Menangkap Aspirasi #VaksinHalal di Media Sosial
Percakapan apa yang paling banyak muncul terkait vaksin Covid-19 dosis penguat (booster) di media sosial? Vaksin gratis dan halal menjadi dua konten yang banyak dicari dan diperbincangkan warganet Indonesia.
Kebijakan pemerintah menggratiskan program vaksin Covid-19 untuk penguat (booster) disambut antusias dengan pencarian di internet dan percakapan oleh warganet. Selain vaksin gratis, percakapan dari tagar #VaksinHalal juga nyaring di media sosial.
Antusiasme publik terhadap program vaksin dosis penguat terlihat dari tren pencarian di mesin pencari Google dan percakapan yang dilakukan warganet di media sosial (medsos). Dua momentum yang terlihat dari Google Trends memperlihatkan kepastian tanggal pelaksanaan vaksin dosis penguat dan pemberian vaksin secara gratis menjadi puncak pencarian informasi di Google.
Sesaat setelah peluncuran kepastian tanggal pelaksanaan vaksin dosis ketiga yang diumumkan pada 3 Januari 2022, Google Trends menangkap skor pencarian informasi tentang ”vaksin booster” berada di angka 100. Fenomena serupa muncul setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan penggratisan itu pada 11 Januari 2022.
Skor pencarian informasi seputar vaksin dosis penguat juga berada di angka 100. Pada rentang skala 0-100 yang digunakan, Google Trends merekam antusiasme warganet berada di titik tertinggi dalam pencarian informasi seputar vaksin dosis ketiga ini.
Antusiasme serupa terlihat dari percakapan dan pembagian konten seputar vaksin dosis penguat di medsos. Melalui pantauan dari aplikasi Talkwalker, puncak percakapan sepanjang 6-12 Januari 2002 terjadi pada 11 Januari. Sebagaimana fenomena di Google Trends, kebijakan pemerintah menggratiskan vaksin dosis ketiga ini memicu peak pembicaraan warganet saat itu.
Kondisi itu sekaligus menjadi gambaran berakhirnya puncak polemik tentang skema pembayaran vaksin dosis ketiga. Ini terjadi karena sesaat sebelum diumumkan gratis, publik masih mendapati dua narasi tentang cara mendapatkan vaksin penguat.
Opsi pertama adalah gratis. Namun, opsi tersebut hanya ditujukan untuk kelompok lanjut usia, peserta BPJS Kesehatan kelompok penerima bantuan iuran, serta kelompok rentan lain. Sementara opsi kedua adalah skema berbayar yang ditujukan untuk program vaksinasi mandiri.
Dua opsi itu menjadi topik percakapan di medsos. Sejak minggu ketiga Desember 2021 hingga 6 Januari 2022, pencarian dengan kata kunci ”vaksin booster berbayar” dan ”vaksin booster gratis untuk peserta BPJS Kesehatan” di internet juga menunjukkan tren peningkatan pesat.
Masing-masing memiliki argumen yang dikemukakan. Secara umum, pendukung vaksin booster gratis mengungkapkan tiga alasan mendasar, yaitu kondisi ekonomi rakyat yang masih tertekan akibat pandemi, risiko ketimpangan vaksin antarpenduduk atau antardaerah, serta risiko melambatnya program vaksinasi akibat keengganan warga melakukan vaksin karena harus membayar.
Situasi tersebut dikhawatirkan malah dapat berakibat buruk pada penanganan wabah virus korona karena kekebalan kelompok lebih lama terbentuk. Sementara pertimbangan berbayar untuk vaksin dosis penguat lebih didasarkan pada argumentasi biaya tambahan yang harus ditanggung negara.
Soal halal
Polemik kubu berbayar dan kubu gratis kemudian melandai seiring dengan diumumkannya vaksin secara gratis. Selain vaksin gratis, percakapan di medsos juga merekam munculnya sorotan lain, yaitu tentang kehalalan vaksin. Dari 40.700 hasil pencarian terkait share content dan percakapan seputar vaksin booster di medsos, jumlah paling besar muncul dari tagar #VaksinHalal.
Dari penelusuran top conversation yang dilakukan terhadap tagar tersebut, setidaknya ada dua topik percakapan tentang isu vaksin halal tersebut. Topik pertama adalah perlunya penggunaan vaksin halal untuk dosis penguat. Sementara topik kedua adalah penyebutan merek vaksin yang sudah mendapat label halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Prioritas penggunaan vaksin halal dipicu oleh munculnya pemberitaan mengenai calon-calon vaksin dosis penguat yang akan digunakan pemerintah. Dari beberapa calon vaksin dosis ketiga ini, halal atau tidaknya vaksin mendapat sorotan warganet.
Alasan yang dikemukakan dari konten yang menjadi percakapan teratas adalah saat ini sudah tersedia vaksin halal, gugatan kondisi penggunaan vaksin darurat, serta kebutuhan umat Islam terhadap vaksin halal. Penggunaan vaksin halal tersebut juga sesuai dengan imbauan MUI agar pengadaan vaksin halal lebih diutamakan untuk menjaga kesehatan dan kemaslahatan umat. Tautan berita daring yang memuat imbauan MUI tersebut termasuk yang banyak dibagikan di medsos.
Topik kedua yang muncul dari percakapan teratas tentang kehalalan vaksin adalah munculnya nama merek vaksin halal. Dari 10 top conversation yang muncul seputar tagar #VaksinHalal, sebagian besar konten percakapan memunculkan Zifivax sebagai nama vaksin yang sudah mendapat sertifikasi halal.
Sedikit kilas balik, pada Oktober 2021, MUI menyatakan vaksin Zifivax produksi Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical, China, adalah halal. Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah menerbitkan izin penggunaan darurat untuk vaksin Zifivax. Vaksin yang dibuat dari platform rekombinan protein subunit itu menjadi vaksin Covid-19 ke-10 yang diizinkan oleh BPOM untuk digunakan di Indonesia.
Popularitas pencarian informasi tentang vaksin gratis dan percakapan vaksin halal di medsos menjadi dua substansi konten yang tidak dapat dilepaskan dari program vaksinasi dosis penguat di Indonesia. Fenomena itu juga muncul saat awal mula pelaksanaan vaksinasi pada Januari 2021. Konten tentang vaksin gratis dan halal juga memenuhi linimasa pemberitaan di media massa dan percakapan di medsos.
Temuan survei Kompas pada Desember 2020 juga memotret fenomena yang sama. Derajat penerimaan vaksin Covid-19 menjelang kick off program vaksinasi menunjukkan tingkat penerimaan publik dipengaruhi berbagai pertimbangan, mulai dari ekonomi (gratis), politis (preferensi pilihan politik dan asal negara pembuat vaksin), hingga faktor ideologis (kehalalan vaksin).
Kondisi ini memberikan gambaran bahwa pemberian vaksin secara gratis dan kehalalan vaksin merupakan dua indikator kunci dalam program vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Karena itu, aspirasi tersebut harus ditangkap pemerintah untuk mengakselerasi program vaksinasi, termasuk saat memberikan vaksin Covid-19 dosis penguat saat ini.
Respons
Kebijakan pemerintah memutuskan menggunakan vaksin halal sebagai booster menjadi langkah penting memperluas penerimaan vaksin di masyarakat. Salah satu vaksin halal yang mendapat izin penggunaan darurat sebagai dosis penguat oleh BPOM pada 10 Januari 2022 adalah Zifivax yang banyak diperbincangkan warganet.
Namun, respons awal pemerintah ini harus dibarengi dengan strategi komunikasi dan sosialisasi tentang kehalalan vaksin. Langkah ini dapat menggunakan pendekatan kultural, seperti melibatkan tokoh-tokoh agama atau adat, dapat dilakukan di wilayah-wilayah yang memiliki resistensi terhadap nilai halal vaksin.
Hal ini perlu dilakukan agar tak ada problem mendasar yang menguras energi bangsa untuk mengendalikan pandemi Covid-19 melalui program vaksinasi. Sebab, di luar polemik mengenai vaksin gratis dan vaksin halal, program pelaksanaan vaksin Covid-19 dosis penguat yang dijalankan pemerintah masih menghadapi tantangan dari sisi teknis, yaitu memberikan sosialisasi pentingnya vaksin booster dan bagaimana cara masyarakat mengakses vaksin ini.
Masih minimnya pengetahuan publik terlihat dari pergeseran atensi warganet mencari informasi mengenai seluk-beluk vaksin dosis penguat setelah polemik gratis dan halal menjadi landai. Demikian pula dengan percakapan di medsos yang juga banyak mengangkat serba-serbi vaksin booster.
Salah satu top influencer pada periode 6-12 Januari 2022 adalah akun Tiktok dokter Tirta. Akun tersebut memberikan penjelasan singkat dari pertanyaan mengenai vaksin dosis penguat, mulai dari apa itu vaksin booster, apa manfaatnya, hingga apakah wajib dilakukan.
Baca juga : Vaksin ”Booster” dan Ancaman Gelombang Ketiga Covid-19
Percakapan lain yang juga menjadi perhatian warganet adalah kebingungan menggunakan jenis vaksin penguat. Tautan berita dari akun Twitter Detik.com banyak dibagikan warganet karena memuat informasi tentang panduan penggunaan jenis vaksin booster dari pemetaan vaksin yang digunakan pada dosis pertama dan kedua. Kebingungan lain yang muncul adalah cara mengecek tiket vaksin booster dan cara mendaftar.
Berbagai problem teknis yang membuat warganet bingung menjadi cermin masih ada tantangan program vaksinasi Covid-19 dosis penguat dari sisi masyarakat. Respons pemerintah untuk segera menangkap munculnya masalah yang dihadapi warga itu diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat mengikuti program vaksinasi Covid-19. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga : Vaksin ”Booster” Covid-19 Dimulai 12 Januari 2022