Liga sepak bola Indonesia tetap dibutuhkan untuk membentuk kualitas dan fisik para pemain. Keberlangsungan liga secara rutin mestinya tetap dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Oleh
Dedy Afrianto
·6 menit baca
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO (WAK)
Gaya dan Aksi para suporter Timnas Indonesia saat melawan Timnas Singapura dalam laga Piala AFF 2012 di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (28/11/2012).
Secara simbolis, penundaan laga uji coba tim nasional sepak bola Indonesia jelang pertandingan adalah sebuah teguran keras dalam pengelolaan sepak bola di negeri ini. Alih-alih mendamba juara seperti yang ditargetkan, kualitas permainan timnas dalam ajang SEA Games justru dipertaruhkan di tengah mati surinya kompetisi.
Rabu, 3 Maret 2021, menjadi momen yang begitu dinantikan oleh pecinta sepak bola di tanah air. Menurut rencana, PSSI selaku induk sepak bola dalam negeri akan menyelenggarakan pertandingan uji coba antara timnas Indonesia U-23 menghadapi PS Tira Persikabo di Stadion Madya, Jakarta. Laga uji coba ini dimaksudkan untuk mematangkan persiapan timnas dalam menghadapi SEA Games yang akan diselenggarakan di Vietnam pada November-Desember mendatang.
Persiapan untuk menggelar laga uji coba telah dilakukan saat itu. Lampu Stadion Madya telah dinyalakan sebelum waktu pertandingan yang dijadwalkan pukul 20.00 WIB. Siaran langsung juga telah dijadwalkan oleh salah satu stasiun televisi swasta.
Di jagat maya, tagar #TimnasDay telah menggema dan menjadi satu dari empat topik populer yang paling banyak digaungkan oleh pengguna Twitter di hari itu. Tagar ini memang kerap muncul sebagai topik populer saat laga timnas berlangsung, baik laga uji coba maupun turnamen resmi.
Pertandingan ini juga sekaligus menjadi pelepas dahaga bagi pecinta sepak bola dalam negeri. Pasalnya, sejak kompetisi domestik dihentikan pada Maret 2020 lalu, praktis tidak ada suguhan laga sepak bola domestik hingga saat ini. Wajar, jika pertandingan ini menimbulkan riak bagi setiap kelompok pecinta sepak bola.
ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA
Para pemain Timnas U-22 mengangkat Piala AFF U-22 seusai penganugerahan piala tersebut di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja, Selasa (26/2/2019). Indonesia berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Thailand di babak final dengan skor 2-1.
Di Senayan, persiapan juga telah dilakukan oleh kedua tim. Bus yang mengangkut pemain timnas U-23 maupun PS Tira Persikabo telah tiba di area stadion. Namun, hingga beberapa saat jelang laga, kedua bus tersebut masih tertahan di luar stadion.
Secara mengejutkan, kedua tim yang telah berada di sekitar area stadion diminta kembali ke hotel oleh panitia pertandingan. Alasannya laga uji coba timnas belum memperoleh izin dari pihak kepolisian. Untuk sekelas laga uji coba berskala nasional, hal ini tentu merupakan sebuah tamparan dalam hal pengelolaan sepak bola di negeri ini.
Persoalan belum keluarnya izin kepolisian hingga membatalkan pertandingan sepak bola sebenarnya bukanlah hal baru di negeri ini. Sejak dahulu, hal ini telah lumrah bagi sepak bola Indonesia. Apalagi, jika jadwal pertandingan sepak bola bersinggungan dengan hajatan politik, sudah pasti "si kulit bundar" harus mengalah dengan alasan keamanan.
Namun, persoalan yang berbeda dialami oleh timnas dan PS Tira Persikabo. Penundaan laga uji coba bukan karena persoalan hajatan politik, melainkan karena pengurusan izin yang mendadak. Hal ini diakui oleh PSSI dalam konfirmasi melalui laman resminya beberapa jam setelah penundaan laga tersebut.
Laga uji coba ini memang terkesan mendadak. Agenda untuk melakukan uji coba pertandingan baru diumumkan pada 24 Februari atau sepekan jelang laga. Untuk sekelas laga uji coba berskala nasional, tentu ini bukanlah rentang waktu yang ideal.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Suporter Indonesia saat menyaksikan Timnas Indonesia melawan Timnas Thailand dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (10/9/2019). Thailand mengalahkan Indonesia dengan skor 3-0. Dalam dua laga awal kualifikasi ini Timnas Indonesia dua kali juga menelan pil pahit kekalahan atas Malaysia dan Thailand.
Wajar saja bila jagat maya kembali bergemuruh. Bukan lagi tagar #TimnasDay yang berkumandang, melainkan kritik terhadap PSSI terkait penyelenggaraan pertandingan. Hingga 4 Maret 2021, atau satu hari setelah agenda uji coba, kata “PSSI” masih menjadi salah satu kata terpopuler dari cuitan pengguna Twitter.
Kolom komentar di Instagram PSSI pun ramai oleh kritikan dari warganet. Komentar yang biasanya hanya mencapai puluhan atau ratusan, mendadak menyentuh angka 18.000 pada unggahan terbaru di akun Instagram PSSI. Luapan kekecewaan setelah satu tahun menanti laga domestik ditumpahkan oleh pecinta sepak bola melalui akun media sosial milik PSSI.
Kekecewaan para pendukung sepak bola cukup beralasan. Pasalnya, dalam satu tahun terakhir bukan kali ini saja harapan penyelenggaraan pertandingan berbuah pada penundaan. Sebelumnya, pada tahun 2020 wacana kelanjutan Liga 1 juga ditunda beberapa kali hingga akhirnya dibatalkan pada awal tahun 2021. Masih tingginya kasus Covid-19 menjadi alasan utama.
Selain itu, hal ini juga mengundang kekhawatiran mengingat timnas Indonesia yang akan tampil pada ajang SEA Games 2021 dan Piala AFF. SEA Games dijadwal akan diselenggarakan pada November-Desember 2021, sementara Piala AFF menanti setelahnya pada Desember 2021-Januari 2022.
Dalam ajang SEA Games, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mematok target juara. Target yang cukup berat mengingat kompetisi domestik tidak lagi bergulir selama satu tahun. Waktu penyelenggaraan Liga 1 tahun 2021 pun belum mendapatkan kepastian. Praktis hanya laga uji coba dan pemusatan latihan yang menjadi andalan timnas saat ini untuk mengasah diri.
Meski Piala Menpora 2021 akan dilangsungkan pada 21 Maret-25 April mendatang, hal ini tentu belum cukup sebagai bekal bagi pemain. Butuh kompetisi berkelanjutan untuk menjaga kualitas permainan para pemain timnas.
Apalagi, Indonesia telah satu langkah tertinggal dari pesaing terberat seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Keempat negara ini telah mulai menjalankan kompetisi sepak bola, sebagian di antaranya memulai kompetisi pada bulan ini. Artinya, pemain sepak bola negara pesaing telah memiliki bekal melalui perhelatan kompetisi domestik sebelum mengarungi SEA Games dan Piala AFF.
Jika menengok jejak prestasi timnas ke belakang, selalu ada kaitan antara keberlanjutan liga, pengelolaan sepak bola, dengan prestasi timnas di ajang internasional. Pada tahun 2007 misalnya, timnas gagal lolos dari babak penyisihan grup SEA Games. Sebelum SEA Games, suasana gaduh sempat menyelimuti PSSI. Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, telah diminta mundur oleh kelompok suporter terkait kasus hukum yang tengah berjalan saat itu. Namun, Nurdin menolak mundur.
Di sisi lain, agenda timnas tidak dikelola dengan begitu baik. Sebelum turun di pentas SEA Games pada Desember 2007, timnas U-23 justru dikirim untuk mengikuti Kualifikasi Piala Dunia 2010 pada 18 November 2007. Hasilnya, timnas mengalami kekalahan telak 0-7 dari Suriah sehingga menggoncang mental pemain sebelum turun di ajang SEA Games.
Kini, persiapan praktis hanya mengandalkan pemusatan latihan dan laga uji coba jelang bergulirnya Piala Menpora. Tahap persiapan telah dimulai pada Desember lalu. Sejak tanggal 20-31 Desember, sebanyak 36 pemain telah dipanggil untuk menjalani pemusatan latihan di Jakarta. Pemusatan latihan ini berfokus pada pemulihan fisik pemain.
Pemusatan latihan kembali dilanjutkan pada 8-28 Februari 2021. Dalam sesi latihan ini, terdapat dua pemain baru yang dipanggil, yakni Salman Alfarid dari Persija Jakarta, Rizky Pellu dari PSM Makassar. Kedua pemain ini menggantikan Firza Andika dan Tegar Infantrie yang mengikuti pendidikan TNI Angkatan Udara.
Beruntung, tim ini sebagian diisi oleh sebagian skuad timnas U-19 yang telah menggelar latihan dan serangkaian uji coba di Kroasia tahun lalu. Nama-nama seperti Bagas Kaffa dan juru gedor Saddam Gaffar turut dipromosikan ke timnas U-23.
Namun, program latihan yang baru berjalan selama sekitar dua bulan ini tentu belum cukup sebagai bekal dalam menghadapi ajang internasional. Hal ini terlihat dalam laga uji coba timnas dengan PS Tira Persikabo pada Jumat (5/3/2021) malam.
Beberapa kesalahan masih dilakukan pada awal laga oleh sejumlah pemain. Hal ini cukup wajar mengingat para pemain sudah cukup lama tidak merasakan pertandingan di laga resmi akibat pandemi.
Bagaimanapun, liga sepak bola domestik tetap dibutuhkan untuk membentuk kualitas dan fisik para pemain. Meski jumlah kasus Covid-19 di Indonesia masih tinggi, keberlangsungan liga secara rutin mestinya tetap dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Hal ini telah diterapkan oleh sejumlah negara di Eropa dengan kasus Covid-19 yang lebih dari Indonesia. Tentu dapat menjadi cermin dalam penyelenggaraan kompetisi sepak bola pada tahun ini. (LITBANG KOMPAS)
Baca besok: Menengok Kompetisi Sepak Bola Negara Lain di Tengah Pandemi