Tantangan Menjaga Konsistensi Pengendalian Covid-19 di Sultra
Indeks Pengendalian Covid-19 Provinsi Sulawesi Tenggara terus membaik. Konsistensi penanganan pandemi di wilayah ini menjadi kunci. Mampukan Sulawesi Tenggara mempertahankannya?
Hasil pengukuran Indeks Pengendalian Covid-19 yang dilakukan Kompas menunjukkan tren pencapaian Provinsi Sulawesi Tenggara terus membaik. Namun, konsistensi penanganan pandemi tersebut harus tetap dijaga dengan komitmen pencegahan dan kewaspadaan bersama terhadap ancaman penularan Covid-19.
Awal Juli 2021 lalu, dalam kunjungan perjalanan dinasnya di Sulawesi Tenggara, Presiden secara khusus memberikan arahan kepada Forkompimda se-provinsi tersebut. Hal itu menyusul perkembangan kasus aktif di wilayah itu, termasuk yang tertinggi di Pulau Sulawesi.
Dalam kesempatan itu, sebelum memberikan arahan dan meminta langsung komitmen para kepala daerah, Presiden juga sempat meninjau pelaksanaan vaksinasi massal yang digelar di halaman kantor Gubernur Sulawesi Tenggara.
”Saya tidak mau di Sulawesi Tenggara pada posisi yang sekarang relatif tinggi dari daerah-daerah lain karena perkembangan positif di Sulawesi Tenggara itu masuk dalam hitungan tertinggi kedua di Pulau Sulawesi,” ucap Presiden dalam arahannya kepada kepala daerah.
Ketika gelombang pandemi Covid-19 menerpa pada pertengahan tahun, Sulawesi Tenggara memang menjadi satu di antara banyak daerah yang terdampak hebat akibat penyebaran virus yang tak dapat terkendali.
Dari pertengahan hingga akhir Juni, kasus aktif di provinsi ini melonjak signifikan mencapai 379 persen atau kasus harian tercatat menyentuh 819 (29 Juni 2021). Kondisi ledakan kasus positif tersebut kian diperparah dengan angka kesembuhan yang menurun hingga terdegradasi lima persen lebih menjadi 90,7 persen.
Buruknya pandemi di daerah ini pun tergambar dari hasil pengukuran Indeks Pengendalian Covid-19 (IPC) yang dilakukan Litbang Kompas. Di awal pengukuran pada minggu ketiga bulan Juli 2021 lalu, skor IPC untuk wilayah Sulawesi Tenggara hanya mencapai 45.
Sepekan kemudian, pandemi di wilayah ini tak banyak berubah, bahkan justru memburuk dengan adanya penurunan skor indeks menjadi 43. Raihan skor itu memang menempatkan Sulawesi Tenggara di bawah rata-rata untuk Pulau Sulawesi dan Nasional.
Pandemi di Sulawesi Tenggara baru dirasakan beranjak membaik di bulan-bulan berikutnya. Memasuki Agustus 2021, penilaian pengendalian Covid-19 di wilayah ini menunjukkan hasil yang membaik secara konsisten.
Bahkan di dua minggu terakhir Agustus, skor indeks yang tercatat untuk provinsi ini telah melebih di atas 60 dan semakin menegaskan pengendalian pandemi telah melampaui rata-rata pulau Sulawesi maupun nasional.
Pencapaian baik oleh Sulawesi Tenggara merupakan buah dari komitmen penanganan yang dilakukan semua pemangku kepentingan dalam menghadapi gelombang pandemi.
Tak hanya menggencarkan program vaksinasi, pembenahan layanan pengobatan hingga fasilitas kesehatan termasuk pula kebutuhan isolasi terus ditingkatkan.
Baca juga: Covid-19 di Sultra Terus Melambung, Penelusuran Kasus Tak Lagi Diumumkan
Percepatan vaksinasi
Dalam hal komponen manajemen infeksi sebagai salah satu aspek perhitungan IPC, yang dinilai dari positivity rate dan distribusi vaksinasi terhadap penduduk daerah, capaian Sulawesi Tenggara pun terus menunjukkan tren yang membaik.
Pembenahan segala aspek terkait, seperti gencarnya tracing kasus hingga vaksinasi membuat kondisi untuk komponen manajemen infeksi ini hanya memburuk di dua pekan akhir Juli dan awal Agustus dan membuat posisi skor indeks daerah ini masih di bawah rata-rata Pulau Sulawesi dan nasional.
Di pekan-pekan selanjutnya, secara konsisten upaya pembenahan yang dilakukan pun berdampak pada membaiknya skor indeks yang diraih. Di akhir Agustus, bahkan skor indeks untuk komponen manajemen infeksi ini telah membaik dua kali lipat dari kondisi awal dengan capaian skor 30. Posisi skor itu pun dapat bertahan dan cenderung membaik sampai Oktober 2021 di mana nilai yang diperoleh terus konsisten di atas 30.
Program vaksinasi yang terus digalakan pemerintah pun terealisasi dengan apik hingga telah menyentuh sepertiga dari yang ditargetkan (per akhir Oktober 2021).
Vaksinasi sudah dilakukan di 17 Kabupaten/Kota di wilayah Sulawesi Tenggara dan telah mencapai 660.000 untuk dosis pertama dan tak kurang dari 386.000 untuk dosis dua.
Kendati demikian, berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), vaksinasi di provinsi ini masih perlu ditingkatkan.
Persoalan jumlah distribusi dan pemerataan vaksin ke seluruh wilayah termasuk kabupaten terpelosok menjadi hal pokok yang harus secara cepat terselesaikan.
Hingga akhir Oktober, jumlah vaksin yang telah dikirimkan ke Sulawesi Tenggara telah menyentuh 1,3 juta dosis. Jumlah itu masih jauh dari kebutuhan semestinya yang mencapai 4 juta dosis.
Dalam hal pemerataan, banyak daerah kabupaten yang tingkat vaksinasinya masih kurang dari 30 persen. Hal tersebut tentulah begitu timpang jika dibandingkan dengan capaian vaksinasi di ibu kota provinsi, Kota Kendari dengan capaian vaksinasi 60 persen.
Baca juga: Capaian Tes Covid-19 di Sultra 10 Persen dari Target, Penyebaran Semakin Tak Terkendali
Kewaspadaan
Dalam hal penilaian indeks terkait dengan aspek manajemen pengobatan, yang terdiri dari beberapa komponen mulai dari total kasus dan kesembuhan, tingkat kematian, hingga keterisian tempat tidur, Sulawesi Tenggara juga menunjukkan perubahan yang positif sejak tiga bulan terakhir. Capaian skor untuk aspek manajemen pengobatan ini terus meningkat, dan pada minggu terakhir Oktober lalu mencapai skor 43.
Kondisi tersebut sudah sangat membaik jika dibandingkan beberapa waktu sebelumnya yang cukup fluktuatif diangka 30, bahkan sempat menyentuh nilai terendahnya 28 di minggu keempat Juli 2021. Meskipun demikian, capaian skor indeks manajemen pengobatan Sulawesi Tenggara ini selalu berada lebih baik dari kondisi rata-rata nasional.
Kini kasus terkonfirmasi positif di daerah ini menunjukkan tren yang begitu melandai. Pertambahan kasus per harinya sangat kecil, bahkan secara konsisten tak sampai sepuluh per harinya.
Sekalipun angka penambahan kasus aktif tersebut terbilang sangat kecil, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 tetap memperingatkan daerah-daerah yang masih mengalami kecenderungan penambahan kasus untuk tetap waspada.
Berdasarkan catatan Satgas penanganan Covid-19, penambahan kasus positif yang terjadi tetap terhitung besar jika dibandingkan dengan daerah yang tidak mengalami penambahan kasus sama sekali.
Data terbaru per tanggal 9 November 2021, Satgas Penanganan Covid-19 merilis daerah-daerah yang perlu meningkatkan kewaspadaan karena masih mengalami penambahan kasus yang besar jika dibandingkan seminggu terakhir.
Sulawesi Tenggara dengan peningkatan tujuh kasus aktif dalam sehari masuk dalam jajaran lima daerah dengan kenaikan kasus tertinggi. Empat provinsi lainnya adalah Papua Barat dengan kenaikan 100 kasus, DI Yogyakarta 77 kasus, DKI Jakarta 46 kasus, serta Bangka Belitung lima kasus.
Penambahan kasus positif yang terjadi tetap terhitung besar jika dibandingkan dengan daerah yang tidak mengalami penambahan kasus sama sekali.
Sejak akhir September lalu, jumlah kasus aktif di Sulawesi Tenggara telah melampaui 20.000. Hingga 9 November jumlah kasus tak banyak berubah dengan jumlah sebesar 20.138 untuk perhitungan komulatif.
Minimnya pertambahan kasus positif secara konsisten tentulah menjadi kabar baik jika memang vaksinasi dan komitmen untuk melakukan tes Covid-19 juga terus dilakukan berkelanjutan.
Seluruh pihak tentu berharap, capaian pengendalian kasus Covid-19 yang terus membaik di Sulawesi Tenggara dapat terus bertahan bahkan jauh lebih membaik.
Terpenting dari itu, segala pencapaian itu tetap harus sejalan dengan kewaspadaan mulai dari mematuhi protokol kesehatan, mendukung upaya tracing kasus aktif hingga percepatan vaksinasi.
Lewat segala hal yang diupayakan itu, semoga saja kondisi pandemi di Sulawesi Tenggara lekas mewujud menjadi endemi. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Penanganan Pandemi Disambut Bendera Putih