Jajak Pendapat Litbang Kompas menunjukkan 57,9 persen responden menilai solidaritas menguat di tengah lonjakan kasus positif Covid-19. Solidaritas membantu sesama menjadi modal bangsa melalui masa sulit selama pandemi.
Oleh
Dedy Afrianto/Litbang Kompas
·4 menit baca
Selama 17 bulan berhadapan dengan pandemi Covid-19, beragam upaya telah ditempuh pemerintah dan masyarakat untuk bertahan. Selama itu pula, solidaritas sosial tumbuh dan terawat di akar rumput sebagai wujud budaya gotong royong yang menjadi warisan turun-temurun bagi masyarakat Indonesia.
Wujud solidaritas sosial itu terus coba dirawat hingga kini. Hal ini terekam dalam jajak pendapat Litbang Kompas pada 3-6 Agustus 2021. Dibandingkan 2020, solidaritas sosial saat ini tetap terbentuk di tengah beragam kesulitan yang dihadapi masyarakat. Bahkan, sejumlah responden menilai solidaritas ini menguat di tengah lonjakan kasus positif Covid-19 di sejumlah wilayah.
Beragam bantuan diberikan masyarakat, sesuai kemampuan masing-masing. Untuk meringankan beban tetangga yang terkonfirmasi positif Covid-19, ada upaya untuk mencarikan kebutuhan fasilitas kesehatan, seperti tempat isolasi mandiri, tabung oksigen, dan kebutuhan lainnya.
Lebih dari separuh responden (57,9 persen) mengaku tindakan ini dilakukan masyarakat sepanjang tahun 2021. Bahkan, hampir sepertiga di antaranya menyaksikan masyarakat saling membantu mencarikan fasilitas kesehatan untuk warga yang membutuhkan itu semakin meningkat dibandingkan tahun lalu.
Kondisi ini tentu menjadi kabar baik di tengah tingginya penambahan kasus Covid-19 di Indonesia. Kekurangan oksigen hingga keterisian tempat tidur di rumah sakit yang cukup tinggi disiasati oleh masyarakat di akar rumput dengan sikap saling bahu-membahu demi tersedianya fasilitas kesehatan yang layak bagi pasien Covid-19. Masyarakat juga memberikan makanan, minuman, hingga sumbangan berupa uang bagi tetangga yang terdampak pandemi.
Dari sisi pemerintah, beragam gerakan sosial juga telah dilakukan untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi. Gerakan ini tidak hanya bertumpu pada anggaran pemerintah, tetapi juga dari aparatur dan pejabat daerah berdasarkan kesadaran masing-masing dan secara perlahan mulai dirasakan masyarakat.
Tindakan ini ditemui oleh empat dari 10 responden selama enam bulan terakhir. Artinya, pada sejumlah wilayah, bantuan sosial tidak hanya dari anggaran pemerintah, tetapi ada pula bantuan pribadi dari pejabat atau aparatur pemerintahan.
Bahkan bantuan diberikan oleh pejabat pemerintahan dengan cara menyumbangkan sebagian penghasilan untuk penanggulangan pandemi. Tindakan ini ditemui oleh tiga dari 10 responden.
Pada sejumlah wilayah, bahkan bantuan diberikan oleh pejabat pemerintahan dengan cara menyumbangkan sebagian penghasilan untuk penanggulangan pandemi. Tindakan ini ditemui oleh tiga dari 10 responden dari daerah-daerah selama enam bulan terakhir.
Menyisihkan gaji untuk penanganan pandemi itu pun dilakukan oleh Bupati Bandung di Jawa Barat, Bupati Jember di Jawa Timur, hingga Bupati Bangli di Bali. Hal ini sekaligus memberikan pesan pada jajaran internal pemerintahan tentang pentingnya saling bahu-membahu dalam penanganan pandemi. Beberapa kepala daerah pun menyampaikannya secara eksplisit kepada aparatur sipil negara untuk saling membantu di luar kewajiban pekerjaan mempercepat penanggulangan Covid-19.
Meski solidaritas ini belum dilakukan di seluruh daerah, keputusan masyarakat dan pemerintah daerah mengambil inisiatif ini menjadi daya tahan bagi Indonesia terus bertahan di tengah pandemi. Jika gerakan ini disatukan dan semakin banyak daerah yang melakukan, modal sosial yang dimiliki Indonesia akan semakin kuat dan dapat menjadi daya lenting untuk lekas keluar dari persoalan pandemi.
Hingga kini, tiga dari empat responden menilai sinergi gerakan mulai dilakukan oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Namun, sebagian sinergi gerakan ini dinilai belum optimal sehingga dampaknya belum begitu dirasakan secara meluas oleh masyarakat.
Kerja sama ini salah satunya terlihat dari pelibatan tokoh masyarakat hingga tingkat RT dan RW dalam upaya pengendalian laju penularan Covid-19. Pengurus RT, RW, bersama tokoh masyarakat setempat mengawasi pergerakan keluar dan masuk warga, pendataan warga terdampak Covid-19, sosialisasi, hingga pembagian bantuan.
Namun, pada sejumlah wilayah, sinergi ini belum berjalan optimal. Salah satu persoalannya adalah konsistensi pengawasan. Akibatnya, tidak semua program pemerintah daerah berjalan hingga tingkat RT/RW, salah satunya penerapan protokol kesehatan.
Dalam menanggulangi pandemi Covid-19, solidaritas sosial yang telah dilakukan masyarakat dan pemerintah perlu terus dirawat. Keduanya perlu saling bahu-membahu agar upaya penanggulangan pandemi dapat berjalan optimal.
Dari sisi masyarakat, berbagai upaya perlu terus dilakukan seperti saling mengingatkan dalam menerapkan protokol kesehatan hingga saling memberi dukungan moril. Pemberian bantuan dalam berbagai wujud sesuai kemampuan tetap perlu dirawat guna menjaga daya tahan masyarakat menghadapi pandemi.
Dalam menanggulangi pandemi Covid-19, solidaritas sosial yang telah dilakukan masyarakat dan pemerintah perlu terus dirawat. Keduanya perlu saling bahu-membahu agar upaya penanggulangan pandemi dapat berjalan optimal.
Dari sisi pemerintah, publik berharap simpati dan empati tetap diperlihatkan oleh aparatur pemerintahan. Salah satu tindakan yang dinilai publik penting dilakukan pemerintah adalah tidak mengadakan kegiatan seremonial dalam acara pemerintahan yang mengundang banyak orang. Selain menghemat anggaran, hal ini perlu dilakukan sebagai contoh bagi masyarakat.
Publik juga berharap agar pemerintah tidak meminta atau menunjukkan fasilitas kemewahan yang diterima di tengah pandemi. Rasa simpati setiap aparatur pemerintahan diharapkan dapat diperlihatkan kepada masyarakat yang juga sedang berjuang menghadapi pandemi.
Terwujudnya solidaritas mekanik di tengah-tengah masyarakat adalah modal kuat yang dimiliki oleh bangsa ini untuk bertarung di tengah pandemi. Modal ini tetap harus dirawat oleh berbagai pihak hingga Indonesia benar-benar dapat keluar menuju titik terang dari lorong pandemi.