Indonesia kembali menggelar kejuaraan dunia MXGP 2022 di Rocket Motor Circuit, Samota, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Kejuaraan ini menandai kembalinya era kebangkitan otomotif di Indonesia.
Oleh
Topan Yuniarto
·5 menit baca
Setelah MotoGP digelar di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat pada 20 Maret 2022 lalu, Indonesia kembali menghadirkan pentas kejuaraan dunia balap motor MXGP. Kejuaraan ini merupakan kejuaraan dunia motokros seri 12 dari rangkaian seri Kejuaraan Dunia MXGP sepanjang musim kompetisi 2022. Sebelumnya, dua pekan lalu yakni pada 11-12 Juni 2022 seri MXGP digelar di Jerman.
Indonesia dipilih menjadi penyelenggara MXGP 2022 karena memiliki rekam jejak yang bagus dalam penyelenggaraan di tanah air. Pada 2017, MXGP digelar di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung. Gelaran perdana di Pangkal Pinang 2017 ini sempat terkendala cuaca hujan lebat yang berdampak pada kondisi trek. Setahun kemudian pada 2018, Indonesia mendapatkan jatah dua seri belabel MXGP of Indonesia dan MXGP of Asia yang digelar di dua tempat sekaligus yakni Pangkal Pinang dan Semarang dalam jeda waktu seminggu. Pada 2018 di Semarang mendapatkan penghargaan sebagai penyelenggaraan terbaik musim kompetisi 2018.
Kesuksesan Indonesia berlanjut pada 2019, Indonesia kembali dipercaya menggelar dua seri sekaligus berlabel MXGP of Indonesia di Palembang dan MXGP of Asia di Semarang. Hal ini semakin menguatkan posisi Indonesia layak menyelenggarakan tempat kejuaraan internasional ditinjau dari sisi kelayakan sirkuit, faslitas pendukung, dan animo penonton. Imbasnya, akan mendongkrak nama Indonesia di kancah internasional karena MXGP disiarkan langsung oleh jaringan televisi Internasional, seperti Eurosport Eropa/Asia, RAI Italia, TV Galicia Spanyol, Sport TV Slovenia, Play Sport TV Belgia, Viacom India, dan sejumlah jaringan televisi lainnya.
Stasiun televisi di tanah air, Kompas TV pada 2017, 2018, dan 2019 menanyangkan MXGP di Indonesia, namun untuk tahun 2022 pemirsa di tanah air bisa menyaksikan tayangan MXGP di Eurosport melelui saluran televisi dan bias juga melalui streaming MXGP-TV.com menggunakan jaringan internet.
Pada 2020 dan 2021, Indonesia tidak menggelar kejuaraan MXGP akibat pandemi Covid-19. Semula kejuaraan ini sempat diagendakan di Bali dan Borobudur, Jawa Tengah.
Kebangkitan otomotif Indonesia
Indonesia memiliki sejumlah legenda balap motokros atau yang dikenal dengan sebutan kroser. Di era 1970-1980 terdapat nama-nama seperti Iwan Bigwanto, Susilo Harahap, Sulistyo Wibowo, Tonk Eng, dan Erwin Mancha.
Selanjutnya di era 1990-an muncul legenda kroser diantaranya Johny Pranata, Frans Tanujaya, Pieter Tanjaya, Robby Latukolan, Satya Sunarso, Ronny Karno, Dwi Sugiarto, Aep Dadang Supriatna, dan Irwan Ardiansyah. Prestasi legenda kroser Irwan Ardiansyah mencetak 7 kali juara nasional dengan berbagai merk motor mulai dari Yamaha, Honda, Kawasaki, dan Suzuki.
Di era 1990-an Indonesia juga kerap menggelar seri Kejuaraan Nasional Motocross dan Kejuaran Motocross tingkat internasional. Pada saat itu banyak pebalap Australia, Eropa, dan Amerika berlaga di Indonesia. Hal ini sangat positif sebagai parameter atau tolok ukur sejauh mana prestasi pebalap Indonesia ketika disandingkan dengan pebalap mancanegara.
Dalam wawancara dengan Litbang Kompas pekan lalu, legenda kroser Indonesia Irwan Ardiansyah menyatakan kunci suksesnya prestasi kroser Indonesia ada empat: kualitas kejuaraan, regulasi atau aturan yang harus dibenahi, kelayakan sirkuit, dan pembibitan kroser.
“Event internasional yang digelar di negara kita tidak cukup untuk mendongkrak prestasi pebalap nasional untuk mampu berbicara di tingkat internasional apalagi MXGP karena masih diperlukan banyak faktor untuk mengembalikan pamor prestasi kroser nasional,” kata Irwan Ardiansyah. Faktor terpenting lainnya adalah soal regulasi atau aturan balapan motokros di tanah air harus dibenahi secara total. Banyak pebalap senior grade A yang tidak bersedia lagi balapan motokros dikarenakan regulasi yang ada saat ini tidak memadai bagi mereka, terlebih lagi regulasi yang ada saat ini perlu dibenahi.
“Regulasi kejuaraan motokros seperti kejurnas yang ada sekarang harus dibenahi jika Indonesia ingin berbicara prestasi di level internasional,” tegas Irwan. Semua pemangku kepentingan termasuk kroser, pabrikan sepeda motor, Ikatan Motor Indonesia (IMI), pemerintah pusat dan daerah, serta sponsor kejuaraan harus duduk dalam satu meja menyamakan visi kejuaraan motokros di tanah air.
Kualitas trek atau lintasan di tanah air yang selama beberapa dekade lalu sering dipergunakan untuk kejurnas motokros harus dibenahi lagi. Banyak sirkuit mangkrak yang jarang digunakan latihan hingga tumbuh ilalang dan rumput tinggi karena pemilik lahan tidak merawatnya, bahkan kini beralih fungsi menjadi perumahan dan pertokoan.
“Pemilik lahan bisa memberikan kesempatan pebalap di tanah air untuk menyewa lintasan yang akan digunakan latihan dengan biaya yang terjangkau, sebab jika lintasan sering dipergunakan justru akan bagus dan mengurangi tumbuhnya tanaman liar sepanjang trek,”jelas Irwan.
Persoalan pembibitan kroser juga menjadi catatan tersendiri. Di Indonesia terdapat sejumlah akademi kroser cilik yang dilakukan para mantan kroser. Mereka melatih kroser cilik yang disiapkan sebagai kroser profesional di masa depan.
Namun, pembibitan ini saja, menurut Irwan Ardiansyah tidak cukup, karena proses pembibitan harus disertai dengan penggemblengan mental para kroser cilik dan remaja. “Mereka harus dibiasakan belajar menyiapkan motor balap, baju balap, mencuci perlengkapan balap sendiri, menurunkan motor dari mobil sendiri, dan masih banyak lagi perilaku dan sikap yang diajarkan kepada calon kroser.
Indonesia menurunkan Farhan Hendro di kelas MXGP, serta empat kroser di MX2 yakni Delvintor Alfarizi, Diva Ismayana, Ananda Rigi Aditya, dan Nakami Vidi Makarim.
MXGP Samota
Kejuaraan dunia motokros MXGP di Sumbawa memiliki dua nilai penting. Pertama, kejuaraan ini memiliki nilai tambah bagi Indonesia di mata internasional karena nama Indonesia sering disebut saat gelaran dan siaran langsung televisi. Nama Samota di Sumbawa di Provinsi Nusa Tenggara Barat juga akan dikenal di dunia Internasional, mirip dengan nama Mandalika yang mendunia saat gelaran MotoGP.
Kedua, nilai tambah ekonomi dan kebangkitan pariwisata Nusa Tenggara Barat. Event MotoGP di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat pada Maret lalu mendongkrak perekonomian dan sektor pariwisata alias memiliki dampak ekonomi signifikan.
Kejuaraan MXGP di Samota akan digelar hingga lima tahun ke depan. Tentu hal ini kabar gembira bagi masyarakat Sumbawa Besar karena setiap tahun akan banyak kroser mancanegara, kru tim balap, dan Infront Motor Racing selaku penyelenggara event yang jika ditotal jumlahnya hingga ratusan orang.
Kedatangan mereka tidak hanya untuk balap saja, tetapi mereka juga biasanya juga mengunjungi destinasi wisata di sekitar Sumbawa dan Lombok. Peluang ekonomi dan pariwisata ini harus dikelola secara baik oleh pemerintah provinsi setempat. Tidak menutup kemungkinan mereka akan melanjutkan berwisata ke Bali dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur. Sektor penerbangan, perhotelan, dan transportasi laut berpotensi besar memperoleh dampak positif dari kedatangan para kroser dunia di event MXGP Samota. (LITBANG KOMPAS)