Menjaga Marwah Penyalur Hati Nurani Rakyat
Harian ”Kompas” berdiri untuk menyuarakan ”Amanat Hati Nurani Rakyat”. Amanat tersebut harus terus diwujudkan dalam perbuatan nyata, terlebih di saat pandemi melanda.
Sejak awal berdirinya, harian Kompas turut serta mengemban tugas pers dan melayani masyarakat Indonesia untuk menyampaikan Amanat Hati Nurani Rakyat. Aspirasi masyarakat merupakan hakikat hati nurani rakyat yang harus terus diwujudkan dalam perbuatan nyata.
Identitas penyalur hati nurani rakyat tersebut disampaikan oleh pendiri Kompas, Jakob Oetama, saat menyampaikan ceramahnya di hadapan civitas akademi Fakultas Publisistik Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Oktober 1971.
Tema yang diangkat menyoroti peran pers Indonesia sebagai pelayan kepentingan publik dan mengawal pihak penguasa. Beberapa prinsip yang menjadi penekanan identitas tersebut adalah hakikat hati nurani rakyat dan persyaratan yang perlu dipenuhi agar pers dapat berfungsi sebagai penyalur hati nurani (Kompas 10/2/1972).
Hakikat hati nurani yang dimaksudkan adalah pengertian naluri manusia tentang baik buruk, benar salah, adil tidak adil. Hati nurani merupakan sebuah motivasi hidup manusia yang perwujudannya dalam perbuatan-perbuatan. Hati nurani juga merupakan relasi pribadi manusia dalam komunikasi secara vertikal dengan Tuhan dan secara horizontal dengan sesama manusia.
Lebih lanjut diungkapkan, hati nurani muncul sebagai aspirasi yang berhubungan erat dan bersifat fundamental dari pribadi seseorang. Dalam hal ini pribadi komunal, kepentingan bersama-sama tersebut disebut rakyat. Maka hati nurani rakyat dapat dimaknai sebagai aspirasi masyarakat itu sendiri.
Untuk mewujudkan fungsi tersebut, ada dua syarat yang perlu dipenuhi, yaitu otonomi pers dan kompetensi pers. Otonomi yang dimaksudkan adalah berdiri sendiri di dalam suatu kerangka besar UUD 1945, UU Pokok Pers, dan asas kekebasan pers yang bertanggung jawab.
Otonomi juga dalam arti organisasi pers, baik manajemen tata usaha maupun redaksinya. Untuk itu, otonomi pers memerlukan kompetensi dalam bekerjanya bagian-bagian lembaga pers secara integral.
Kompetensi ini juga berlaku dalam fungsi pers sebagai pengontrol. Kritik pers hanya efektif jika koreksi itu kualitatif. Artinya, sejauh mungkin menguasai persoalan yang hendak diungkapkan dan mengetahui duduk perkaranya sehingga koreksi tersebut sejauh mungkin berdasarkan kebenaran.
Di sinilah diperlukan selalu peningkatan mutu wartawan. Jika bisa dipercaya, kompeten, dan terjamin integritasnya bisa lebih berwibawa dalam menyalurkan hati nurani rakyat.
Melawan infodemik
Materi ceramah tersebut juga menguraikan pendekatan sosiologi dan psikologi sosial hubungan antara pers dan masyarakat. Pers merupakan sarana ekspresi dan sarana komunikasi dari masyarakat. Selain tentang nilai keadilan, kebenaran, serta martabat kemanusiaan, persoalan hidup sehari-hari masyarakat juga dapat diekspresikan lewat pers.
Dicontohkan, persoalan hidup itu meliputi kenaikan harga-harga barang, bencana, dan penyakit. Dua contoh persoalan hidup di tengah-tengah masyarakat dalam konteks pandemi saat ini menemukan aktualitas sekaligus tantangan bagi Kompas yang mengemban fungsi penyalur hati nurani.
Bagi masyarakat, pandemi Covid-19 tidak hanya menyebarkan virus korona ke seluruh penjuru dunia, tetapi juga menularkan berita palsu yang menyebar lebih cepat daripada virus korona. Banjir informasi seputar Covid-19 yang menimbulkan infodemik. Akibatnya, masyarakat mengalami kesulitan mendapatkan informasi yang tepat.
Infodemik dapat dipahami sebagai berita bohong yang menyebar dengan lebih cepat dan mudah di dunia maya karena ulah manusia. Infodemik mengakibatkan kepanikan karena informasi yang beredar membingungkan dan tidak dapat diverifikasi keabsahannya.
Salah satu analisis terhadap infodemik dilakukan oleh Covid-19 Infodemic Observatory dengan basis data Twitter sejak 21 Januari 2020 hingga 7 Mei 2020. Data dianalisis menggunakan teknik machine learning terhadap 206,8 juta pesan di Twitter.
Hasil analisis menemukan terdapat 61 juta pesan yang berupa berita yang tak dapat dipercaya. Kemudian, 87 juta pesan merupakan polusi informasi karena disebarkan melalui robot. Jika dirata-rata per hari, terdapat 600.000 pesan yang tak dapat dipercaya dan 800.000 pesan yang disebarkan oleh robot di Twitter terkait Covid-19.
Menyadari bahaya infodemik, beberapa perusahaan media sosial membuat komitmen bersama melawan misinformasi. Sejak 17 Maret 2020, Facebook, Google, LinkedIn, Microsoft, Reddit, Twitter, dan YouTube mengeluarkan pernyataan bersama. Isinya, mereka melawan segala misinformasi tentang Covid-19 di media sosial mereka masing-masing.
Peduli
Hal yang sama juga dilakukan media arus utama dengan membuat halaman baru atau halaman khusus terkait Covid-19. Bagi pembaca, respons terkait Covid-19 dilakukan oleh berbagai situs berita dengan mendedikasikan halaman baru khusus untuk berita mengenai wabah.
Laman The New York Times, The Washington Post, The Guardian, The Wall Street Journal, The Straits Times, dan South China Morning Post menambahkan halaman khusus untuk berita-berita Covid-19.
Halaman khusus ditata dengan berbagai elemen interaktif dan pilihan yang memudahkan pembaca untuk mengakses informasi terkait Covid-19. Mereka juga menawarkan langganan newsletter gratis untuk memberikan informasi terbaru kepada pembaca melalui surat elektronik (e-mail).
Laman The Washington Post, The New York Times, South China Morning Post, dan The Straits Times juga menyuguhkan visualisasi perkembangan kasus korona. Segmen tambahan yang ditampilkan juga meliputi tulisan riset, liputan mendalam, reportase langsung, opini, tanya jawab terkait virus korona, pengetahuan dasar tentang virus korona, panduan selama di rumah, dan liputan khusus terkait Covid-19.
Sebagaimana koran-koran luar negeri, Kompas dan Kompas.id menambahkan berita dan artikel khusus tentang Covid-19 yang dikumpulkan dalam isu terhangat ”Virus Korona”. Selain itu, terdapat pula visualisasi perkembangan kasus korona, tulisan riset, serta liputan khusus yang menyoroti penanganan wabah korona.
Cara-cara yang dilakukan perusahaan media saat terjadi pandemi seperti ini dapat dilihat dari dua aspek, yaitu referensi publik dan solusi media. Aspek pertama menggambarkan respons perusahaan media yang tidak dapat dilepaskan dari fungsi media sebagai sumber informasi tepercaya.
Dengan menyajikan informasi yang tepercaya terkait Covid-19, media diharapkan dapat membantu memutus berita bohong. Melalui berita dan analisis yang telah diverifikasi, ilmiah, dan berdasarkan fakta, pers bertindak sebagai obat penawar terhadap gelombang infodemik.
Upaya media ini mendapat apresiasi dari Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres. Saat memberikan sambutan di hari kebebasan pers sedunia 2020, Guterres berterima kasih kepada media yang telah menyediakan fakta dan analisis tepercaya. Ia juga mengungkapkan bahwa pers merupakan obat penawar bagi pandemi misinformasi yang sedang terjadi.
Aspek kedua adalah memberikan solusi. Berbagai segmen yang ditawarkan media, seperti liputan mendalam, rubrik riset, dan opini, merupakan kontribusi nyata solusi yang diberikan media. Solusi tersebut dapat diimplementasikan secara praktis oleh pembaca ataupun menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan oleh pemerintah atau badan dunia.
Menjaga kepercayaan
Dalam kondisi tertekan atas situasi pandemi, masyarakat membutuhkan dukungan dan solusi untuk tetap bertahan dari krisis kesehatan global. Dukungan ini utamanya dilakukan sebagai bentuk solidaritas kepada masyarakat luas. Namun, bukan semata dari aspek kemanusiaan, solusi yang ditawarkan ini juga menjadi investasi kepercayaan terhadap brand di mata publik.
Solidaritas yang diberikan kepada masyarakat dalam kondisi sulit akan selalu dikenang dan mendapatkan apresiasi dari publik. Survei yang dilakukan Edelman Trust Barometer 2020 terkait Covid-19 pada 23-26 Maret 2020 menunjukkan fenomena tersebut.
Survei yang melibatkan 12.000 responden dari 12 negara menyebutkan bahwa brand atau merek yang mendapatkan kepercayaan tinggi adalah brand yang menawarkan dukungan dan solusi bagi masyarakat di tengah kondisi sulit.
Saat ini bukan waktu yang tepat untuk merumuskan target penjualan atau peningkatan pendapatan iklan. Dampak pandemi membawa perekonomian dunia menjadi lesu.
Konferensi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCTAD) memperkirakan, penanaman modal asing dunia tahun ini turun hingga 40 persen dibandingkan dengan 2019. Dana Moneter Internasional (IMF) pada April 2020 memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2020 minus 3 persen.
Industri media juga dilanda kelesuan yang sama. World Economic Forum mencatat penurunan pendapatan media, terutama media lokal di beberapa negara sebagai dampak Covid-19. Di AS, Wall Street Journal melaporkan pendapatan iklan media lokal turun sekitar 25 persen atau lebih dari 30 miliar dollar AS.
Di Inggris, Guardian Media Group melaporkan antisipasi penurunan pendapatan sekitar 20 juta poundsterling. Di Afrika Selatan, organisasi berita Mail & Guardian melaporkan pendapatan iklan yang turun sekitar 70 persen yang membuatnya sulit memenuhi gaji jurnalis dan karyawannya.
Pandemi membuat ekonomi dan bisnis global terguncang hebat. Namun, sesulit apa pun keadaannya, fungsi pers sebagai penyalur aspirasi masyarakat harus tetap dilakukan.
Para jurnalis yang meliput Covid-19 harus mengambil risiko terpapar virus penyebab penyakit Covid-19. Selain itu, mereka juga menghadapi risiko impitan ekonomi karena industri media juga sedang mengalami penurunan pendapatan bisnis.
Keberadaan pers mendapatkan ujian di tengah pandemi. Panggilan untuk memberikan liputan-liputan berkualitas tetap dinanti agar masyarakat yang mendapatkan informasi berkualitas, akurat, dan tidak membuat panik. Beberapa situs koran berbayar melonggarkan artikel-artikelnya agar masyarakat mendapatkan konsumsi berita yang sehat.
Pers juga dapat menggalang solidaritas bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Bentuk-bentuk dukungan dan memberi solusi kepada masyarakat juga dilakukan beberapa brand ternama di luar media. Merek ternama mode, seperti Saint Laurent, Balenciaga, Gucci, dan Chistian Siriano, memproduksi masker medis.
Produsen otomotif dunia, seperti Ford dan General Motors, juga memproduksi ventilator yang sangat dibutuhkan oleh pasien positif Covid-19 yang mengalami gangguan pernapasan. Perusahaan teknologi dunia, seperti Google, Twitter, dan Microsoft, juga memberikan sumbangan langsung kepada tenaga medis.
Bantuan yang dimaksudkan serupa dengan yang dilakukan oleh Kompas melalui Dana Kemanusiaan Kompas. Menggalang donasi masyarakat dan menyalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, seperti bantuan alat pelindung diri kepada rumah sakit dan bantuan bahan pokok kepada masyarakat yang membutuhkan. Dengan cara ini, media makin dapat berperan di tengah masyarakatnya.
Jakob Oetama menegaskan agar tetap bertahan, pers harus memiliki empat ciri dasar, yaitu aktualitas kejadian, menemukan dan mendudukkan masalah, memiliki pikiran baru, serta menarik. Empat ciri tersebut dijabarkan produk pers berupa laporan berita sehari-hari.
Namun, pers juga dituntut memiliki budaya inovatif dan kreatif yang relevan dengan zamannya. Selain relevan, kultur tersebut juga dapat digunakan untuk menangkap persoalan hidup masyarakat dan membantu mencarikan solusi.
Baca juga : Media Melawan Covid-19
Hari-hari ini masyarakat sedang dilanda kesulitan akibat pandemi Covid-19. Walau ikut mengalami kondisi sulit, pers terus memberikan pemberitaan berkualitas dan menunjukkan solidaritasnya kepada pihak-pihak yang semakin tidak berdaya karena wabah korona.
Dengan cara itu, Amanat Hati Nurani Rakyat sebagai sebuah motivasi hidup manusia yang diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan dapat terus dijaga. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga : Mengapa Harus Membayar Berita Daring?