Film dan Candu Politik Para Penjajah
Sejarah merekam, film menjadi alat propaganda, baik di era Hindia Belanda maupun pemerintahan Jepang. Candu politik penguasa turut memengaruhi eksistensi film jelang kemerdekaan Indonesia
Pengunjung menyimak catatan tentang film dalam Kaleidoskop Film Indonesia 1900-2014 yang menampilkan foto, potongan video, dan teks tentang sejarah film di halaman Istana Maimoon Medan, Jumat (12/9/2014). Ini merupakan bagian dari rangkaian acara Apresiasi Film Indonesia 2014.
Di tengah impitan kesulitan dan kecamuk perang, industri film di Hindia Belanda masih mencoba untuk bertahan dengan segala konsekuensi. Selain hiburan, film saat itu dimanfaatkan sebagai alat propaganda, baik pada masa pemerintahan Hindia Belanda maupun pemerintahan Jepang. Candu politik penguasa turut mempengaruhi eksistensi film jelang kemerdekaan Indonesia.
Sebelum kemerdekaan, industri hiburan telah mulai berkembang di Indonesia, atau yang saat itu disebut sebagai Hindia Belanda. Hadirnya tonil Melayu pada dekade 1880-an menjadi salah satu titik awal perkembangan seni teater pada era kolonial, khususnya di Batavia.


