logo Kompas.id
RisetKekerabatan dan Oligarki...
Iklan

Kekerabatan dan Oligarki Berkelindan

”Perpecahan” dua klan besar yang berpengaruh di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, akan membuat pilkada kota tersebut lebih dinamis dan membuka peluang kemunculan kekuatan politik baru.

Oleh
Gianie
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/gD9oae1O-4FozK3i_xJRprmbTsE=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2Fc73f5397-1bc7-47f7-9183-58b4d4e02f92_jpg.jpg
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA

Warga, Senin (12/10/2020), di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, berhenti di dekat spanduk empat pasangan calon yang akan bersaing dalam pilkada kota tersebut, 9 Desember mendatang.

Bangunan politik kekerabatan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, dimulai sejak pilkada serentak pertama kali digelar pada 2005. Namun, pada pilkada keempat tahun 2020, dua klan keluarga yang semula bersatu kini saling berhadapan.

Saat pilkada serentak pertama digelar pada 2005, petahana Wali Kota Moh Roslan (1999-2004) berhasil melenggang ke periode jabatan yang kedua. Pada periode kedua, Moh Roslan berpasangan dengan Ahyar Abduh yang diusung Partai Golkar. Keduanya menang pada Pilkada 2005 dengan meraih 53,3 persen suara. Mereka mengalahkan Ridwan Hidayat-Willgo Zainar, Lalu Bakri-Arie Wiryawan, dan Joko Prayitno-Gusti Gede Prajendra.

Editor:
A Tomy Trinugroho
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000