Korona Meluas, Amankah Hewan Peliharaan?
Sementara banyak orang bekerja dan belajar di rumah, ada sebagian dari mereka yang memelihara hewan. Penyebaran virus Covid-19 melalui hewan peliharaan, mungkin menjadi kekhawatiran sebagian orang.
Kasus pertama hewan piaraan tertular penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus korona baru muncul di Hong Kong. Seekor anjing jenis Pomeranian dikatakan tertular dari pemiliknya yang positif Covid-19.
Laman Time pada 5 Maret 2020 memberitakan otoritas pemerintah Hong Kong melalui Departemen Pertanian, Perikanan, dan Konservasi secara resmi menyimpulkan terjadi kasus transmisi virus korona dari manusia ke hewan. Kasus ini membuat Hong Kong yang pertama melaporkan ke publik mengenai seekor anjing terinfeksi Covid-19 pada level yang rendah.
Kesimpulan tersebut diambil setelah otoritas Hong Kong berkonsultasi dengan ahli medis dan dokter hewan, juga Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan. Namun, tidak ditemukan bukti hewan tersebut dapat menularkan virus.
Kesimpulan tersebut setelah melakukan uji lebih dari dua kali terhadap sampel rongga hidung dan mulut anjing. Namun demikian, masih ada keraguan di antara para ahli dan otoritas kesehatan yang menyatakan tidak ada bukti yang kuat mengenai transmisi virus dari manusia ke hewan.
Ahli pengobatan pernapasan dari Chinese University of Hong Kong David Hui, yang pernah meneliti mengenai penularan penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada 2002-2003, menyebutkan pihak otoritas harus mengambil sampel darah sebanyak dua kali untuk uji antibodi Covid-19. Uji sampel darah yang pertama diambil saat hewan dicurigai terinfeksi dan dikarantina.
Sampel darah yang kedua diambil selang seminggu kemudian. Jika ada bukti ditemukan antibodi di dalam darah, baru bisa disimpulkan ada infeksi. Jika hasil spesimen hanya menunjukkan hasil positif yang lemah (weakly positive), hal itu bisa jadi baru menunjukkan adanya kontaminasi lingkungan, bukan infeksi.
Kehati-hatian dalam menyimpulkan terjadinya transmisi virus dari manusia ke hewan perlu dilakukan. Pendapat ini juga diutarakan oleh Vanessa Barrs, ahli yang mempelajari penyakit hewan piaraan pada City University of Hong Kong. Hasil tes berulang yang menunjukkan adanya infeksi ringan belum bisa dianggap hasil yang meyakinkan. Harus dikonfirmasi lewat tes darah yang menunjukkan hasil positif.
Sebelumnya, rilis yang dikeluarkan Asosiasi Dokter Hewan untuk Hewan-Hewan Kecil Dunia (The World Small Animal Veterinary Association/WSAVA) pada 29 Februari 2020 menyebutkan belum ada bukti yang kuat bahwa hewan piaraan dapat terinfeksi atau terjangkit penyakit Covid-19. Belum juga diketahui apakah hawan piaraan bisa sakit oleh virus korona baru yang dinamakan virus SARS-Cov-2 tersebut. Juga belum ada bukti hewan piaraan bisa menjadi sumber yang menularkan infeksi virus tersebut ke manusia. Namun, situasi masih terus berkembang dan segala informasi terbaru akan diumumkan ke publik.
Sejauh ini, meski di Hong Kong ditemukan kasus anjing piaraan yang dinyatakan positif Covid-19 dengan indikasi lemah, sejumlah ahli dan otoritas kesehatan seperti WHO dan WSAVA masih meragukan dan kesimpulan itu belum meyakinkan.
Kekhawatiran hewan piaraan di rumah dapat tertular virus berbahaya dari manusia bukan terjadi kali ini saja. Kepanikan pernah melanda warga Hong Kong ketika kasus penyakit SARS merebak pada 2003, di mana delapan kucing dan satu anjing dites dan dinyatakan positif terkena virus. Namun, saat itu tidak dilakukan tes darah untuk memeriksa antibodi. Sehingga tidak diketahui apakah hewan-hewan tersebut benar terinfeksi atau hanya terkontaminasi oleh lingkungan.
Ketika pemilik hewan piaraan batuk atau bersin, percikannya (droplet) bisa jatuh ke bawah di lingkungan sekitarnya dan mengenai hewan piaraan. Dalam kondisi tersebut hewan baru disebut terkontaminasi. Jika pun hewan terinfeksi, tidak ada bukti yang kuat hewan dapat menularkannya kembali kepada manusia. Itu sebabnya para ahli menyatakan tidak perlu panik tertular Covid-19 dari hewan. Juga dikatakan anjing bukanlah inang yang baik untuk tumbuh kembang virus, kata Vanessa Barrs.
Baca juga: Mewaspadai Lompatan Virus Korona dari Kelelawar
Korona dan Hewan
Kekhawatiran hewan kesayangan terjangkit Covid-19 belum terlalu kelihatan di Indonesia. “Memang banyak yang mulai menanyakan perihal piaraannya apakah bisa terkena virus korona atau tidak. Saya sampai menjelaskan seperti yang dilansir oleh WSAVA pada 29 Februari bahwa belum ada bukti yang kuat dan meyakinkan hewan piaraan bisa tertular virus korona dan menularkannya kembali ke manusia,“ kata dokter hewan Vici Eko Handayani dari Klinik Dokter Hewan Citrapet &Vet, Kota Bekasi.
Lebih lanjut dokter Vici mengatakan virus korona memiliki beberapa jenis seperti alpha, beta, gamma, dan delta. Hewan piaraan seperti kucing sejak dahulu sudah memiliki riwayat penyakit yang disebabkan oleh virus korona jenis alpha yang menyebabkan diare.
Senada dengan hal tersebut, dokter hewan Jemmy Mustafa yang berpraktik di Bandung menjelaskan hewan piaraan seperti kucing memiliki spesifik virus korona yang menyerang mereka. Namanya penyakit Feline Infectious Peritonitis (FIP) yang disebabkan oleh feline coronavirus.
Sejauh ini, meski di Hong Kong ditemukan kasus anjing piaraan yang dinyatakan positif Covid-19 dengan indikasi lemah, sejumlah ahli dan otoritas kesehatan seperti WHO dan WSAVA masih meragukan dan kesimpulan itu belum meyakinkan.
“FIP pada kucing materi genetiknya berbeda dengan Covid-19,” ujar dokter Jemmy. Merujuk pada laporan WSAVA, canine coronavirus dan feline coronavirus merupakan virus korona jenis alfa (alpha-coronaviruses). Virus korona jenis ini tidak berhubungan dengan virus korona yang sekarang banyak menyerang.
Virus korona SARS-Cov-2 merupakan virus korona jenis beta (beta-coronaviruses), yang diketahui menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit pernapasan akut. SARS-Cov-2 lebih berhubungan dengan SARS-Cov dibandingkan dengan MERS-Cov, tetapi keduanya merupakan virus korona jenis beta yang bersumber dari kelelawar.
FIP pada kucing juga bisa mematikan, tetapi virus korona pada FIP ini tercatat tidak menulari manusia, lanjut dokter Jemmy. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di laman resminya, beberapa jenis virus korona hanya bersirkulasi di hewan dan tidak menginfeksi manusia.
“Terkait kasus pasien anjing di Hong Kong yang terdeteksi positif Covid-19, tetapi tidak menunjukkan gejala klinis ini, pasien anjing ini harus ditangani dengan baik. Jika dibiarkan, ia bisa menjadi reservoir untuk terjadi perubahan genetik sehingga Covid-19 dapat menginfeksi hingga tahap terjadi gejala klinis,” papar dokter Jemmy.
Baca juga: Waspada Virus Korona, Pemprov DKI Disinfeksi Rumah Potong Hewan
Antisipasi
Setelah terungkapnya kasus hewan piaraan yang terjangkit Covid-19, meski positif lemah, kewaspadaan dalam menghadapi virus korona tetap harus dikedepankan. Rekomendasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Departemen Kesehatan Amerika Serikat (CDC) tetap menjadi patokan.
Ketika seseorang sudah dinyatakan positif Covid-19, sama halnya dengan ia membatasi kontak dengan manusia, ia juga harus membatasi kontak dengan hewan piaraan dan hewan lainnya. Ia tidak boleh memeluk, mencium, atau berbagi makanan dengan hewan piaraannya.
Percayakan pada orang lain untuk mengurus hewan piaraan, bukan menelantarkan atau bahkan membunuh hewan piaraan. Jika tetap harus merawat atau berada di sekitar hewan piaraan, harus mencuci tangan sebelum dan sesudah berinteraksi dengan hewan, serta gunakan masker.
Lalu apakah dokter hewan perlu memberi vaksin kepada hewan piaraan (anjing) untuk mengurangi risiko terkena virus korona SARS-Cov-2? Jawaban WSAVA adalah tidak perlu. Dokter hewan tidak perlu memberikan vaksin, seperti vaksin canine coronavirus, untuk melindungi hewan piaraan dari infeksi Covid-19.
Tidak ada bukti bahwa memvaksin anjing dengan vaksin komersial yang tersedia bebas akan memberikan perlindungan dari infeksi Covid-19 karena virus yang menyebabkan demam dan gangguan pernapasan adalah varian virus korona yang sangat berbeda. Tidak ada vaksin yang tersedia di pasaran saat ini yang dapat mengatasi infeksi virus korona pada pernapasan anjing.
Masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan hewan piaraannya tertular Covid-19. Seperti disampaikan dokter Jemmy, selama pemiliknya aman (bebas dari Covid-19), maka hewan piaraan di rumah aman. Hal yang penting adalah sebisa mungkin pulang dari beraktivitas sehari-hari di luar rumah langsung mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan hewan kesayangan. Perlakukan hewan kesayangan seperti menyayangi diri sendiri. (LITBANG KOMPAS)