Pemilihan wali kota dan wakil wali kota Manado tidak pernah sepi penantang. Pilkada 2020 akan menjadi gelanggang bagi petarung lama dengan empat pasangan.
Oleh
Arita Nugraheni
·4 menit baca
Pemilihan wali kota dan wakil wali kota Manado tahun 2020 menjadi gelanggang bagi petarung lama. Separuh kontestan pernah berlaga di kontestasi sebelumnya. Namun, tak kalah dengan wajah-wajah lama itu, pelaga baru juga naik ke arena berbekal modal politik dan sosial yang tak kalah kuat.
Pemilihan wali kota dan wakil wali kota Manado memang tidak pernah sepi penantang. Pada Pilkada 2010, terdapat sembilan pasangan calon yang bertanding, sementara pada Pilkada 2016, ada tiga pasangan yang berlaga. Pilkada 2020 akan menjadi gelanggang bagi petarung lama dengan empat pasangan.
Empat pasangan yang akan berebut pemilih adalah Andrei Angouw-Richard HM Sualang; Sonya S Kembuan-Syarifudin Saafa; Mor D Bastian-Hanny J Pajouw; dan Julyeta PA Runtuwene- Harley AB Mangindaan.
Dari delapan calon wali kota dan wakil wali kota tersebut, separuhnya elite politik Manado. Mereka adalah Mor D Bastiaan, Hanny J Pajouw, Harley AB Mangindaan, dan Richard HM Sualang. Mor kontestan Pilwalkot Manado 2016 dan terpilih menjadi Wakil Wali Kota Manado periode 2016-2021.
Kini, Mor mencalonkan diri menjadi wali kota berpasangan dengan Hanny yang tak lain petarung lama Pilwalkot Manado 2010 dan 2016. Meski belum pernah unggul, perolehan suara Hanny nyaris mendekati perolehan suara pemenang.
Wajah lama lainnya adalah Harley dan Richard. Harley mencalonkan diri pada Pilwalkot 2010 dan menang menjadi wakil wali kota periode 2010-2015. Pada Pilwalkot 2016, Ia juga mencalonkan diri menjadi wali kota. Sementara Richard pernah menjadi peserta pada Pilwalkot Manado 2010.
Terdapat kesamaan dari para petarung lama ini. Keempatnya masih muda dengan usia di bawah 50 tahun. Hanny kontestan termuda dengan usia 42 tahun. Disusul berturut-turut Harley (44), Mor (46), dan Richard (47 tahun).
Selain Harley, ketiga sosok lama ini pernah menjabat anggota legislatif, baik di tingkat provinsi maupun kota. Mor pernah menjabat selama dua periode sebagai anggota DPRD Kota Manado. Adapun Hanny menjadi anggota DPRD Sulawesi Utara selama satu periode.
Richard yang paling lama di parlemen. Ia menjadi anggota DPRD Kota Manado selama dua periode dan satu periode di DPRD Sulut. Jaringan kekerabatan Richard juga tergolong kuat karena dia anak Freddy H Sualang, mantan Wakil Gubernur Sulut dua periode, sekaligus politikus senior PDI-P.
Harley juga bukan sembarang calon. Ia anak EE Mangindaan, mantan Menteri PAN-RB serta mantan Menteri Perhubungan di era Presiden SBY. Terakhir, Mangindaan menjabat sebagai anggota MPR periode 2014-2019 dan politikus senior Partai Demokrat. Meski demikian, sepak terjang politik Harley tidak setekun Richard. Harley selama ini lebih fokus di dunia pendidikan sebagai pengajar.
Poros pertarungan
Keempat petarung lama ini tersebar pada satu poros. Mor dan Hanny pada nomor urut 3, Harley menjadi wakil Julyeta di nomor urut 4, dan Richard menjadi wakil Andrei di nomor urut 1.
Hanya ada satu pasangan calon yang terdiri atas poros penantang baru, yaitu Sonya dan Syarifudin, nomor urut 2.
Calon wali kota nomor urut 4, Julyeta, tak lain Rektor Universitas Negeri Manado. Sejak 2004, dia aktif mengetuai berbagai organisasi kemasyarakatan, seperti Palang Merah Indonesia Kota Manado, Komisi Wanita Kaum Ibu Sinode GMIM Sulawesi Utara, dan di berbagai organisasi pendidikan anak. Sementara calon wali kota nomor urut 1, Andrey, tercatat sebagai Ketua DPRD Sulut, dan telah menjadi anggota parlemen di provinsi selama tiga periode (2009-2024).
Tidak bisa disangkal, poros yang dimotori petarung lama berpasangan dengan penantang baru yang juga memiliki modal politik dan sosial kuat. Sementara poros petarung baru, Sonya-Syarifudin, datang dengan keunggulan lain. Sonya berlatar belakang pengusaha, sementara Syarifudin adalah anggota DPRD Kota Manado dua periode.
Dari sisi dukungan partai, kekuatan cenderung berimbang. Pasangan Andrey- Richard diusung PDI-P dan Partai Gerindra dengan total 14 kursi di DPRD Kota Manado. Jumlah kursi tersebut setara dengan 35 persen kekuatan parlemen. Adapun penantang baru, Sonya-Syarifudin, disokong Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Hanura dengan total kepemilikan 8 kursi atau 20 persen kursi parlemen.
Sementara pasangan calon Mor- Hanny didukung Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan kepemilikan 10 kursi (25 persen). Terakhir, Julyeta-Harley diusung Partai Nasdem, Perindo, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan total kekuatan 8 kursi atau 20 persen kekuatan parlemen.
Dengan begitu, Andrey-Richard mendapatkan dukungan paling besar jika diukur dari kekuatan koalisi partai, karena diusung PDI-P sebagai partai pemenang Pemilu 2019 di Kota Manado.
Walakin, dukungan 10 kursi yang dimiliki Mor-Hanny juga tidak bisa dianggap remeh. Pasangan ini diusung Partai Demokrat yang berhasil menang pada Pilwalkot 2016, bahkan tanpa berkoalisi.
Keputusan berada di tangan pemilih Kota Manado pada Pilkada 9 Desember mendatang. (Litbang Kompas)