Tren skor Indeks Pengendalian Covid-19 pada pekan ke-14 per 18 Oktober 2021 relatif masih meningkat. Percepatan vaksinasi masih menjadi pekerjaan rumah di sejumlah provinsi.
Oleh
Tim Litbang Kompas
·4 menit baca
Tren skor Indeks Pengendalian Covid-19 atau IPC Indonesia oleh Kompas minggu ke-14 per 18 Oktober 2021 masih meningkat. Skor nasional naik satu poin menjadi 77 dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Laju penambahan skor berlangsung pelan, hanya naik satu poin selama tiga minggu terakhir.
Selama enam minggu terakhir, skor nasional bahkan hanya naik sebanyak empat poin, dari angka 73 pada 13 September 2021 menjadi 77 per 18 Oktober 2021. Hal ini karena skor sempat turun pada 27 September 2021 menjadi 73 dari sebelumnya di angka 75.
Dilihat dari aspek yang menyusun skor, peningkatan skor pengendalian ini didorong oleh membaiknya skor manajemen infeksi dari 36 menjadi 37. Naiknya skor manajemen infeksi ini sejalan dengan kian banyaknya masyarakat yang divaksin dan semakin sedikitnya kasus positif harian.
Adapun aspek manajemen pengobatan cenderung stabil. Skor nasional dalam aspek manajemen pengobatan ini mendapatkan skor yang sama dengan penghitungan seminggu sebelumnya di angka 40 poin.
Meskipun sudah relatif baik, skor yang stagnan ini membuka ruang bagi perbaikan, terutama perbaikan pada tingkat keterisian kasur rumah sakit di beberapa provinsi yang masih dua digit.
Dalam pengukuran minggu ke-14 ini, sebanyak 12 provinsi skornya naik, 12 provinsi skornya turun, dan 10 provinsi skornya tetap. Aceh, Papua, dan Maluku Utara yang sering di posisi terbawah kini semakin membaik dalam mengendalikan pandemi.
Aceh bertambah 10 poin sehingga mencapai skor 63. Begitu juga dengan Papua yang bertambah 10 poin menjadi skor 70. Sementara Maluku Utara naik 9 poin menjadi 77, sama dengan skor nasional.
Papua membuktikan diri mampu mengendalikan penularan Covid-19 tidak meluas terlalu banyak di tengah pengerahan sumber daya untuk menyukseskan gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021.
Total terdapat 176 kasus positif Covid-19 di empat kluster PON Papua, yang meliputi atlet, pelatih, dan ofisial. Mereka yang terpapar menjalani perawatan hingga tuntas sebelum kembali ke daerah asal.
Papua, juga Aceh dan Maluku Utara, mengalami perbaikan skor manajemen pengobatan yang signifikan sebesar 10, 8, dan 12 poin. Artinya, kemampuan provinsi ini untuk meningkatkan angka kesembuhan, mengurangi kepadatan rumah sakit Covid-19, dan menurunkan angka kematian semakin baik.
Kali ini, Lampung yang mengalami perburukan skor. Posisinya menjadi yang terendah, menggantikan Aceh, dengan skor 62. Angka ini turun tiga poin dari 65, angka tertinggi yang pernah dicapai.
Lampung mengalami penurunan skor akibat bertambahnya angka kematian. Dalam periode 12-18 Oktober 2021, tercatat angka kematian akibat Covid-19 di Lampung sebanyak 14 kasus. Sementara pada periode seminggu sebelumnya hanya tercatat 9 kasus kematian.
Sejumlah provinsi berhasil mencatat perbaikan pengendalian Covid-19 dengan menekan angka kematian menjadi nol kasus. Pada periode 12-18 Oktober 2021, tiga provinsi, yakni Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat, mencatat nol kematian selama seminggu penuh.
Ada pula daerah yang selama enam hari mencatat nol kematian, seperti Bengkulu, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Maluku Utara. DKI Jakarta yang tetap berada di posisi puncak, kali ini mencapai skor 95, pada minggu terakhir pengukuran mencatat nol kematian selama empat hari.
Di tengah tren perbaikan IPC-19 secara nasional selama empat pekan terakhir, tiga provinsi mengalami stagnasi kondisi pengendalian pandemi selama empat pekan berturut-turut. Ketiga daerah itu adalah Sumatera Barat, Sulawesi Utara, dan Papua Barat.
Skor pengendalian pandemi di Sumatera Barat terhenti pada angka 77 sejak periode pengukuran 27 September 2021. Rendahnya capaian vaksinasi dosis lengkap menjadi indikator utama yang menyebabkan stagnasi skor pengendalian pandemi di Sumbar.
Hingga 18 Oktober lalu, baru 11,3 persen masyarakat di Sumbar yang menerima vaksinasi dosis lengkap. Capaian ini lebih rendah dibandingkan dengan daerah lainnya di gugus wilayah Sumatera, seperti Kepulauan Riau (49,2 persen), Jambi (24,8 persen), dan Bangka Belitung (26,4 persen).
Selain vaksinasi, upaya meningkatkan angka kesembuhan juga perlu menjadi perhatian pada aspek manajemen pengobatan. Pasalnya, skor indikator ini juga mengalami stagnasi yang mencerminkan belum terjadi tren positif yang signifikan pada angka kesembuhan dibandingkan dengan total kasus.
Serupa dengan Sumbar, Sulawesi Utara dan Papua Barat juga lambat laju penambahan jumlah penduduk yang menerima vaksinasi dosis lengkap. Sementara penambahan angka kesembuhan terhadap total kasus juga tidak menunjukkan perbaikan yang begitu signifikan.
Dengan demikian, stagnasi di tiga provinsi ini telah terjadi selama empat pekan berturut-turut. Dibutuhkan evaluasi serta gerak cepat demi upaya perbaikan pengendalian pandemi di ketiga daerah ini.
(GIANIE/RANGGA EKA SAKTI/DEDY AFRIANTO/REZA FELIX CITRA/LITBANG KOMPAS)