Bekerja sambil berwisata bisa menjadi pilihan menarik yang mengakomodir tingginya minat berekreasi di kala pandemi. Aktivitas bekerja di lokasi wisata dapat menggerakkan kembali roda pariwisata yang meredup.
Oleh
Eren Marsyukrilla
·5 menit baca
Bekerja sambil berwisata bisa menjadi pilihan menarik yang mengakomodir tingginya minat berekreasi di kala pandemi. Hal tersebut kian diminati seiring dilaksanakannya vaksinasi. Selain mencegah kejenuhan, aktivitas bekerja di lokasi wisata dapat menggerakkan kembali roda pariwisata yang telah lama meredup.
Meskipun pandemi masih terus mengkhawatirkan, keinginan orang untuk berlibur masih tinggi. Aktivitas bekerja sambil berwisata pun menjadi pilihan menarik, terlebih dengan telah terlaksananya program vaksinasi memengaruhi keyakinan orang untuk bersedia melakukan perjalanan di masa pandemi.
Setelah lebih dari satu tahun beradaptasi dengan kebiasaan baru akibat pandemi, kini para penghobi jalan-jalan tampaknya mulai dapat kembali berpelesiran. Tentunya hal tersebut harus dilakukan dengan berbagai penyesuaian protokol kesehatan dan memilih daerah tujuan wisata yang cukup aman dari penyebaran virus.
Belakangan, kegiatan pariwisata memang kembali terus digaungkan terlebih setelah adanya program vaksinasi nasional. Seperti diketahui, terpaan pandemi bukan hanya menjadi mimpi buruk bagi para traveler akibat sejumlah kebijakan pembatasan aktivitas, namun juga memukul habis geliat perputaran ekonomi para pelaku usaha di destinasi wisata.
Bagi sejumlah negara dunia, termasuk Indonesia, industri pariwisata merupakan salah satu sektor strategis yang mendatangkan banyak pemasukan bagi negara. Namun dengan adanya kebijakan pembatasan, terutama larangan berpergian antar negara tak pelak membuat redup aktivitas di kantong-kantong destinasi wisata.
Data Badan Pusat Statistik mencatat, kunjungan wisatawan manca negara tahun 2021 belum membaik. Pada bulan April 2021, tercatat jumlah turis asing yang masuk Indonesia sekitar 127 ribu.
Jumlah itu bahkan masih mengalami penurunan dari bulan Maret yang mencapai lebih dari 130 ribu. Secara umum, hingga awal tahun 2021 angka kunjungan wisatawan mancanegara belum membaik dengan penurunan lebih kurang 80 persen.
Tahun lalu, setelah dibelenggu pandemi Covid-19, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga telah memperkirakan keterpurukan sektor pariwisata. Penerimaan devisa dari pariwisata pada tahun 2020 hanya berkisar US$ 4 miliar. Capaian itu jauh dari target penerimaan devisa pariwisata tahun 2020 sebesar US$ 19-21 miliar.
Di Bali misalnya, daerah yang menjadi tonggak utama aktivitas pariwisata nasional kini harus mati suri akibat sepinya pengunjung wisata, baik domestik maupun internasional.
Bahkan dalam rangka menggaungkan kembali industri pariwisata di Bali, Kementerian Koordinator Bidang Investasi Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan baru-baru ini menyampaikan ajakannya kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk bekerja sambil melakukan wisata di Pulau Dewata.
Tujuh kementerian yang berada di bawah komando Kementerian Koordinator itu diharapkan dapat memobilisasi kegiatan para ASN –nya untuk bekerja dari Bali.
Dengan demikian, adanya aktivitas wisata di tengah pandemi tersebut diharapkan dapat memompa kembali denyut perekonomian di Bali wisata yang sudah lebih setahun terpuruk.
Selain itu, cara tersebut diupayakan juga untuk memantik kembali kepercayaan terutama bagi wisatawan mancanegara agar kembali yakin untuk berlibur ke Bali.
Konsep bekerja sambil berwisata atau biasa dikenal dengan istilah workation memang menjadi kian populer seiring bergesernya pola bekerja di masa pandemi. Sebelumnya, model workation barangkali hanya lumrah dilakukan oleh para pekerja digital mobile yang dapat berkantor dimanapun dan kapanpun.
Namun kini, pandemi memang telah menggeser banyak kebiasaan hidup baru yang tak pernah terduga sebelumnya. Kini, kondisi pembatasan aktivitas untuk menekan risiko penyebaran virus membuat banyak kantor menerapkan kebijakan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) bagi banyak karyawannya.
Sebelumnya, adanya para pekerja yang biasa melakukan aktivitas kesehariannya tanpa harus ke kantor tersebut memunculkan banyak tempat menarik yang dapat dijadikan ruang bekerja.
Tren ini memunculkan istilah bleisure, dimana orang yang sedang berbisnis dapat melakukan kegiatannya di kantor terbuka alias co-working space, termasuk pula di tempat-tempat wisata yang tentu saja begitu diminati.
Minat berwisata
Tingginya minat untuk bekerja sambil mengunjungi destinasi pariwisata ini juga tentunya tak terlepas dari keinginan untuk melakukan traveling yang juga tinggi sekalipun dalam kondisi pandemi. Bahkan bagi sebagian kalangan, dengan telah dilaksanakannya vaksinasi bukan tidak mungkin untuk melakukan perjalanan wisata hingga ke luar negeri.
Gambaran mengenai keinginan orang Indonesia untuk berlibur ketika pandemi itu terekam dalam survei yang dilakukan Online Travel Marketplace Wego.co.id. Hasil survei menangkap, sekitar empat dari sepuluh responden menyatakan berminat untuk melakukan perjalanan wisata domestik ataupun keluar negeri setelah melakukan vaksinasi. Setara dengan jumlah itu, sebanyak 39,5 persen responden lainnya menyatakan ragu untuk melakukan perjalanan berlibur sekalipun telah divaksinasi.
Jika ditinjau dari sisi usia, kalangan muda pekerja memang masih menempati porsi yang sangat besar untuk responden memiliki tingkat keinginan tinggi untuk berwisata setelah divaksin. Sekitar dua per lima responden untuk kalangan berusia 18-24 tahun dan 48 tahun menyatakan keinginannya untuk berwisata pasca menerima vaksin.
Survei secara daring yang dilakukan dalam rentang 28 Januari hingga 10 Februari 2021 itu juga merekam bahwa tak kurang dari 46 persen responden menyatakan cukup nyaman dalam melakukan perjalanan wisata ketika mayoritas penduduk di daerah destinasi telah menerima vaksinasi.
Sekitar dua per lima responden untuk kalangan berusia 18-24 tahun dan 48 tahun menyatakan keinginannya untuk berwisata pasca menerima vaksin.
Tingginya minat untuk melakukan perjalanan wisata juga tergambar dari 16 persen responden yang menyatakan merasakan nyaman untuk melakukan perjalanan saat ini juga meskipun belum menerima vaksinasi.
Tetap Hati-hati
Berbeda dengan itu, sekitar seperlima responden lain justru berpandangan lebih memiliki kehati-hatian untuk melakukan perjalanan di tengah pandemi Covid-19. Responden ini berpendapat bahwa tidak akan melakukan perjalanan wisata sebelum keseharian masyarakat dapat kembali dalam kondisi normal semula. Sementara 17 persen responden lainnya merasakan lebih yakin untuk melakukan perjalanan setelah menerima vaksinasi.
Cukup tingginya minat untuk melakukan perjalanan rekreasi atau dengan model workation tersebut memang secara bisnis dapat kembali menggeliatkan kegiatan sektor pariwisata yang telah lama meredup.
Namun demikian, sudah sepatutnya memahami bahwa bekerja sambil berwisata bukanlah semata pelarian atas kejenuhan. Pertimbangan untuk melakukan perjalanan wisata yang bijak dengan mengedepankan kepentingan kesehatan dan kewaspadaan pada penyebaran virus tetap menjadi yang terpenting. (LITBANG KOMPAS)