Partisipasi Publik Menghadapi Covid-19
Inisiatif dalam menghadapi Covid-19 secara bersama muncul dari berbagai lapisan warga di Indonesia. Berbagai bentuk partisipasi publik pun muncul. Dukungan publik pada tenaga medis menjadi energi melawan pandemi ini.
Inisiatif dalam menghadapi Covid-19 secara bersama muncul dari berbagai lapisan warga di Indonesia. Berbagai bentuk partisipasi publik pun muncul. Dukungan publik pada tenaga medis menjadi energi melawan pandemi ini.
Dukungan tersebut mulai dari membuat hand sanitizer secara mandiri, membuat alat pelindung diri untuk tenaga medis untuk diberikan gratis, menyediakan tendon air berikut sabun cuci tangan untuk bisa digunakan masyarakat umum.
Selain itu, tidak sedikit juga inisiatif membuat masker kain untuk dibagikan secara gratis ke masyarakat setempat, menyediakan makanan gratis untuk ojek ataupun kurir hingga penggalangan dana untuk menyediakan peralatan alat pelindung diri bagi tenaga medis serta yang paling membutuhkan.
Pandemi Covid-19 di Indonesia diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan Mei 2020. Status keadaan darurat wabah Covid-19 di Indonesia terhitung 91 hari sejak tanggal 29 Februari 2020 hingga 29 Mei 2020 yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala BNPB No 13A Tahun 2020 tentang Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit akibat Virus Corona di Indonesia. Hal ini kemudian memunculkan sederet kebijakan, edaran, dan imbauan dari pemerintah, baik di pusat maupun daerah.
Presiden Joko Widodo menegaskan, partisipasi masyarakat menjadi kunci utama untuk pencegahan penyebaran wabah virus korona atau Covid-19. Salah satu imbauan pemerintah yang adalah pembatasan sosial yang diserukan langsung presiden.
Imbauan pembatasan sosial menuntut kesadaran warga untuk menghindari kerumunan, seperti menjaga jarak dari orang lain minimal satu meter, tidak bepergian ke area publik (mal, bioskop, stadion, sekolah, tempat ibadah, gedung pemerintahan, dan lain-lain), mengenakan masker, tidak bersentuhan dan sebagainya. Imbauan pembatasan sosial memaksa publik untuk belajar dari rumah, ibadah wajib di rumah, dan bekerja dari rumah.
Peran masyarakat untuk bersama-sama menghadapi epidemi Covid-19 sangat penting dalam memutus rantai penyebaran virus. Pandemi Covid-19 yang muncul saat ini menguji modal sosial bangsa, yakni kecintaan pada bangsa dan negara, taat pada aturan (imbauan), serta mengutamakan kepentingan umum dan eksistensi negara.
Partisipasi publik untuk bahu-bahu menangani dampak Covid-19. Semangat untuk bangkit dan menghadapi wabah Covid-19 bersama-sama memunculkan ragam inisiatif dari publik. Mewabahnya Covid-19, membangkitkan kepedulian antarmasyarakat.
Produksi sendiri
Sulitnya menemukan cairan pembersih tangan dan masker menumbuhkan inisiatif pada berbagai kelompok masyarakat untuk memproduksinya sendiri. Ada yang memproduksi untuk kebutuhan internal kampus, wilayah permukiman. Ada pula yang sengaja membagikannya kepada khalayak yang ditemui.
Partisipasi masyarakat membangun ketahanan sosial secara mandiri terbangun untuk melawan Covid-19. Kekompakan dan keinginan untuk berbuat sesuatu untuk memecahkan masalah yang dialami bersama muncul. Semua berasal dari keprihatinan adanya kasus positif Covid-19. Semangat dan antusiasme untuk melakukan sesuatu yang sangat bermakna lahir dalam bentuk yang berbeda-beda.
Melalui perlengkapan yang dimiliki setiap warga, cairan pembersih tangan dan cairan disinfektan akhirnya dibuat secara mandiri. Cairan antiseptik pembersih tangan bukan hanya untuk pencegahan terjangkitnya Covid-19, melainkan juga sebagai penggunaan harian dalam menangkal virus dan bakteri.
Selain mencuci tangan dengan sabun dan cairan antiseptik, penggunaan disinfektan juga diperlukan untuk membunuh berbagai jenis virus dan bakteri termasuk Covid-19.
Cairan disinfektan disemprotkan untuk membersihkan permukaan benda-benda yang paling sering disentuh orang banyak, seperti gagang pintu, meja, kursi, keran wastafel, lemari, dan lain-lain.
Inisiatif untuk memproduksi secara mandiri cairan antiseptik pembersih tangan seperti dilakukan mahasiswa dan dosen di Institut Teknologi Sumatera (Itera). Mereka memproduksi cairan pembersih tangan secara mandiri untuk digunakan di kampus.
Sementara masyarakat di Mesuji, Lampung, dengan melibatkan ibu-ibu PKK Mesuji, Lampung, secara mandiri membuat ribuan masker kain untuk dibagikan gratis kepada masyarakat di Simpang Mesuji.
Partisipasi masyarakat membangun ketahanan sosial secara mandiri terbangun untuk melawan Covid-19.
Hal serupa dilakukan warga Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman. Mereka membuat masker sendiri dengan melibatkan 10 penjahit. Mereka berhasil memproduksi 8.000 masker selain untuk dipasarkan juga dibagikan kepada warga yang membutuhkan.
Ada juga pula kumpulan pemuda yang bermukim di Jalan Sein, Jurang Mangu Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Mereka berinisiatif menggandeng konveksi membuat masker untuk dibagikan ke masyarakat di sekitar tempat tinggal.
Bantuan APD, makanan, dan uang
Inisiatif publik tidak saja dilakukan secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan lingkungan kampus ataupun tempat tinggal, tetapi bergerak lebih jauh untuk membantu tenaga medis di rumah sakit dan klinik, berbagai perkantoran serta sekolah-sekolah. Bantuan tersebut tidak hanya dengan membagikan cairan antiseptik, tetapi juga berupa baju alat pelindung diri dan masker yang diproduksi sendiri.
Seperti yang dilakukan oleh FK Universitas Indonesia yang memproduksi cairan antiseptik dengan dana dari donatur untuk dibagikan gratis ke sejumlah rumah sakit-rumah sakit, klinik, kantor dan sekolah. Bahkan, desainer kebaya Anne Avantie sengaja memproduksi masker dan baju APD untuk disumbangkan ke sekitar 400 rumah sakit yang sudah mengirimkan pengajuan.
Bentuk bantuan terhadap sesama pada masa pandemi Covid-19 juga diberikan dalam bentuk pembagian makanan. Melakukan program ”Operasi Makan Gratis Bersama 1.000 Warteg” di wilayah Jabodetabek untuk menyajikan bantuan makanan siap santap setiap hari, menjalankan program beras gratis untuk warga prasejahtera dengan jumlah target sebanyak 100.000 KK.
Ada pula yang tergerak untuk membantu keluarga dari korban positif Covid-19. Seperti yang dilakukan oleh Yayasan Gerakan Sadar Bencana (GRAISENA). Yayasan tersebut memberi bantuan kepada keluarga korban Covid-19 yang menjalani isolasi 14 hari, syaratnya merupakan keluarga tidak mampu
Akun Intagram @rachelvennya Penanggulangan penularan virus corona (Covid-19) untuk para petugas medis di Indonesia melalui penggalangan dana di sebuah platform pengumpulan donasi. Aksi yang dilakukan lewat media sosial ini berhasil mengumpulkan dana senilai lebih dari 1 miliar rupiah.
Berbagai perusahaan dan lembaga pun turut berpartisipasi membantu. Ada yang bergerak dengan ikut serta melakukan penggalangan dana yang akan digunakan untuk membeli APD untuk tenaga medis, ada pula yang menggalang dana untuk memberikan bantuan pangan bagi keluarga yang terdampak Covid-19.
Sementara yang lain ikut menyediakan tendon air serta sabun cuci tangan di berbagai lokasi fasilitas umum. Bahkan, berbagai perusahaan telekomunikasi ikut serta memberikan kuota tambahan atau gratis demi mendukung aktivitas belajar, bekerja, dan beribadah di rumah.
Partisipasi publik seyogianya tidak menihilkan peran pemerintah. Ketegasan dan koordinasi yang lebih baik dari pemerintah juga dinantikan publik demi menyudahi dan menangani dampak pandemi Covid-19. (LITBANG KOMPAS)