Setelah Covid-19 Menembus 100.000 Kasus
Pada 7 Maret 2020, jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia yang telah dikonfirmasi melampaui 100.000 kasus. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan semua negara dan masyarakat untuk menekan penyebaran Covid-19.
Penyakit Covid-19 mewabah begitu luas dan cepat di dunia. Dalam waktu 67 hari sejak dilaporkan pertama kali pada 31 Desember 2019, Covid-19 sudah menjangkiti 101.927 orang.
Tembusnya angka 100.000 kasus Covid-19 di 93 negara/teritori membuka mata dunia akan bahaya wabah baru ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian mengeluarkan rilis mengingatkan semua negara dan masyarakat untuk menekan penyebaran Covid-19.
Refleksi WHO untuk memperlambat dan membatasi penyebaran virus ini ini setidaknya dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu lonjakan kasus, menyelamatkan lebih banyak orang, serta memberi ruang dalam upaya penemuan vaksinnya. Tiga aspek ini membutuhkan syarat, yaitu kolaborasi dunia, baik dari pemimpin negara maupun masyarakat dunia.
Lonjakan kasus Covid-19 menjadi aspek pertama yang harus dicermati. Hingga 10 Maret 2020, Covid-19 yang dilaporkan mencapai 113.672 kasus. Jumlah ini melonjak lebih tiga kali lipat jika dibandingkan satu bulan sebelumnya. Pada 9 Februari 2020 tercatat 37.558 kasus korona di 25 negara/teritori.
Kasus Covid-19 juga lebih banyak terjadi jika dibandingkan dengan penyakit sindrom pernapasan akut (severe accute respiratory syndrome/SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (Middle East respiratory syndrome/MERS).
Penyakit SARS menjangkiti 8.096 orang selama periode November 2002 hingga Juli 2003 (8 bulan). Sementara penyakit MERS menjangkiti 2.519 orang dalam periode panjang, sejak April 2012-Januari 2020 (8 tahun). Dari perbandingan itu terlihat bahwa tingkat kecepatan penyebaran virus korona baru ini lebih ganas daripada dua wabah terdahulu.
Jumlah korban jiwa akibat Covid-19 lebih banyak dibandingkan MERS ataupun SARS. Hingga 10 Maret 2020, Covid-19 sudah mengakibatkan 4.012 orang meninggal.
Bandingkan dengan jumlah korban MERS dan SARS. Pada periode April 2012-Januari 2020, sedikitnya 866 orang meninggal akibat penyakit MERS. Adapun penyakit SARS mengakibatkan 774 orang meninggal.
Wabah Covid-19 melanda 110 negara/teritori di dunia. Adapun jumlah negara yang terjangkit SARS sebanyak 27 negara dan 12 negara yang terdampak MERS.
Meski tingkat mortalitas dari penyakit Covid-19 masih relatif kecil, di angka sekitar 3 persen dari jumlah suspect/penderita (tergantung wilayah negara dan usia), kisah-kisah penderita yang meninggal sungguh menakutkan. Itulah sebabnya negara-negara berlomba memperkecil potensi penularan virus korona baru pada orang yang masih sehat untuk menekan jumlah korban.
Wilayah terpapar
Wabah Covid-19 memang mengkhawatirkan. Di wilayah Eropa, hingga 9 Maret 2020 terdapat 15.114 kasus Covid-19 dengan jumlah kematian mencapai 529 jiwa. Wabah korona menyerang Eropa dengan jumlah kasus terbanyak di Italia, Perancis, Jerman, Spanyol, Swiss, Inggris, Belanda, Swedia, Belgia, dan Norwegia.
Korban meninggal terbanyak terdapat di Italia dengan 463 orang. Disusul Perancis dengan 30 orang meninggal dan 25 orang di Spanyol.
Di wilayah Timur Tengah terdapat 5.013 kasus dengan 128 orang meninggal. Sementara, di wilayah Amerika terdapat 306 kasus dengan 11 orang meninggal.
Walau merambah di 104 negara/teritori, sebenarnya wabah korona tersebut dominan di enam negara. Keenamnya adalah China, Korea Selatan, Italia, Iran, Perancis, dan Jerman. Dari enam negara tersebut, terdapat 104.245 kasus Covid-19. Jumlah ini mencapai 95 persen dari total kasus yang terjadi di seluruh dunia.
Jika dirinci per negara, sebagian besar kasus Covid-19 terjadi di China, yaitu 73,9 persen kasus. Artinya, tiga dari empat kasus Covid-19 terjadi di daratan China.
Kasus di China dominan terjadi di Provinsi Hubei. Di wilayah tempat asal mula Covid-19 tersebut, terdapat 67.666 kasus korona dengan jumlah korban meninggal terbanyak di seluruh dunia, yaitu 2.959 orang.
Di luar China, Korea Selatan merupakan negara yang rawan wabah korona. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan mencatat, hingga 9 Maret 2020 terdapat 7.283 kasus Covid-19. Dari total kasus tersebut, terdapat dua kota yang paling banyak terkena, yaitu Daegu dan Gyeongbuk.
Di wilayah Daegu, terdapat 5.571 kasus, sedangkan di Gyeongbuk ada 1.107 kasus. Dari kedua kota tersebut menyumbang 90 persen kasus Covid-19 yang terjadi di seluruh Korea Selatan.
Mencermati wilayah-wilayah rentan penularan di atas, terdapat anjuran praktis dari WHO yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mengantisipasi penularan Covid-19.
Hal itu perlu dilakukan bagi mereka yang baru bepergian ke wilayah China, Korea Selatan, Italia, Iran, Perancis, dan Jerman. Antisipasi juga dapat dilakukan saat berinteraksi dengan mereka yang baru saja bepergian ke wilayah terdampak korona dan memiliki gejala sakit pernapasan.
Indonesia tidak lepas dari wabah korona. Pemerintah Indonesia mengumumkan dua warganya yang terjangkit Covid-19 pada 2 Maret 2020. Pengumuman itu dilakukan satu bulan sesudah Covid-19 ”menyentuh” kedekatannya dengan warga Indonesia.
Saat itu, 238 warga negara Indonesia dievakuasi pulang ke Tanah Air dari wilayah pusat penyebaran virus korona di Provinsi Hubei, China. Mereka dijemput di kota Wuhan dengan pesawat carter pada 1 Februari 2020.
Melihat perkembangan kasusnya, penyebaran penyakit Covid-19 di Indonesia terus meluas. Hal ini menyusul bertambahnya jumlah kasus positif penyakit tersebut menjadi 27 kasus per 10 Maret 2020.
Potensi sembuh
Negara China sebagai tempat awal berjangkitnya wabah ini telah melakukan sejumlah langkah seperti melibatkan masyarakat untuk mengidentifikasi orang yang sakit dan membawa mereka ke perawatan. Tindakan lain adalah menindaklanjuti riwayat kontak pasien terduga korona, menyiapkan rumah sakit dan klinik untuk mengelola lonjakan pasien, serta melatih lebih banyak petugas kesehatan.
Setiap upaya untuk menahan virus dan memperlambat penyebaran Covid-19 dilakukan dalam kerangka menyelamatkan lebih banyak nyawa warga dunia.
WHO juga menyemangati semua negara bahwa penyebaran virus ini dapat diperlambat melalui program pengendalian penyebaran virus korona baru.
Baca juga: Virus-virus yang Menggemparkan Dunia
Sekalipun telah mengakibatkan banyak orang meninggal, WHO menegaskan kepada negara-negara untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 agar tidak merugikan warga negara tersebut. Komitmen tersebut perlu diingatkan agar tidak banyak lagi warga tidak kehilangan semangat dan tetap bisa sembuh.
Hal ini karena berbagai kisah sembuh dari Covid-19 cukup memberi harapan dan melegakan. Data dari Johns Hopkins University dan Medicine menyebutkan 55 persen dari total 113.000 kasus Covid-19 di dunia telah berhasil sembuh. Tentu kita berharap angka ini akan terus naik.
Apalagi jika dibandingkan dengan penyakit sindrom pernapasan akut parah atau Severe Accute Respiratory Syndrome (SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah atau Middle East Respiratory Syndrome atau (MERS), tingkat kematian Covid-19 (mortalitas) masih lebih rendah.
Tingkat mortalitas SARS mencapai 9,6 persen dan angka kematian MERS lebih tinggi lagi, yaitu 34 persen. Artinya, jika melihat tingkat kematian dan kesembuhan pasien, wabah Covid-19 selayaknya tidak perlu menimbulkan kepanikan berlebih.
Melek informasi
Yang terpenting masyarakat tahu apa itu penyakit Covid-19 dan tahu di mana mencari sumber sebagai referensi untuk mengetahui perkembangan penyakit ini. Di laman WHO tersedia informasi tentang hal-hal yang telah diketahui dan belum diketahui tentang Covid-19, termasuk data perkembangan Covid-19 dari waktu ke waktu.
Perkembangan kasus Covid-19 juga bisa diakses di laman Johns Hopkins University dan Medicine dan laman Kementerian Kesehatan atau Pusat Penanggulangan di setiap negara.
Mengetahui perkembangan Covid-19 dari sumber kredibel perlu dilakukan sebagai salah satu upaya menekan angka penyebaran. Jangan sampai karena ketidaktahuan, masyarakat menjadi panik dan menambah problem lain di luar fokus penanggulangan wabah.
Dari informasi ini masyarakat juga dapat mencermati pola penyebaran dan waspada terhadap sejumlah lokasi wabah. Bukan hanya jumlah kasus dan korban meninggal, melainkan juga negara yang terpapar.
Hingga 18 Februari 2020, penelitian yang dijalankan belum menemukan adanya vaksin yang direkomendasikan untuk mencegah Covid-19. Tanpa adanya kerja sama dari negara-negara di dunia, makin sulit mencegah meluasnya kasus Covid-19 dan menghindarkan dunia dari wabah global yang mengganas. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Mengapa Harus Membayar Berita Daring?