Babak Awal ”E-commerce” di Era Internet
Awal 1990-an menjadi tonggak ”e-commerce” berbasis internet. Inisiasi transaksi digital yang aman juga muncul di masa ini.
”Pengumuman untuk pehobi belanja: internet telah dibuka”. Kira-kira begitu judul artikel di koran The New York Times pada 11 Agustus 1994. Artikel ini menandai kesuksesan Net Market Company (NMC) yang untuk pertama kalinya berhasil menyediakan transaksi aman secara digital.

Logo Amazon terlihat di pusat logistik perusahaan di Lauwin-Planque, utara Perancis, 19 Maret 2020.
Transaksi bersejarah ini dilakukan oleh Phil Brandenberger dari Pennsylvania, Amerika Serikat. Ia mengeluarkan 12,48 dollar AS melalui kartu kreditnya untuk CD ”Ten Summoner’s Tales” karya musisi Sting dan ongkos kirim.
Pembayaran itu diproses dengan program enkripsi data Pretty Good Privacy (PGP) yang menjamin kerahasiaan data pengguna. Sistem ini diakui aman oleh Commercement, perusahaan pesaing yang bekerja di bidang serupa.
NMC adalah bisnis rintisan kecil yang bermarkas di New Hampshire, AS. Usaha ini dibangun oleh anak muda berusia 20-an, yakni Daniel M Kohn, Roger Lee, Guy HT Haskin, dan Eiji Hirai.
Sebelum mencatatkan kesuksesan transaksi daring ini, NMC telah menjual berbagai produk, seperti CD, buku, dan bunga, selama beberapa bulan belakang. Sayangnya, situsnya masih terbatas diakses oleh pengguna komputer yang menggunakan perangkat lunak Unix dan program X-Mosaic.

Warga dengan menggunakan gawai dapat memilih barang-barang belanjaan yang dijual secara daring.
Loncatan sejarah dalam transaksi digital tersebut tidak terlepas dari perintisan teknologi yang sudah dimulai sebelum internet hadir. Di era pra-internet, konsep tentang belanja digital telah muncul dengan pemanfaatan komputer dan saluran telepon.
Pada 1981 hingga 1991, tercatat model jual beli jarak jauh secara langsung, seperti penjualan tiket perjalanan oleh Thomson Holidays dan Horizon Holidays, penjualan mobil oleh Talbot, Ford, General Motors, dan Nissan, serta jual beli komoditas ke konsumen melalui Minitel, Boston Computer Exchange, Shopping Service Gateshead, dan Electronic Mall CompuServe (Kompas, 19/2/2021).
Di era internet, model jual beli daring semakin menemukan bentuknya. Apalagi dengan kemunculan world wide web (www) dan pembaruan lainnya. Toko berdomain, seperti books.com dan amazon.com, pun hadir.
Loncatan sejarah dalam transaksi digital tidak terlepas dari perintisan teknologi yang sudah dimulai sebelum internet hadir.
Perjumpaan bisnis
Layaknya pencarian bentuk bisnis digital, internet juga berkembang dari jaringan sederhana hingga menjadi jaringan kompleks yang mendunia. Dalam buku A Brief History of Internet (1997) yang ditulis Barry M Leiner dkk menyebut, konsep intergalactic computer network sebagai ide awal dari apa yang saat ini disebut dengan internet.
Konsep tersebut termuat dalam memo diskusi tahun 1962 milik Joseph CR Licklider, seorang ilmuwan komputer dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat.
Licklider membagikan ide tersebut pada rekan-rekannya di Badan Penelitian Lanjutan (ARPA) di bawah Departemen Pertahanan AS. Proyek pembangunan jaringan komputer kemudian diwujudkan pada 1969 dengan pendanaan dari ARPA. Proyek ini bernama ARPANET.
Internet kemudian semakin berkembang di luar lingkungan militer dan universitas. Laman Museum Sejarah Komputer mencatat pada awal tahun 1990-an terdapat 21 negara dari Amerika dan Eropa terhubung dengan internet. Dalam dua puluh tahun, the net telah berkembang dari 4 menjadi 300.000 hosts dengan 1 juta komputer yang terhubung.
Komersialisasi internet terus berlanjut dengan pemutakhiran sistem dan program. Kemunculan awal toko daring juga tidak lepas dari ide tentang www yang diinisiasi Tim Berners-Lee pada 1989.
Menurut laman Dewan Eropa untuk Riset Nuklir (CERN), server web pertama mengudara secara daring pada 1991. Pada akhir tahun 1994, web memiliki 10.000 server dan 2.000 di antaranya bersifat komersial. Jumlah pengguna pun mencapai 10 juta.

Di tahun 1994 inilah apa yang saat ini kita namakan e-commerce muncul dalam jaringan internet. Charles M Stack menjual buku melalui kanal books.com setelah sebelumnya menggunakan sistem papan buletin dial-up. Situs ini menarik setengah juta pengunjung setiap bulannya.
Setali tiga uang, Jeffrey P Bezos juga memilih buku sebagai barang yang ia perdagangkan. Jeffrey, atau yang saat ini dikenal sebagai Jeff Bezos, merilis situs amazon.com pada Juli 1995. Menurut dia, buku adalah produk yang paling rasional untuk dijual di internet.
Suresh Kotha dalam Competing on the Internet: The Case of Amazon.com yang diterbitkan European Management Journal pada 1998 melaporkan pada akhir tahun 1996, amazon.com membukukan transaksi 16 juta dollar AS dari 180 ribu pelanggan dari 100 negara. Inovasi, strategi, dan waktu kemunculan amazon dianggap faktor mengapa amazon dapat bersaing dengan perusahaan mapan di bisnis buku.
Prediksi Suresh tidak banyak meleset ketika kini amazon menjadi raksasa e-commerce yang melebarkan sayap menjual apa saja hingga barang yang sama sekali tidak terpikirkan oleh konsumen.
Gayung bersambut, keberhasilan amazon.com diikuti oleh perusahaan konvensional yang membuka toko daring. Misalnya, data Intel 1998 memaparkan toko komputer DELL mendapat kunjungan sebanyak 400.000 tamu dan menghasilkan pendapatan kira-kira 42 juta dollar AS per minggu.

Pekerja mencari barang-barang pesanan pembeli di gudang JD.ID di Marunda Center, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (11/12/2020).
Pasar mobil Auto-by-Tel membukukan 100.000 jual beli dan menciptakan pendapatan lebih kurang 500 juta dollar AS per bulannya. Peluang ekonomi pada perdagangan digital ini pun direspons dalam KTT APEC.
Dalam butir Deklarasi Nomor 35, para menteri APEC direkomendasikan untuk merumuskan cetak biru bagi aksi perdagangan elektronik dan langkah kerja sama guna mempromosikan dan mengembangkan e-commerce bagi para anggotanya (Kompas, 22/11/1998).
Lagu Indonesia
Kabar soal model bisnis di ranah internet pun mulai menjalar ke Indonesia. Konsep ini pertama kali diberitakan harian Kompas pada 20 Mei 1995. Disebutkan, Grauso Group dari Italia menawarkan video on line (VOL) untuk masyarakat Indonesia.

Konsumen mencari film untuk ditonton melalui aplikasi hiburan berbayar Netflix di Tangerang Selatan, Banten, Rabu (19/3/2020).
Perangkat ini mempunyai jaringan ke berbagai sumber dari seluruh dunia yang memungkinkan pengguna untuk mengakses informasi dan juga berbelanja kebutuhan sehari-hari dan memesan tiket pesawat atau bioskop dari rumah.
Empat tahun berselang, PT Indosat menggandeng KualiVa, Bank Bali, Jatis, dan Musika menawarkan koneksi internet yang melayani jasa belanja. Produk yang dijual adalah 100 lagu Indonesia yang dipilih secara daring lalu akan dikemas dalam bentuk disc oleh Musika. Untuk melakukan transaksi ini, pembeli harus memiliki kartu kredit Visa atau Master bank apa saja (Kompas, 30/4/1999).
Era awal 90-an menjadi tonggak kemunculan e-commerce dengan basis internet. Inisiasi transaksi digital yang aman juga muncul di masa ini. Kisah NMC, books.com, dan Amazon mewakili narasi penting dalam perkembangan belanja daring. (LITBANG KOMPAS)