Pergantian jabatan Kapolri dari Jenderal (Pol) Idham Azis kepada Komisaris Jenderal Listyo Sigit terjadi saat citra lembaga tengah baik. Apresiasi publik ini tidak terlepas dari peran Polri di tengah pandemi Covid-19.
Oleh
EREN MARSYUKRILLA/ LITBANG KOMPAS
·4 menit baca
Listyo Sigit Prabowo telah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat RI untuk menjadi Kapolri menggantikan Idham Azis yang akan pensiun pada Februari 2021. Surat persetujuan DPR itu juga telah diterima Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Kementerian Sekretariat Negara di Jakarta pada Jumat (22/1/2021). Dalam waktu dekat, Listyo akan segera dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Kapolri.
Listyo akan memiliki modal sosial yang cukup baik pada awal masa jabatannya. Hasil survei tatap muka terbaru yang diselenggarakan Litbang Kompas pada Januari 2021 di 34 provinsi menunjukkan, citra Polri diapresiasi 71 persen responden. Penilaian itu cukup stabil dibandingkan dengan survei periode sebelumnya pada Agustus 2020, yakni 71,9 persen.
Selama lima tahun terakhir, citra Polri terus meningkat. Sebagai lembaga yang bersinggungan langsung dengan masyarakat setiap hari, tak mudah menjaga citra polisi.
Pada dekade sebelumnya, citra Polri yang menonjol cenderung berkonotasi miring, terutama terkait penyelesaian pelanggaran hukum sehari-hari di masyarakat, seperti surat tilang, pelaporan kehilangan, dan pengamanan. Memang sejumlah catatan itu belum sepenuhnya terbebas dari aparat Polri, tetapi terjadi perbaikan di tubuh Polri, yang dilihat masyarakat sejak Kapolri dijabat Jenderal (Pol Purn) Badrodin Haiti dan beralih kepada Jenderal (Pol Purn) Tito Karnavian, Juli 2016.
Pada saat itu perbaikan citra polisi terutama ditopang terkait kinerja dalam penanganan penyalahgunaan narkoba dan pemberantasan terorisme.
Posisi Polri sebagai lembaga dengan tanggung jawab luas menempatkannya bukan hanya sebagai tonggak utama penegak hukum, melainkan juga sebagai lembaga pengayom yang banyak berperan di tengah pandemi Covid-19.
Listyo mengatakan, Polri akan tetap berperan aktif dalam upaya penanganan Covid-19. Dalam pemaparan saat uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III DPR, ia menegaskan pemantapan dukungan Polri dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional menjadi bagian dari 16 program prioritas yang akan dijalankan.
Konsep dan inovasi transformasi Polri Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi, Berkeadilan) yang dibawa Listyo diharapkan dapat menunjang kinerja anggota kepolisian dalam bertugas menangani pandemi Covid-19.
Sejauh ini, Polri terlihat berkomitmen dalam upaya penanganan pandemi Covid-19. Peran Polri sangat terlihat dengan dikeluarkannya sejumlah surat telegram dari Kapolri dalam rangka mempertegas tugas penanganan pandemi Covid-19.
Sejumlah surat telegram yang dikeluarkan itu terkait dengan penanganan kejahatan yang melingkupi pembatasan sosial berskala besar (PSBB), distribusi dan ketersediaan bahan pokok, penyalahgunaan ruang siber, hingga pengamanan pintu masuk negara.
Polri juga berperan dalam penegakan aturan protokol kesehatan, pengamanan sejumlah obyek vital kesehatan, penanganan kriminalitas, dan terlibat dalam pemberian bantuan sosial bagi warga terdampak pandemi Covid-19.
Masa pandemi
Litbang Kompas juga melakukan jajak pendapat reguler melalui telepon pada 19-22 Desember 2020 terkait peran Polri di tengah pandemi Covid-19. Secara garis besar publik mengapresiasi peran Polri.
Tugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat mendapatkan penilaian baik yang paling tinggi, yakni dari 80 persen responden. Kehadiran Polri sebagai pilar utama penyokong keamanan dan ketertiban masyarakat tentu amat diharapkan publik di tengah potensi meningkatnya kriminalitas sebagai dampak krisis akibat pandemi Covid-19.
Berdasar data Divisi Humas Polri, angka kriminalitas naik 38,45 persen pada awal periode adaptasi normal baru pandemi Covid-19. Kejahatan konvensional yang meningkat, antara lain, kasus pencurian dengan pemberatan, penggelapan, pencurian kendaraan bermotor, narkotika, dan perjudian.
Selain itu, ada kontribusi lain Polri dalam penanganan Covid-19 yang juga mendapatkan apresiasi memuaskan dari publik. Dalam hal pendisiplinan aturan protokol kesehatan, misalnya, lebih dari 75 persen responden menganggap upaya yang Polri sudah baik dan sangat baik.
Selain penindakan, Polri juga melakukan upaya preventif dengan memanfaatkan teknologi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Pengamanan, patroli, dan razia juga terus diupayakan agar sikap disiplin dapat terbangun luas di semua lapisan masyarakat.
Personel Polri juga memberikan sosialisasi dan edukasi kepada warga seputar pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Sebanyak 72 persen responden menyambut baik peran Polri itu. Membangun komunikasi dengan masyarakat, baik secara langsung maupun di ruang digital, menjadi berarti guna meluruskan kabar bohong atau hoaks tentang Covid-19 yang menyebar secara masif. Bagian terbesar responden (39,3 persen) sepakat bahwa persoalan hoaks menjadi tantangan terbesar Polri dalam menjalankan tugas di masa pandemi Covid-19.
Kepedulian sosial
Perhatian Polri pada kondisi sosial ekonomi masyarakat terdampak pandemi juga diapresiasi masyarakat. Komitmen mewujudkan kepedulian sosial itu diimplementasikan Polri antara lain melalui penyediaan bahan pokok untuk menyasar warga yang belum menerima bantuan. Pada masa awal pandemi, Kapolri Idham Azis meminta jajarannya untuk menyiapkan 10 ton beras di setiap kepolisian resor yang siap diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Berbagai program sosial lainnya, seperti pembuatan dapur umum dan sarana cuci tangan, penyemprotan disinfektan, hingga membagikan masker, juga dilakukan Polri. Keterlibatan langsung polisi dalam program sosial ini pun diapresiasi 68 persen responden.
Semoga modal sosial berupa kepercayaan masyarakat itu dapat digunakan Kapolri baru sebagai bekal dalam menjalankan langkah transformasi Polri menjadi lebih ”Presisi”.