di bawah skor nasional, hanya dengan selisih satu poin.
Kebijakan pemerintah yang inkonsisten turut menyumbang peningkatan kasus Covid-19 di Tanah Air. Ketika kasus Covid-19 terus melandai pascamudik Idul Fitri lalu, pemerintah mulai melonggarkan mobilitas masyarakat domestik dan pelaku perjalanan luar negari.
Pada awalnya kebijakan ini masih diikuti dengan kebiasaan normal baru dengan penerapan protokol kesehatan yang disiplin. Namun, masyarakat terlenakan oleh optimisme bahwa kondisi penularan virus sudah semakin terkendali. Perekonomian pun sudah bangkit kembali, yang terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang meningkat.
Lalu, Presiden Joko Widodo pun pada 17 Mei 2022 mengeluarkan kebijakan pelonggaran pemakaian masker karena penanganan Covid-19 di Indonesia yang semakin terkendali. Masyarakat diperbolehkan tidak menggunakan masker ketika beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka yang tidak padat orang. Namun, untuk kegiatan di ruangan tertutup dan transportasi publik tetap menggunakan masker.
Pada awal merebaknya subvarian BA.4 dan BA.5, PPKM di wilayah DKI Jakarta yang mengalami kenaikan kasus masih di status level 1. Pemerintah menurunkan status PPKM Jakarta dari level 2 ke level 1 yang berlaku mulai 24 Mei 2022 hingga 6 Juni 2022. Status ini pun lalu diperpanjang hingga 4 Juli 2022.
Melihat perkembangan kasus Covid-19 yang terus meningkat di Jakarta, status PPKM di Ibu Kota kembali dinaikkan ke level 2 yang menurut rencana berlaku mulai 5 Juli 2022 hingga 1 Agustus 2022.
Hal ini tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 33 Tahun 2022 tentang Penerapan PPKM Level 2 dan 1 di Wilayah Jawa dan Bali. Status selanjutnya akan dievaluasi kemudian. Wilayah penyangga, seperti Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi, juga menerapkan PPKM level 2.
Status PPKM di Ibu Kota kembali dinaikkan ke level 2 yang berlaku mulai 5 Juli 2022 hingga 1 Agustus 2022.
Akan tetapi, sehari kemudian, status PPKM di Jakarta dan sekitarnya kembali ke level 1. Hal ini berdasarkan Inmendagri Nomor 35 Tahun 2022. Inmendagri Nomor 33 Tahun 2022 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Dengan perubahan tersebut, maka aktivitas masyarakat tidak lagi dibatasi, dengan penggunaan kapasitas maksimal kembali 100 persen. Sebagai gantinya, Presiden Jokowi mengumumkan kebijakan kembali memakai masker dalam setiap aktivitas, diikuti dengan protokol kesehatan lain. Termasuk kebijakan penetapan vaksin dosis penguat (booster) sebagai syarat perjalanan.
Level PPKM yang berubah dalam waktu satu hari menunjukkan inkonsistensi pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan. Perubahan ini terlalu prematur dalam mengendalikan penyebaran virus subvarian baru yang sedang naik.
Padahal, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada pertengahan Juni lalu menyatakan, puncak gelombang BA.4 dan BA.5 kemungkinan akan terjadi sekitar satu bulan sejak penemuan kasus pertama awal Juni lalu atau sekitar minggu kedua sampai minggu ketiga Juli 2022. Penerapan status PPKM level 2 di wilayah yang menjadi episentrum penularan sebenarnya cukup tepat untuk membendung penyebaran.
Melihat tren skor IPC satu setengah bulan terakhir ini, penyebaran subvarian baru di luar Jawa harus diwaspadai karena akan menyumbang kasus yang lebih banyak secara nasional. Sementara di wilayah Jawa, pengurangan kasus baru belum akan terjadi dalam waktu cepat.
Hal ini dikarenakan liburan sekolah baru usai dan pembelajaran tatap muka secara penuh mulai diterapkan. Sementara aktivitas ekonomi, bisnis, dan perkantoran tetap berjalan secara maksimal.
AGUIDO ADRI
Seorang penumpang tujuan Padang, Sumatera Barat, menunggu keberangkatan bus di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Senin (11/4/2022). Di ruang tunggu atau di sekitar loket penjualan tiket, penumpang harus menunjukkan surat vaksin penguat atau melalui aplikasi Peduli Lindungi.
Daerah-daerah yang belum mendapat vaksin dosis lengkap (dosis satu dan dua) sesuai target harus menjadi prioritas penanganan. Ada sepuluh daerah di Indonesia bagian timur yang pencapaian vaksin lengkapnya masih di bawah 70 persen. Daerah itu meliputi semua provinsi di gugus Pulau Sulawesi serta gugus Maluku dan Papua. Di Papua, pencapaian vaksin dosis lengkap menjadi yang terendah, yakni di bawah 30 persen.
Secara global, penambahan kasus Covid-19 masih cukup tinggi. Sampai dengan 14 Juli 2022, penambahan kasus baru Covid-19 mencapai 1 juta kasus per hari. Tiga hari sesudahnya, penambahan kasus mulai menurun.
Sementara penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia berada di kisaran 3.000-4.000 kasus per hari dengan tren meningkat. Kondisi tersebut harus menjadi perhatian pemerintah supaya serangan subvarian baru tidak sehebat gelombang varian sebelumnya. (LITBANG KOMPAS)