logo Kompas.id
RisetPerempuan Berdaya Melalui...
Iklan

Perempuan Berdaya Melalui Media Sosial

Kehadiran media sosial terbukti semakin mendukung kewirausahaan perempuan Indonesia dalam menjalankan usahanya. Sinergi dan dukungan pemerintah dibutuhkan untuk memberdayakan perempuan dan UMKM pada era ekonomi digital.

Oleh
Susanti Agustina S
· 6 menit baca

Perempuan menjadi pasar potensial dari media sosial. Dalam perkembangannya, media sosial tidak hanya diisi dengan kegaduhan perempuan untuk saling berbalas komentar dan bersosialisasi, tetapi juga melakukan bisnis atau usaha. Media sosial pun kian mendukung kemandirian finansial perempuan sehingga mampu bertahan di tengah situasi pandemi saat ini.

https://cdn-assetd.kompas.id/8WME9dDtzTBODnueIRyk-hh7Mdg=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2FVirus-Outbreak-Parents-as-Educators_88319345_1584978497.jpg
AP/CRAIG MITCHELLDYER

Dalam foto 17 Maret 2020 ini, Olivia Bucks, kiri, membantu putranya Keith Bucks (tengah) dengan tugas kelas daring, sementara Ashton Morris (kanan) mengerjakan pelajaran tulisan tangan dari kelas satu di Arco Iris Spanish Immersion School di Beaverton, Ore. Bucks bekerja dari rumah menjual buku online dan sekarang menghabiskan waktunya antara bekerja di bisnisnya dan membantu putra-putranya dengan pekerjaan sekolah mereka. Mereka menggunakan laptop kerjanya untuk mengakses tugas kelas mereka.

Kehadiran media sosial menawarkan berbagai kemudahan bagi penggunanya untuk mengakses dan berbagi informasi secara cepat, mudah, dan murah. Media sosial bahkan telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Platform seperti Facebook, Instagram, dan Twitter mengubah cara berinteraksi satu sama lain.

Pengguna media sosial tidak saja terhubung dengan komunitasnya, tetapi juga dengan beragam jenis komunitas pertemanan yang ada. Interaksi secara daring bahkan kemudian  bertumbuh sehingga membentuk jaringan. Beberapa bahkan menjadi komunitas bisnis.

Menilik dari jenis kelamin pengguna media sosial, data pengguna media sosial, menurut Statista di Indonesia per Februari 2020, menunjukkan pengguna berjenis kelamin perempuan masih di bawah pengguna laki-laki. Perempuan pengguna media sosial baru mencapai 45 persen, sedangkan laki-laki 55 persen.                                                                                                                                                      Pandemi Covid-19 membuat kondisi berbalik. Pengguna media sosial berjenis kelamin perempuan, menurut Hootsuite (We Are Social) April 2020, mencapai 50,8 persen. Namun, pada bulan Agustus, menurut data Statista mencapai 51,8 persen.

Kehadiran media sosial terbukti semakin mendukung kewirausahaan perempuan Indonesia dalam menjalankan usahanya.

Revolusi teknologi informasi dan komunikasi yang berlangsung cepat, bahkan dipaksa berubah semakin cepat akibat pandemi, mengubah peradaban, cara berpikir, dan perilaku tak terkecuali perempuan.

Pergaulan perempuan kian melompat batas wilayah yang berlangsung di dunia maya. Bahkan, perempuan tidak hanya menggunakan media sosial untuk berjejaring demi pergaulan semata, tetapi juga kian mengoptimalkan jejaring yang ada untuk pemasaran produknya.

Keberadaan perempuan pengusaha di Indonesia, menurut Indeks Global Destination Cities 2018, menempati urutan ke-30 dengan skor 62,4. Berdasarkan Sensus Ekonomi 2016 bahkan mencapai separuh jumlah pemilik UMKM di Indonesia, yakni 54,96 persen. Database Kementerian Koperasi dan UKM juga menunjukkan, dari total 123.048 koperasi aktif, sejumlah 11.458 adalah koperasi wanita.

Pengoptimalan peran pengusaha perempuan di bidang usaha mikro, kecil, dan menengah menjadi bagian penting dalam pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Optimalisasi pemanfaatan media sosial oleh perempuan pengusaha dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kontribusi mereka dalam pemulihan ekonomi, selain berkontribusi untuk keluarganya.

https://cdn-assetd.kompas.id/0A6dkIHVkN3zI-WfuCBuyzpmSPs=/1024x591/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2F20201220-LHR-Pengguna-internet-mumed_1608470230.png

Optimalisasi

Perubahan perilaku dan orientasi masyarakat selama pandemi menunjukkan bahwa usaha yang terhubung dengan ekosistem digital mampu beradaptasi, bertahan, bahkan berkembang bisnisnya. Sejalan dengan perkembangan tersebut, pelaku bisnis pun banyak bermunculan, salah satunya dari para perempuan.

Hal ini terjadi salah satunya karena dorongan akan kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin tinggi sehingga para ibu rumah tangga mencari solusi untuk membantu perekonomian keluarga, terlebih pada masa pandemi. Bisnis dengan mengoptimalkan media sosial yang dimiliki akan sangat menolong karena pada saat yang sama mereka harus mengerjakan perannya dalam keluarga.

Kehadiran media sosial terbukti semakin mendukung kewirausahaan perempuan Indonesia dalam menjalankan usahanya. Selain itu, media sosial tidak sekadar menjadi solusi atas dilema yang dihadapi para perempuan, yakni bekerja dan bertanggung jawab atas rumah tangganya.

Iklan

Media sosial juga mampu menjalankan usaha dengan memanfaatkan media sosial yang menjadi jalan perempuan menghidupi keluarganya. Perempuan yang berdaya secara ekonomi, apalagi di tengah ketidakpastian pandemi Covid-19, kian memperkuat ekonomi keluarga.

Laporan dari United Nations (UN) Covid-19 Response and Recovery Multi-Partner Trust Fund (Covid-19 MPTF) bersama Inisiatif Women Count dari UN Women mengamini bahwa digitalisasi, seperti lewat media sosial, membuat perempuan pengusaha mampu bertahan di tengah pandemi.

Laporan yang berjudul ”Memanfaatkan Digitalisasi untuk Menghadapi Covid-19” menunjukkan digitalisasi membantu UMK milik perempuan untuk bertahan, bahkan berkembang, terutama usaha yang baru dimulai dalam setahun terakhir.

https://cdn-assetd.kompas.id/WxtJbIfoc6kw36_854Daf64zu-0=/1024x412/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2F20201220-LHR-Pengguna-internet-2-mumed_1608470227.png

Lebih dari 50 persen menggunakan lebih dari tiga platform digital untuk menjalankan usahanya. Setidaknya 82 persen perempuan bahkan menggunakan solusi digital membantu mereka untuk menyeimbangkan pekerjaan dengan tanggung jawab domestik dan keluarga dengan lebih baik.

Aktif di media sosial adalah salah satu cara dalam membangun hubungan baik dengan konsumen dalam rangka mempertahankan bisnis agar semakin besar. Selain itu, melalui media sosial akan dengan mudah dan cepat mendapatkan umpan balik dan komunikasi dari pelanggan serta rekan bisnis..

Pemberdayaan perempuan lewat keterampilan akan bisnis secara digital menjadi modal untuk mendapatkan pasar yang lebih luas. Berbagai cara untuk mengoptimalkan media sosial untuk pengembangan bisnis, antara lain, dilakukan dengan mengerjakan bisnis secara konsisten di media sosial sehingga tampil menarik dan bermanfaat untuk menarik konsumen.

Sentuhan dengan ciri khas tersendiri akan menjadi nilai tambah bagi konsumen. Selain itu, mereka juga harus memilih media sosial yang paling cocok digunakan untuk menjangkau konsumen. Berbagai keterampilan tersebut hanya akan dapat diakses jika dukungan dari pemerintah dan pihak lainnya memadai.

https://cdn-assetd.kompas.id/dXhKi3E7zZMIX0cL_G-vtBb-H2c=/1024x681/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F08%2FDSC09066.jpg
KOMPAS/DODY WISNU PRIBADI

Prisa Kandora (32), pemilik bisnis produksi baju muslim pasangan ibu dan anak, Fifta Collection, menunjukkan produknya yang dibesarkan bersama dukungan platform bisnis online berbasis mesin pencari Google B|isnisku (Google My Busines).

Dukungan

Perempuan Indonesia berperan signifikan dan berkontribusi pada bidang ekonomi sebagai pemilik dan pengusaha usaha menengah dan kecil. Dengan demikian, perempuan pengusaha, terlebih pelaku UMKM, layak mendapatkan dukungan penuh. Pemberdayaan dan peningkatan jumlah perempuan pengusaha akan sangat berperan terhadap peningkatan pasar e-dagang di Indonesia.

Menurut Data Exabite, jumlah pelanggan e-dagang telah mengalami peningkatan hingga 38,3 persen selama masa pandemi hingga Juli 2020. Transaksi e-dagang, menurut Bank Indonesia, juga naik sebesar 26 persen. Angka ini akan semakin meningkat apabila kontribusi pengusaha perempuan dapat dioptimalkan.

Pada era ekonomi digital, perempuan pengusaha membutuhkan pembekalan untuk menambah kemampuan manajerial, pendampingan untuk memotivasi pengembangan usaha, serta akses digital, seperti pelatihan pengelolaan keuangan berbasis digital.

Beberapa program sedang dan telah dilakukan pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendorong kemajuan usaha para perempuan pengusaha, terutama dalam pengembangan usaha dengan sistem digital.

https://cdn-assetd.kompas.id/g5u2W8XxXOPtlprqTgntI8_3DFg=/1024x1443/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2F20201220-DMS-dukungan-UMKM-mumed_1608470238.png

Salah satunya adalah Program Sispreneur yang merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dengan PT XL Axiata Tbk. Program ini ditujukan bagi kalangan perempuan pelaku usaha mikro agar bisa mengembangkan usahanya dengan sistem digital.

Sementara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bekerja sama dengan Pemerintah Inggris melalui UK-Indonesia Tech Hub dan Krealogi oleh Du Anyam. Bentuk kerja sama adalah melakukan pelatihan dan pendampingan virtual bagi perempuan pengusaha dengan usaha mikro dan ekstra mikro oleh Pemerintah Inggris.

Sinergi menjadi kata kunci yang harus diupayakan oleh pemerintah untuk mempersiapkan pengusaha perempuan terlebih yang bergerak di UMKM untuk melompat lebih cepat pada era digital saat ini. (LITBANG KOMPAS )

Editor:
yohanwahyu
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000