Alarm untuk Penanganan di Daerah
Memasuki pemantauan minggu ke-11 Indeks Pengendalian Covid-19 Indonesia-Kompas per 27 September 2021, sebanyak 18 provinsi mengalami penurunan skor indeks.
Memasuki pekan ke-11 Indeks Pengendalian Covid-19 Indonesia-Kompas per 27 September 2021, skor indeks 18 provinsi menurun. Ini pertanda banyak daerah masih rapuh dan RI rentan terkena gelombang ketiga.
Kondisi pengendalian pandemi Covid-19 antardaerah di Indonesia berbeda-beda. Memasuki pemantauan minggu ke-11 Indeks Pengendalian Covid-19 Indonesia-Kompas per 27 September 2021, sebanyak 18 provinsi mengalami penurunan skor indeks. Hal ini menunjukkan banyak daerah yang masih rapuh dan Indonesia masih sangat rentan terkena gelombang ketiga Covid-19.
Di minggu ke-11 pengukuran Indeks Pengendalian Covid-19 atau IPC oleh Kompas yang memantau perkembangan performa daerah, skor indeks nasional turun 1 poin dibandingkan minggu sebelumnya menjadi angka 73. Hal ini dipicu oleh menurunnya skor pada aspek manajemen pengobatan di sejumlah daerah.
Skor IPC disusun oleh penilaian terhadap dua aspek, yaitu manajemen infeksi dan manajemen pengobatan. Pada minggu ke-11, manajemen infeksi mendapat skor 35 sama dengan skor pada minggu sebelumnya. Sedangkan skor manajemen pengobatan di angka 38, turun satu poin dari minggu sebelumnya.
Penurunan skor banyak terjadi pada wilayah timur Indonesia yang meliputi sebagian besar provinsi di Pulau Sulawesi dan seluruh kawasan Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Penurunan terbesar terjadi di Provinsi Papua sebanyak 10 poin. Disusul oleh Maluku Utara dan Kalimantan Utara yang turun masing-masing 8 poin, serta Lampung sebanyak 7 poin.
Di Pulau Jawa, skor indeks tiga provinsi yaitu Jawa Timur, DI Yogyakarta dan Banten juga menurun. Jatim turun 5 poin menjadi 70 dan berada di bawah rata-rata nasional. Sementara DI Yogyakarta dan Banten turun masing-masing 2 poin, namun kondisi pengendaliannya masih di atas rata-rata nasional.
Penurunan skor di minggu ke-11 yang terjadi pada 18 provinsi ini lebih banyak dibandingkan kondisi minggu lalu yang hanya dialami oleh 6 provinsi. Meski demikian, beberapa provinsi lainnya mencatat kenaikan skor.
Sumatera Utara dan Aceh, misalnya, meski skornya masih di bawah rata-rata nasional tetapi mulai bangkit karena masih-masing menambah 6 poin dan 5 poin. Empat provinsi tidak mengalami perubahan skor dibandingkan minggu lalu, yaitu DKI Jakarta (skor 92), Bengkulu (82), Kepulauan Riau (78) dan Jambi (77).
Baca juga : Indeks Pengendalian Covid Menunjukkan Kesenjangan Kemampuan Daerah
Papua berisiko
IPC-19 merekam perkembangan pengendalian Covid-19 di Papua yang naik-turun secara signifikan dua minggu terakhir ini. Di minggu ke-10, skor indeks Papua naik tajam sebanyak 14 poin, namun di minggu berikutnya turun sebanyak 10 poin dari angka 72 ke 62.
Penelusuran dan pemeriksaan Covid-19 selama bulan September di Papua menurun drastis. Padahal, masih terdapat penularan kasus Covid-19 di Papua setiap hari.
Dari data Satgas Covid-19 Provinsi Papua, hanya 66 sampel usap yang diperiksa selama tujuh hari terakhir. Padahal angka rasio kasus positif Covid-19 di Papua mencapai 25,84 persen. Angka tersebut belum memenuhi standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia.
Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua, dr Antonius Oktavian mengatakan, pemeriksaan sampel usap di laboratorium instansi miliknya hanya 19 sampel saat ini. Padahal, pada bulan lalu pemeriksaan sampel usap mencapai 100 hingga 200 sampel.
Ia menilai kondisi ini sangat berisiko meningkatkan kasus Covid-19 di tengah masyarakat. Apalagi Papua tengah menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional 2021. Sebanyak 6.300 atlet dan 3.000 tenaga ofisial akan hadir dalam PON di Papua.
"Minimnya pemeriksaan Covid-19 di tengah pelaksanaan PON sangat berisiko tinggi. Penularan Covid-19 di tengah masyarakat tidak dapat terdeteksi, " kata Antonius.
Ketua Harian Satgas Pengendalian, Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua, Welliam Manderi mengakui minimnya pemeriksaan Covid-19 di bawah angka 100 sampel per hari. Hal ini disebabkan sebagian besar tenaga kesehatan fokus untuk terlibat dalam PON Papua 2021.
Ia pun menyatakan Pemprov Papua akan meningkatkan lagi pemeriksaan Covid-19. Hal ini untuk mencegah terjadinya gelombang tiga penyebaran Covid-19 di Papua khususnya di empat kluster PON, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke dan Kabupaten Mimika.
Baca juga : Sebanyak 18 Pelanggar Prokes di Kota Jayapura Ditahan Sehari di Lapas Abepura
Tingkatkan Pengobatan
Semakin membaiknya pengendalian Covid-19 di Sumatera Utara, selain karena menurunnya jumlah kasus baru, juga tidak lepas dari upaya mempercepat kesembuhan pasien Covid-19. Salah satunya melalui pengobatan jarak jauh yang diselenggarakan oleh Universitas Sumatera Utara (USU).
Rektor USU Muryanto Amin mengatakan untuk meningkatkan penanganan pasien yang menjalani isolasi mandiri, USU saat ini menyediakan layanan kesehatan telemedicine. “Telemedicine Covid-19 merupakan bentuk pengabdian masyarakat USU khususnya untuk membantu pasien Covid-19,” kata Muryanto.
Pengobatan jarak jauh in dinilai sangat penting untuk memantau kondisi pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri. Pengobatan ini memberikan jasa konsultasi dengan dokter, pemantauan, dan obat-obatan yang diantar langsung ke pasien. Cara ini untuk mengurangi beban rumah sakit dan memutus rantai penularan.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Satuan Tugas Covid-19 Sumut Irman Oemar mengatakan, kasus positif baru di Sumut per Rabu (29/9/2021) sebanyak 83 kasus dan kasus meninggal tujuh orang. Kasus itu jauh menurun dibanding bulan lalu yang sempat menyentuh 1.500-2.000 kasus baru dan 40-60 kasus meninggal per hari.
“Meskipun kasus Covid-19 di Sumut mengalami penurunan, disiplin pada protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan. Pelaksanaannya sudah diatur secara rinci dalam pembatasan pemberlakukan kegiatan masyarakat (PPKM) sesuai level di daerah masing-masing,” kata Irman.
Di Medan, pengendalian Covid-19 dilakukan dengan semakin ketat sebagaimana arahan pemerintah pusat yakni mengurangi mobilitas masyarakat, meningkatkan penelusuran kontak, pengetesan, serta percepatan vaksinasi.
Wali Kota Medan Bobby A Nasution menyebut, dengan penurunan kasus Covid-19, Kota Medan juga sedang menyiapkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di awal Oktober.
Percepatan vaksinasi untuk pelajar di Medan juga dilakukan dengan target 105.000 pelajar. Pemko Medan pun menargetkan 5.000 vaksinasi per hari untuk pelajar.
Pengendalian Covid-19 di Provinsi Jawa Timur diklaim masih berjalan dengan baik meski pengetesan menunjukkan ada kecenderungan turun selama sepekan terakhir. Kewaspadaan terhadap sebaran penyakit terus ditingkatkan seiring naiknya mobilitas masyarakat.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Jatim Makhyan Jibril Alfarabi mengatakan sejumlah indikator penanganan pandemi menunjukkan kecenderungan menuju perbaikan. Transmisi komunitas yang meliputi kasus konfirmasi, rawat inap rumah sakit, dan kematian menunjukkan perkembangan signifikan selama dua pekan belakangan.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam pernyataan resminya pada Senin (26/9/2021) mengatakan upaya mencegah penyebaran Covid-19 memberikan hasil menggembirakan.
Berdasarkan asesmen Kementerian Kesehatan yang dirilis 26 September lalu, jumlah kabupaten dan kota yang masuk dalam ketegori level 1 mencapai 27 daerah. Jatim merupakan provinsi kabupaten dan kota level 1 terbanyak di Jawa-Bali.
Penurunan skor pada aspek manajemen pengobatan Covid-19 dalam IPC-19 di sejumlah daerah menjadi alarm untuk membenahi penanganan pandemi. Manajemen pengobatan menjadi indikator akhir sebagai penanda masalah dalam manajemen infeksi di awal.
”Masalah dalam manajemen pengobatan menandai adanya masalah dalam penanganan infeksi yang merupakan indikator awal. Ini masalah serius yang harus jadi perhatian penanganan Covid-19 di daerah, yang jika dibiarkan bisa memicu lonjakan kembali kasusnya,” kata epidemiolog Indonesia di Griffith University, Dicky Budiman. (NSA/NIK/BRO/FLO/AIK)
Baca juga : Di Balik Angka Indeks Pengendalian Covid-19