Dominasi PAN di Pesta Rakyat Kepulauan Meranti
Di kabupaten termuda di Provinsi Riau, Kabupaten Kepulauan Meranti, Partai Amanat Nasional menancapkan dominasinya.
Pada dua pemilu legislatif terakhir, PAN menjadi pemilik kursi terbanyak di DPRD Kabupaten Kepulauan Meranti. Setelah di pilkada lima tahun lalu PAN bersama koalisi yang dibangunnya berhasil memuluskan petahana ke jabatan periode kedua, tahun ini PAN berusaha mengulang kesuksesan dengan memunculkan pemenang baru.
Kabupaten Kepulauan Meranti dimekarkan dari kabupaten induk, Kabupaten Bengkalis, pada tahun 2009. Nama kabupaten ini mengambil singkatan dari tiga pulau, yaitu Pulau Merbau, Pulau Rangsang, dan Pulau Tebing Tinggi.
Penyebutan nama kepulauan pada kabupaten ini mengacu pada geografis wilayahnya yang terdiri atas pulau-pulau. Berdasarkan data BPS, terdapat 11 pulau di kabupaten yang luasnya 3.707, 84 kilometer persegi ini.
Setelah dimekarkan, Kabupaten Kepulauan Meranti dipimpin Pelaksana Tugas (Plt) Bupati selama sekitar 14 bulan, yaitu Syamsuar, yang kini menjabat Gubernur Riau periode 2019-2024. Baru melalui Pilkada 2010, terpilih bupati pertama untuk daerah otonom baru ini.
Baca juga: Kekerabatan dan Oligarki Berkelindan
Pada Pilkada 2010 yang diikuti lima pasangan calon, terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti adalah Irwan Nasir-Masrul Kasmy. Pasangan ini diusung koalisi empat partai, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Perjuangan Indonesia Baru (PPIB).
Bersaing empat pasangan calon lainnya, pasangan Irwan Nasir-Masrul Kasmy menang dalam satu putaran dengan perolehan 28.086 suara atau 32,96 persen.
Irwan Nasir yang merupakan tokoh perjuangan pemekaran, sekaligus juga politisi PAN, menjadi kunci dalam percaturan politik di Meranti. Pada saat terpilih menjadi bupati, Irwan berusia relatif muda, 40 tahun.
Perkembangan politik pasca-pemekaran membawa PAN menjadi partai pemenang pada Pemilu 2014 di Meranti dengan menduduki 5 kursi di DPRD (dari total 30 kursi). Tahun 2015 menjadi tahun kesuksesan bagi Irwan Nasir karena pada tahun tersebut dia terpilih untuk periode kedua jabatan bupati, sekaligus terpilih menjadi Ketua DPW PAN Provinsi Riau.
Dalam Pilkada 2015, hanya ada dua pasangan calon pada pilkada Kabupaten Kepulauan Meranti. Irwan Nasir berpasangan dengan Said Hasyim bersaing dengan Tengku Mustafa-Amyurlis.
Pasangan Irwan Nasir-Said Hasyim terlalu besar dilawan oleh Tengku Mustafa-Amyurlis. Amyurlis merupakan kontestan lama karena pada Pilkada 2010 menjadi calon wakil bupati yang ikut bersaing, tetapi kalah.
Pasangan petahana Irwan Nasir-Said Hasyim yang didukung koalisi tujuh partai, yaitu PKB, Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, dan PBB (menguasai 21 kursi di DPRD), akhirnya menang dengan meraup 50.560 suara atau 56,09 persen.
Setelah Irwan Nasir tak lagi bisa maju dalam pilkada 2020 karena sudah menjabat sebagai bupati dua periode, ke manakah dia akan melabuhkan dukungan dengan memanfaatkan posisinya sebagai Ketua DPW PAN Provinsi Riau?
Baca juga: Mengenal Kabupaten Kepulauan Meranti Riau, Beranda Indonesia di Selat Malaka
Persaingan ketat
Pilkada di Kabupaten Kepulauan Meranti 2020 kali ini diikuti empat pasangan calon yang jika dilihat dari segi dukungan partai memiliki kekuatan yang tersebar merata. Tidak ada lagi sosok yang terlalu dominan seperti yang terjadi pada pilkada sebelumnya tahun 2015.
Petahana Wakil Bupati Said Hasyim menguji peruntungannya untuk naik menjadi orang nomor satu. Semula, Said Hasyim merupakan kader PAN. Namun, agaknya, setelah membaca arah dukungan PAN yang tidak condong ke dirinya, dia pun melompat ke Partai Golkar untuk memperoleh dukungan.
Pilkada 2020 bagi Said Hasyim merupakan keikutsertaannya yang ketiga dalam kompetisi politik lokal. Pada Pilkada 2010, Said Hasyim berpasangan dengan M Tofikurrohman bersaing dengan Irwan Nasir-Masrul Kasmy.
Namun, Said Hasyim hanya berhasil sampai di posisi kedua. Pada Pilkada 2015, Said Hasyim mendampingi Irwan Nasir dan berhasil menjadi wakil bupati.
Baca juga: Uji Kekuatan Dua Petahana di Pangandaran
Di Pilkada 2020 kali ini, Said Hasyim berpasangan dengan Abdul Rauf menggunakan kendaraan Partai Golkar dan PKS untuk pencalonannya. Dua partai ini di DPRD menguasai 6 kursi atau 20 persen.
Partai Golkar, meski bukan partai pemenang dan absen dalam dukung-mendukung calon pada pilkada 2015, basis kekuatannya menunjukkan tren yang meningkat di Meranti. Begitu juga dengan PKS yang berhasil menambah kursi untuk wakilnya di DPRD pada 2019 lalu.
Sementara itu, PAN yang kembali menguasai kursi terbanyak di DPRD pada Pemilu 2019 (5 kursi) membangun koalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Nasdem mengusung pasangan calon yang baru, yakni Hery Saputra-Muhammad Khozin. Total kursi tiga partai ini di DPRD adalah 9 kursi atau 30 persen.
Hery Saputra, sebelum pencalonannya adalah seorang Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Kepulauan Meranti, yang dikenal dekat dengan sang bupati. Adapun Muhammad Khozin adalah seorang anggota dewan.
Duet ini cukup menjanjikan bagi Meranti. Terlepas dari keuntungan mendapatkan sokongan partai yang terbesar, keduanya memiliki pengalaman mengurus kepentingan publik dari sisi eksekutif dan legislatif.
Dua pasangan calon lainnya adalah Muhammad Adil-Asmar dan Mahmuzin Taher-Nuriman Khair. Pasangan Muhammad Adil – Asmar diusung oleh koalisi PKB dan PDI-P dengan penguasaan kursi di DPRD sebanyak 8 kursi (26,7 persen).
Muhammad Adil adalah seorang politisi PKB yang duduk sebagai anggota DPRD Provinsi Riau. Dia juga pernah ikut bersaing sebagai calon wakil bupati pada pilkada Kabupaten Kepulauan Meranti 2010, juga kalah.
Terakhir, pasangan Mahmuzin Taher-Nuriman Khair yang diusung koalisi PPP dan Partai Gerindra dengan penguasaan kursi di DPRD sebanyak 6 kursi (20 persen). Pasangan ini merupakan kombinasi dari kalangan swasta dan aparatur sipil negara.
Merangkai pulau
Dengan peta kekuatan seperti itu, pemenang pilkada di daerah kepulauan yang berpenduduk sebanyak 208.391 orang ini bisa pasangan mana saja. Hitung-hitungan ketat di atas kertas, dengan indikator yang terukur sekalipun, bisa berubah di hari penentuan.
Banyak faktor yang bisa menyebabkan hal itu. Yang terpenting setelah pilkada adalah melanjutkan tugas pembangunan yang menjadi prioritas bagi masyarakat konstituen.
Prioritas pembangunan tersebut mengacu pada program pembangunan yang digagas di awal pemerintahan otonom, yaitu merangkai pulau. Merangkai pulau menjadi suatu keniscayaan bagi kabupaten ini.
Semangat awal untuk otonom dari Kabupaten Bengkalis adalah mengatasi kemiskinan yang disebabkan oleh buruknya aksesibilitas antarpulau di wilayah ini. Pemekaran menjadi jalan untuk fokus pada membangun infrastruktur dalam mengatasi kemiskinan yang berlarut-larut. Segala sumber daya akan diarahkan untuk tujuan tersebut.
Di awal terbentuknya Kabupaten Kepulauan Meranti, angka kemiskinan tercatat mencapai 42,56 persen (2010). Artinya, hampir separuh masyarakat Meranti hidup miskin.
Dalam satu dekade, angka tersebut bisa diturunkan cukup signifikan. Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Meranti menunjukkan angka kemiskinan di Meranti saat ini tinggal 26,93 persen (2019).
Jika masalah aksesibilitas wilayah bisa teratasi, Meranti akan mampu melangkah lebih cepat dalam memanfaatkan keunggulan kompetitif dan komparatif yang dimilikinya dari segi geografis. Kepulauan Meranti terbilang strategis karena berbatasan dengan Selat Malaka.
Posisi geografis Kepulauan Meranti termasuk wilayah segitiga pertumbuhan ekonomi (growth triangle) Indonesia-Malaysia-Singapura. Kepulauan Meranti juga menjadi daerah penyangga kawasan zona perdagangan bebas (FTZ) Batam-Tanjung Balai Karimun.
Idealnya, Meranti bisa memanfaatkan posisi tersebut untuk memacu perkembangan di sektor perikanan dan kelautan, perdagangan, pariwisata, dan jasa-jasa. Saat ini, sektor pertanian masih tulang punggung perekonomian daerah kabupaten tersebut.
Jika infrastruktur yang menunjang aksesibilitas Kepulauan Meranti menjadi lebih baik, sektor-sektor ekonomi akan berkembang yang akan membawa pertumbuhan ekonomi Meranti bisa melesat di atas rata-rata nasional. Saat ini, pertumbuhan ekonomi Meranti masih di bawah rata-rata nasional, dalam rentang 2 persen hingga 4 persen. (LITBANG KOMPAS)