logo Kompas.id
RisetSapardi nan Abadi
Iklan

Sapardi nan Abadi

Sapardi lahir di musim hujan, mulai berkarya di musim hujan, dan mengakhirinya di pengujung musim hujan. Karya Sapardi akan tetap abadi.

Oleh
Dedy Afrianto
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/HFkhccIHeWd6T1886dCYJGNkZxY=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_23559378_38_1.jpeg
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Sapardi Djoko Damono membacakan puisi karyanya saat peluncuran Tesamoko: Tesaurus Bahasa Indonesia Edisi Kedua yang disusun Eko Endarmoko di Jakarta, Senin (23/5/2016).

Dalam jagat kesusastraan Nusantara, karya Sapardi seperti cinta yang tumbuh dalam kesederhanaan. Lariknya bak wiyata yang setia menghiasi segala masa. Jika sejarah abadi, maka Sapardi adalah anasir di antaranya.

Sapardi Djoko Damono dan hujan adalah sebuah keniscayaan. Kumpulan puisi berjudul Sihir Hujan (1984) dan Hujan Bulan Juni (1994) lebih dari cukup untuk menggambarkan betapa dekatnya Sapardi dengan hujan. Melalui hujan, Sapardi seakan bercerita tentang keagungan, keelokan, hingga metafora dari sebuah kisah juang.

Editor:
yohanwahyu
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000