logo Kompas.id
RisetBenci dan Rindu Politik...
Iklan

Benci dan Rindu Politik Dinasti

Politik dinasti dianggap sebagai sesuatu yang buruk dan merugikan. Namun, tak jarang praktik ini menjadi ”jalan pintas” bagi partai untuk mendulang kemenangan di pilkada meski pada akhirnya kompetensi tetap jadi kunci.

Oleh
Rangga Eka Sakti/Litbang Kompas
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/wLKNYiDqUw3tqMhxSOs-9k4B1bo=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2Fabb79956-8903-41b6-a33d-c5235f12b480_jpg.jpg
Kompas/Heru Sri Kumoro

Spanduk meminta dukungan dan menyukseskan pemilihan wali kota dan wakil wali kota Tangerang Selatan terpasang di depan Kantor Kelurahan Buaran, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (26/7/2020). Pilkada Tangsel akan dilaksanakan pada 9 Desember 2020.

Pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak 9 Desember mendatang tidak lepas dari praktik politik kekerabatan. Meski kerap dikritik dan dinilai buruk, pandangan yang melihat praktik ini sebagai sesuatu yang wajar juga muncul dan berkembang di tengah persepsi publik.

Hasil jajak pendapat Kompas pada pekan lalu mencatat, sebagian besar responden memang gerah dengan praktik politik dinasti. Sebanyak 60,8 persen responden menganggap politik kekerabatan ini sebagai sesuatu yang buruk. Sikap ini bisa jadi dipengaruhi oleh pandangan mereka terhadap latar belakang pencalonan para kerabat pejabat di pilkada.

Editor:
susanarita
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000