Dukungan Vaksin Covid-19 untuk Indonesia
Ketersediaan vaksin bisa dilakukan dengan mudah, namun tantangannya adalah bagaimana kekebalan komunitas bisa tercapai pada pertengahan 2022. Distribusi vaksin ke daerah menjadi pekerjaan rumah yang tidak mudah.

Ilustrasi: vaksin merah putih.
Indonesia termasuk negara yang banyak mendapat pasokan vaksin Covid-19. Sekitar 470 juta dosis vaksin berbagai merek telah didatangkan pemerintah hingga Desember 2021 untuk mengamankan program vaksinasi Covid-19. Penyediaan vaksin berhasil memenuhi target, namun tantangan mencapai kekebalan komunitas pada pertengahan 2022 cukup besar.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menargetkan negara-negara di dunia mampu memvaksinasi 40 persen penduduknya pada akhir 2021 dan sebanyak 70 persen pada pertengahan 2022.
Untuk itu, ketersediaan vaksin yang mencukupi sangat penting. Vaksin bisa didapat baik melalui pembelian langsung ke produsen vaksin maupun dari donasi atau hibah melalui kerja sama bilateral dan fasilitas bantuan multilateral.
Berdasarkan data Our World in Data per 31 Desember 2021, Indonesia masuk dalam kelompok lima negara yang paling banyak memberikan dosis vaksin Covid-19 kepada penduduknya.

Sebanyak 275,89 juta dosis vaksin Covid-19 telah diberikan ke penduduk, baik yang dosis lengkap, dosis pertama, atau sudah mendapat vaksin penguat (booster).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 31 Desember 2021, jumlah penduduk yang sudah mendapat vaksin lengkap sebanyak 113,8 juta jiwa atau 54,7 persen dari target pemerintah.
Sedangkan yang mendapatkan vaksin dosis pertama sebanyak 161,3 juta jiwa atau 77,5 persen dari target. Indonesia berhasil mencapai target memvaksinasi dengan dosis lengkap 40 persen penduduk hingga akhir tahun 2021 yang ditetapkan WHO.
Negara-negara berpenduduk besar cenderung berhasil menjalankan vaksinasi Covid-19 dilihat dari total dosis yang sudah diberikan. China di urutan pertama sudah menyuntikkan 2,84 miliar dosis vaksin ke penduduknya. Selanjutnya India dengan 1,45 miliar dosis vaksin ke penduduknya.

Presiden Joko Widodo meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 anak usia 6-11 tahun di SDN 3 Nglinduk, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah pada Rabu, 5 Januari 2022.Selain meninjau vaksinasi, Presiden Jokowi juga menandatangani prasasti sebagai tanda peresmian renovasi dari SDN 3 Nglinduk.
Adapun Amerika Serikat di urutan ketiga dengan jumlah 507,66 juta dosis vaksin. Berikutnya di urutan keempat adalah Brasil dengan 331,27 juta dosis. Dilihat dari jumlah orang yang sudah mendapat vaksin minimal dosis pertama, Indonesia berada di urutan setelah India, AS, dan Brasil.
Pemerintah menargetkan 208,26 juta penduduk untuk divaksinasi Covid-19. Untuk itu, setidaknya diperlukan sebanyak 416,52 juta dosis vaksin untuk memenuhi target penduduk yang divaksinasi lengkap. Jumlah tersebut berhasil disediakan pemerintah. Stok vaksin aman hingga tahun 2022.
Berbagai upaya dan terobosan dilakukan pemerintah untuk mengamankan ketersediaan vaksin nasional. Hingga 31 Desember 2021 tercatat 186 kali kedatangan vaksin ke Indonesia dengan jumlah vaksin sekitar 470 juta dosis. Pada 1 Januari 2022, kedatangan vaksin masih berlanjut.
Baca juga : Mencermati Tantangan Vaksinasi Dosis Ketiga
Skema penyediaan
Ketersediaan vaksin diupayakan pemerintah dengan skema pembelian langsung kepada produsen. Selain itu pemerintah juga mendapat donasi atau hibah vaksin dari hubungan baik bilateral dengan negara lain. Juga mendapatkan vaksin dari kerjasama multilateral melalui Covid-19 Vaccines Global Access (COVAX) Facility di bawah naungan WHO.
COVAX Facility merupakan inisiatif global yang bertujuan mempercepat pengembangan, produksi, dan akses setara vaksin-vaksin Covid-19 bagi negara-negara di dunia. Kesetaraan vaksin dikampanyekan karena hanya dengan itu dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa dan mempercepat akhir dari pandemi.

Hanya dengan kesetaraan mendapatkan vaksin, negara-negara dapat mencapai kekebalan komunitas. Dengan demikian, kegiatan ekonomi akan pulih. Risiko munculnya varian baru virus Covid-19 pun akan bisa diminimalisasi.
Pemerintahan negara-negara diundang untuk bergabung dengan COVAX Facility. Benefit yang diterima berupa jaminan pasokan vaksin karena fasilitas tersebut membantu penyediaan vaksin dengan jumlah dosis setidaknya sebanyak 20 persen dari populasi suatu negara.
Bagi negara yang membutuhkan jumlah lebih besar dari 20 persen populasinya dapat meminta tambahan. Pemenuhan permintaan mengikuti syarat dan persetujuan dari tenaga ahli dari WHO.
Indonesia perdana menerima kedatangan vaksin Covid-19 berupa vaksin Sinovac hasil dari pembelian langsung ke produsen, yakni China. Kedatangan vaksin perdana tersebut pada 6 Desember 2020 sebanyak 1,2 juta dosis.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (tengah) dalam acara peluncuran Vaksin Merdeka Anak di SDN Mangga Dua Selatan 01, Kelurahan Mangga Dua Selatan, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Rabu (5/1/2022).
Hingga 2 Maret 2021, tercatat lima kali kedatangan vaksin Sinovac dari skema pembelian langsung dengan total sebanyak 38 juta dosis vaksin baik dalam bentuk jadi maupun bahan baku.
Baru pada 8 Maret 2021 Indonesia menerima kedatangan vaksin yang merupakan bagian dari skema COVAX Facility. Saat itu vaksin yang diterima Indonesia adalah AstraZeneca sebanyak 1,1 juta dosis.
Indonesia juga mendapatkan vaksin hasil dari donasi atau hibah dari kerjasama bilateral dengan negara sahabat. Vaksin dengan skema ini pertama kali datang dari Uni Emirat Arab, yakni vaksin Sinopharm yang tiba di Indonesia pada 1 Mei 2021 sebanyak 500.000 dosis.
Selain Uni Emirat Arab, terdapat sejumlah negara sahabat lainnya yang mengirim vaksin ke Indonesia dalam skema donasi atau hibah atau program berbagi dosis (dose sharing). Mereka adalah Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Belanda, Italia, Australia, dan Selandia Baru.

China pun turut mengirimkan vaksin skema donasi, selain yang berupa pembelian langsung dari pemerintah Indonesia. Vaksin Sinovac yang didonasikan China untuk Indonesia setidaknya hingga akhir 2021 lalu tercatat sebanyak 7 juta dosis yang datang dalam enam kali pengiriman.
Dari penelusuran Litbang Kompas, dari 187 kali kedatangan vaksin ke Indonesia selama periode Desember 2020 hingga 1 Januari 2022, setidaknya tercatat 75 kali kedatangan vaksin yang merupakan skema donasi/hibah/dose sharing/Covax Facility. Jumlahnya sekitar 98,37 juta dosis. Jumlah tersebut bisa dialokasikan untuk vaksin lengkap bagi lebih dari 45 juta orang.
Amerika Serikat merupakan negara yang paling banyak mengirimkan vaksin dalam skema donasi/hibah/dose sharing/Covax Facility. Jumlahnya mencapai 28,34 juta dosis vaksin jenis Pfizer dan Moderna, yang dikirim dalam 17 kali pengiriman. Berikutnya adalah Jerman dengan jumlah 9,32 juta dosis vaksin Moderna yang dikirim dalam tiga kali pengiriman.
Negara terdekat seperti Australia mengirimkan vaksin dalam skema donasi/hibah/dose sharing/Covax Facility sebanyak 5,695 juta dosis vaksin AstraZeneca. Sedangkan Jepang mendonasikan 4,152 juta dosis vaksin AstraZeneca. Terlihat dukungan negara-negara maju terhadap program vaksinasi di Indonesia sangat besar dan akan terus mengalir di tahun 2022.
Baca juga : Penerima Vaksin Sinovac Butuh Dua Kali Dosis Penguat untuk Hadapi Omicron
Sinovac terbanyak
Dilihat per waktu kedatangan vaksin, vaksin yang datang di Indonesia paling banyak terjadi pada periode September 2021 hingga Desember 2021 (76 persen). Puncaknya terjadi pada Desember 2021 dengan jumlah 46 kali kedatangan vaksin.
Dilihat berdasarkan jenis vaksin, dosis yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah vaksin Sinovac, dengan jumlah 281,79 juta dosis atau 60 persen dari total vaksin yang dimiliki Indonesia. Selanjutnya adalah vaksin AstraZeneca dengan jumlah 97 juta vaksin (20,6 persen) dan vaksin Pfizer sebanyak 53,6 juta vaksin (11,3 persen).
Dengan ketersediaan vaksin yang sedemikan banyak, target untuk mencapai kekebalan komunitas pada pertengahan 2022 sangat memungkinkan.
Vaksin Covid-19 lainnya yang diterima Indonesia adalah Sinopharm, Moderna, Johnson & Johnson, Covovax, dan Janssen. Dengan ketersediaan vaksin yang sedemikan banyak, target untuk mencapai kekebalan komunitas pada pertengahan 2022 sangat memungkinkan.
Tinggal sekarang bagaimana membenahi distribusi vaksin sehingga menjangkau hingga ke pelosok dan menuntaskan kelompok-kelompok prioritas menerima vaksin 100 persen. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga : Vaksin Anak di Kapal Perang KRI Surabaya