Ogan Ilir menjadi salah satu simpul jalur lintas di timur Pulau Sumatera. Banyak usaha berkembang, mulai dari skala mikro hingga menengah. Industri pengolahan merupakan salah satu penopang perekonomian kabupaten itu.
Oleh
Yoesep Budianto
·5 menit baca
Pemilihan kepala daerah di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, pada tahun ini kembali mempertemukan dua pasangan calon yang kuat dari aspek dukungan partai politik. Persaingan ketat layaknya di pilkada sebelumnya diharapkan menghasilkan pemimpin yang mampu menyiapkan daerah ini sebagai simpul ekonomi di sisi timur Pulau Sumatera.
Kabupaten Ogan Ilir di Provinsi Sumatera Selatan terbilang wilayah yang berusia muda, sebab baru diresmikan pada Desember 2003. Sebelumnya, kabupaten ini termasuk dalam wilayah Ogan Komering Ilir. Sebagai daerah yang berada di hilir Sungai Ogan, kabupaten ini memiliki potensi alam yang melimpah. Ketersediaan air dan kesuburan tanahnya menjadi modal utama pengembangan lahan yang produktif.
Sebagian besar penduduk kabupaten ini yang berjumlah sedikitnya 430.000 jiwa terserap di sektor usaha primer, seperti pertanian. Sektor andalan lainnya adalah perkebunan karet yang telah menembus pasar internasional, seperti China dan beberapa negara Eropa.
Ogan Ilir juga menjadi salah satu simpul jalur lintas di timur Pulau Sumatera. Banyak usaha yang berkembang, mulai dari skala mikro hingga menengah. Perkembangan industri pengolahan juga jadi salah satu penopang perekonomian daerah.
Sebagian besar penduduk kabupaten ini yang berjumlah sedikitnya 430.000 jiwa terserap di sektor usaha primer, seperti pertanian.
Kondisi itu membuat Ogan Ilir berkembang menjadi wilayah yang diproyeksikan maju dengan pesat di wilayah timur Sumatera. Hingga tahun 2019, perekonomian daerah itu ditopang oleh empat sektor utama, paling besar pertanian, kehutanan, dan perikanan, yang mencapai 20,38 persen.
Sektor ekonomi kuat lainnya adalah perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, konstruksi, serta industri pengolahan. Keempat sektor itu mencakup lebih dari 60 persen dari struktur perekonomian regional.
Meski demikian, wilayah yang bergantung pada sektor ekonomi primer, seperti pertanian, kehutanan, dan perikanan, perlu memiliki rencana mitigasi kondisi darurat yang spesifik. Sebagai contoh, industri kayu di Ogan Ilir mengalami penurunan yang cukup besar. Selain merosotnya permintaan dalam dan luar negeri, penurunan hasil produksi muncul akibat kebakaran hutan. Peristiwa paling baru adalah kebakaran hutan di lahan seluas 3 hektar pada awal Agustus 2020.
Kondisi ini membuat Pemimpin Ogan Ilir mendatang perlu merumuskan kembali rencana pengembangan ekonomi di sektor-sektor utama, khususnya pertanian, kehutanan, dan perikanan. Mempertimbangkan besarnya persentase sektor itu, tentu banyak masyarakat yang sangat bergantung dengan stabilitas sektor usaha tersebut.
Penguatan ekonomi perlu mempertimbangkan kualitas tenaga kerja daerah. Pekerjaan rumah bagi pasangan calon terpilih adalah meningkatkan serapan tenaga kerja. Hingga tahun 2019, tingkat partisipasi angkatan kerja hanya mencapai 72,93 persen.
Serapan tenaga kerja yang belum optimal ini tidak lepas dari faktor kualitas sumber daya manusia. Indeks pembangunan manusia tahun 2019 masih sebesar 67,22. Perlu banyak perbaikan yang harus dilakukan oleh pemimpin terpilih itu nantinya.
Selain kualitas sumber daya manusia, Kabupaten Ogan Ilir juga memiliki masalah penuntasan kemiskinan. Hingga tahun 2019, sedikitnya masih ada 57.200 penduduk (13,31 persen) yang belum memiliki kehidupan layak. Jika melihat persentasenya, penduduk miskin di Ogan Ilir ini ada di atas rata-rata Provinsi Sumsel.
Persaingan ketat
Pilkada tahun ini akan diikuti dua pasangan calon. Bupati petahana Ilyas Panji Alam mencalonkan diri berpasangan dengan mantan Ketua DPRD Ogan Ilir Endang Ishak.
Pasangan ini sebelumnya didiskualifikasi oleh KPU Ogan Ilir karena pelanggaran administrasi. Setelah mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung, akhirnya Ilyas Panji diputuskan dapat kembali mengikuti tahapan pilkada per 6 November 2020.
Pasangan calon nomor urut dua tersebut didukung lima partai politik (parpol), yaitu PDI-P, Golkar, Partai Berkarya, Hanura, dan Partai Bulan Bintang, dengan total kursi DPRD sebanyak 19 kursi. Ilyas Panji mencoba peruntungannya sama seperti Pilkada 2015. Saat itu, ia maju sebagai wakil bupati bersama Ahmad Wazir Nofiadi. Kasus narkoba yang menjerat Nofiadi lalu mengantarkannya menduduki jabatan bupati.
Namun, penantang Ilyas Panji di pilkada tahun ini juga memiliki dukungan kekuatan politik di parlemen dan merupakan anak dari bupati sebelumnya. Pasangan calon nomor urut satu, Panca Wijaya Akbar dan pasangannya, Ardani, didukung delapan parpol.
Panca Wijaya Akbar merupakan anak dari mantan Bupati Ogan Ilir selama dua periode (2005-2015), Mawardi Yahya, serta adik dari Ahmad Wazir Nofiadi, bupati terpilih tahun 2015. Pada awal pencalonan, Nofiadi akan kembali maju, tetapi memutuskan mundur karena terhalang Peraturan KPU terkait kasus narkotika.
Ia kemudian digantikan adiknya, Panca Wijaya. Selain berasal dari keluarga yang kental akan politik, Panca Wijaya juga dikenal sebagai pengusaha muda. Sementara pasangannya, Ardani, berlatar belakang birokrat karier di Sumsel. Jabatan terakhir Ardani adalah Kepala Biro Hukum Provinsi Sumsel.
Dari sisi koalisi parpol pendukung, dukungan untuk petahana diberikan dua parpol terbesar di Pemilu 2019, yaitu Golkar dan PDI-P. Melihat rekam jejak sebelumnya, dukungan kedua parpol penguasa di wilayah tersebut terbilang konsisten untuk Ilyas Panji Alam, yaitu serupa dengan Pilkada 2015.
Apabila dilihat dari pilkada sebelumnya, kemenangan pasangan calon Nofiadi dan Ilyas Panji Alam terbilang cukup tipis, sekitar 6 persen atau terpaut 13.114 suara dari pasangan calon Helmy Yahya-Muchendi Mahzareki.
Dukungan politik Nofiadi dan Ilyas Panji pada lima tahun lalu disokong melalui koalisi parpol dengan 18 kursi DPRD. Sementara pesaing terkuatnya didukung 22 kursi legislatif. Komposisi persaingan tersebut tentu tidak jauh berbeda dengan tahun ini.
Saat ini, petahana didukung oleh koalisi dengan 19 kursi di DPRD, sedangkan lawannya memiliki 21 kursi dengan jumlah partai lebih banyak. Walau kalah dari sisi jumlah koalisi, dukungan dua parpol terbesar menjadi modal politik yang kuat bagi bupati petahana Ilyas Panji Alam.
Namun, pecahnya koalisi Ilyas Panji dari dukungan Mawardi Yahya membuka celah persaingan dengan kubu Panca Wijaya-Ardani. Keberadaan Mawardi Yahya sebagai tokoh politik di Ogan Ilir membantu kemenangan anaknya, Nofiadi, pada Pilkada 2015.
Terpilihnya Mawardi Yahya sebagai Wakil Gubernur Sumsel pada Pilkada 2018 mendampingi Herman Deru juga merupakan bukti kuatnya pengaruh politik Mawardi. Sebelumnya, Mawardi juga pernah menjabat Ketua DPRD Ogan Ilir selama dua periode sebelum terpilih sebagai Bupati Ogan Ilir yang juga selama dua periode. Mawardi juga pernah menjadi Ketua DPD Golkar Ogan Ilir selama tiga periode.
Ini membuat dukungan Mawardi kepada anaknya, Panca Wijaya, menjadi kekuatan lain dalam persaingan dengan bupati petahana Ilyas Panji. Namun, terlepas dari ketatnya persaingan politik, kedua pasangan calon perlu bersiap menuntaskan permasalahan wilayahnya, terutama membuat diferensiasi perekonomian yang lebih luas di Ogan Ilir dan menyiapkan daerah itu sebagai salah satu simpul ekonomi di bagian timur Pulau Sumatera.