Merunut Prospek Tim-Tim Juara Paruh Musim Liga Sepak Bola
Hampir semua tim peserta Liga 1 sepak bola musim 2021-2022 sudah menyelesaikan pertandingan ke-17 atau separuh musim kompetisi. Bhayangkara FC berada di puncak klasemen sementara dan ”menasbihkan” dirinya sebagai juara.
Oleh
Dwi Erianto
·6 menit baca
Hingga pekan ke-17 atau separuh musim kompetisi, Bhayangkara FC mendulang 37 poin dari 11 kemenangan, 4 kali imbang, dan 2 kali kalah. Pertandingan pekan ke-17, Bhayangkara FC mendulang hasil imbang tanpa gol dengan Persija Jakarta. Hasil itu menempatkan klub binaan Polri ini kokoh di puncak klasemen dan menjadi juara paruh musim Liga 1 musim 2021-2022.
Persaingan memperebutkan juara liga tetap bakal sengit mengingat peringkat pertama klasemen hingga keempat hanya berjarak tujuh poin dan masih menyisakan 17 pertandingan. Bhayangkara FC untuk sementara unggul tiga poin atas pesaing terdekatnya, Persib Bandung, di peringkat kedua. Sementara Arema FC dan Persebaya Surabaya di peringkat belakangnya.
Perjalanan klub hasil merger dari PS Polri dan Surabaya United ini menduduki posisi puncak tidak mulus. Meski selalu di posisi empat besar sejak liga bergulir, klub berjuluk ”The Guardian” ini baru menduduki puncak di pekan ke-10 setelah mengalahkan Persikabo 1973 di Stadion Madya Magelang pada 31 Oktober 2021. Hasil ini membawa Bhayangkara FC mengudeta Persib Bandung dari puncak klasemen sementara Liga 1 2021-2022.
Posisi puncak itu berhasil dipertahankan Bhayangkara FC hingga pekan ke-17 atau separuh musim dengan torehan 37 poin dari 11 kali menang, 4 seri, dan 2 kali kalah. Kekalahan yang diderita tim ini terjadi saat bertemu Persib Bandung dan Persita Tangerang, sementara hasil imbang didapat kala bertemu Arema FC, PSS Sleman, PSIS Semarang, dan Persija Jakarta.
Supremasi Bhayangkara FC musim ini tak bisa lepas dari keberadaan pelatih asing dan deretan pemain bintang yang menghuni klub ini. Klub yang dilatih oleh Paul Munster dari Irlandia Utara ini memiliki deretan pemain bintang asing dan lokal, antara lain Ezechiel N’Douassel dari Chad yang sudah mengemas tujuh gol, Lee Yoo-joon dari Korsel, Anderson Salles, Andik Vermansyah, dan Evan Dimas Darmono. Kemudian di lini belakang ada Putu Gede Juniantara, Indra Kahfi, Ruben Sanadi, Hansamu Yama Pranata, serta Awan Setho di posisi kiper utama yang menyandang ban kapten.
Juara paruh musim
Kisah sukses Bhayangkara FC pada musim 2017 ini bisa jadi kembali terulang pada musim 2021-2022 jika melihat skuad dan pelatih asing musim 2021-2022 yang berhasil menjuarai paruh musim Liga 1. Meski demikian, tidak semua tim yang menjuarai paruh musim Liga Indonesia akhirnya keluar sebagai kampiun pada akhir musim.
Pada era Liga Super Indonesia (LSI) dari musim 2008-2013, semua juara paruh musim akhirnya menyandang predikat juara di akhir musim kompetisi. Sementara di era Liga 1, juara paruh musim sebagian besar gagal menyandang predikat juara pada akhir musim kompetisi.
Di Liga Indonesia musim 2008-2009 yang kompetisinya bernama Liga Super Indonesia, Persipura Jayapura berhasil menjadi juara paruh musim dengan 39 poin dari 17 laga. Pada akhir musim, Boaz Solossa dan kawan-kawan menahbiskan diri menjadi kampiun LSI edisi perdana.
Fenomena itu terulang musim 2010 kala Arema Indonesia menjadi kampiun musim tersebut. Arema Malang (kini Arema FC) yang dibesut Robert Rene Albert menjadi juara paruh musim dengan 36 poin dari 17 pertandingan, di akhir musim menjadi juara LSI musim itu dengan 73 poin dari 34 pertandingan, terpaut empat poin tas Persipura di peringkat kedua.
Berlanjut pada LSI musim 2010-2011, di tengah konflik dan hengkangnya tiga klub di LSI, Persipura kembali berhasil menjadi juara paruh musim setelah menyelesaikan 14 laga. Kemudian, skuad yang dilatih Jacksen F Tiago itu pun kembali menjadi juara pada akhir musim dengan mengoleksi 60 poin dari 28 laga, bahkan titel juara sebenarnya sudah dikunci pada pekan ke-25 atau tersisa tiga pertandingan.
Pada musim 2011-2012, Sriwijaya FC menjadi juara dengan mengumpulkan 79 poin dari 34 laga meski status kompetisi itu sebagai breakaway league. PSSI pada saat itu lebih mengakui Liga Primer Indonesia (LPI) sebagai kompetisi resmi. Sebelumnya, tim berjuluk ”Laskar Wong Kito” ini menjadi juara paruh musim di kompetesi tersebut.
Tren juara paruh musim yang kampiun pada akhir musim kembali ditorehkan Persipura Jayapura. Tim berjuluk ”Mutiara Timur” itu kembali merebut mahkota juara paruh musim pada musim 2012-2013 dengan 41 poin dari 17 laga. Pada akhir musim, Persipura merengkuh mahkota juara LSI dengan mendulang 82 poin dari 34 pertandingan yang mereka jalani, jauh meninggalkan tiga pesaing terdekat, Arema (66 poin), Mitra Kukar (65), dan Persib Bandung (63).
Sementara pada musim 2014, format kompetisi kembali menggunakan dua wilayah sama seperti format awal Liga Indonesia. Persib Bandung yang menduduki runner up di wilayah barat akhirnya keluar sebagai juara umum setelah di partai final mengalahkan Persipura Jayapura lewat adu penalti.
Di Era Liga 1 yang mulai bergulir tahun 2017, format kompetisi kembali menggunakan satu wilayah alias kompetisi penuh dengan 34 laga untuk tiap-tiap tim. Madura United (MU) dan Bali United keluar sebagai juara paruh musim Liga 1 2017 dengan 32 poin, tetapi di akhir musim 2017 Bhayangkara FC justru yang finis di posisi teratas dengan 68 poin, disusul Bali United dengan poin yang sama.
Pada musim berikutnya, juara paruh musim gagal menjadi juara di akhir musim kembali terulang. Persib Bandung yang berjuluk ”Maung Bandung” menjuarai paruh musim liga dengan perolehan 29 poin, tetapi di akhir musim Persija Jakarta justru yang keluar sebagai kampiun dengan 62 poin. Persib Bandung hanya menduduki peringkat ke-4 klasemen akhir.
Di Liga 1 edisi 2019, juara paruh musim yang merengkuh mahkota juara di akhir musim kembali terjadi. Bali United menjadi juara paruh musim dengan mengoleksi 40 poin, prestasi itu berhasil dipertahankan hingga musim 2019 sehingga ”Serdadu Tridadu” ini ditahbiskan sebagai juara umum dengan mengoleksi 64 poin dari 19 kali menang, 7 seri, dan 8 kali kalah.
Sementara Liga 1 musim 2020 terpaksa dihentikan karena pandemi Covid-19 setelah setiap tim menjalani tiga pertandingan. Kini pada musim 2021-2022, Bhayangkara FC berada di posisi puncak dan menyandang predikat sebagai juara paruh musim dengan 37 poin setelah menjalani laga pada pekan ke-17.
Apakah tim berjuluk ”The Guardian” ini bisa menempuh jalur yang sama seperti tim juara LSI dan Bali United pada musim 2019 atau justru mengulang kisah gagal Madura United dan Persib Bandung pada musim 2017 dan musim 2018?
Semaraknya kompetisi dan persaingan sengit antartim di Liga 1 berdampak besar pada munculnya pemain-pemin muda berkualitas yang ditempa oleh kompetisi itu. Pemain-pemain berkualitas itu pada masa mendatang menjadi tulang punggung timnas senior yang bisa mengharumkan kembali nama Indonesia di kancah internasional. Pencinta sepak bola Tanah Air sudah rindu pada kejayaan sepak bola Indonesia, seperti pada era 1970-an. (LITBANG KOMPAS)