logo Kompas.id
RisetKonsekuensi Perubahan UU KPK
Iklan

Konsekuensi Perubahan UU KPK

Gugatan uji formil UU KPK hasil revisi ditolak Mahkamah Konstitusi.

Oleh
Debora Laksmi Indraswari
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zocotl27Qr_InyLVeeI0VbQxA1c=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F10%2F20191022_ENGLISH-TAJUK-1_A_web_1571754472.jpg
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Para mahasiswa memadati Jalan Gatot Subroto saat berunjuk rasa di depan Gedung DPR Senayan, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Mereka menuntut dibatalkannya Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) yang baru saja direvisi dan menolak revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

Mahkamah Konstitusi menolak gugatan uji formil Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi. Partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat diperlukan untuk mengawasi jalannya pelaksanaan tugas KPK dan penindakan kasus-kasus korupsi di Indonesia.

Mahkamah Konstitusi menolak seluruh gugatan uji formil Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK). Putusan yang dibacakan Selasa (4/5/2021) ini dikeluarkan 1,5 tahun setelah UU KPK hasil revisi berlaku dan uji materi serta uji formil UU tersebut diajukan.

Editor:
yogaprasetyo
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000